Restoran berbintang Michelin diakui punya layanan dan menu jempolan, tapi klaim itu rupanya tak lepas dari kritik. Beberapa pihak menyebut ada restoran Michelin yang ternyata tidak seistimewa itu. Seperti apa pendapat mereka?
Mendapatkan penghargaan bintang Michelin dari Michelin Guide umumnya menjadi kebanggaan tersendiri untuk chef atau pemilik restoran. Artinya, konsep, kualitas pelayanan, dan menu yang mereka sajikan diakui enak oleh pakar kuliner.
Penghargaan bintang Michelin ini lantas ikut menjadi standar orang-orang dalam memilih tempat makan. Mereka menganggap restoran yang sudah meraih bintang Michelin sudah pasti layak dikunjungi.
Sayangnya anggapan tersebut tak selamanya tepat. Beberapa orang yang mengunjungi restoran berbintang Michelin ternyata mendapati pelayanan, kualitas, atau rasa makanan yang disajikan tak seistimewa itu.
Merangkum Mashed (20/3), inilah 5 restoran Michelin yang dianggap 'overrated' alias kualitasnya tak seistimewa yang dibayangkan:
1. Noma - Copenhagen
Restoran Noma di Copenhagen, Denmark terkenal sebagai salah satu restoran terbaik di dunia. Untuk mendapat tempat bersantap di sini pun terbilang sulit karena tamu harus reservasi dari jauh-jauh hari.
Noma menyajikan aneka hidangan kreatif bersumber bahan makanan lokal. Dengan keistimewaan tersebut, Noma meraih 2 bintang Michelin pada 2019 dan naik tingkat dengan 3 bintang Michelin pada 2021.
Sayangnya konsep Noma dianggap Tyler Cohen dari media The Washington Post tak lagi relevan setelah pandemi Covid-19. Menurutnya, tamu kini lebih memilih menyantap makanan enak yang praktis, cepat, dan terjangkau dari segi harga. Semua hal itu tidak didapat dari menu Noma.
Tak hanya itu, Noma juga diterpa isu buruk karena tidak menepati janji untuk bayar honor pekerja magang. Isunya lagi, aturan di dapur mereka begitu kaku sampai melarang adanya kesenangan atau tawa di dapur.
2. Bros' - Lecce
Bro's di Leece, Italia baru-baru ini mendapat kritik tajam atas pelayanan dan makanan aneh yang mereka sajikan. Padahal sebelumnya restoran ini terkenal dengan pelayanan bintang 5. Menunya juga istimewa dimana tamu bisa mencicipi hidangan 27 course yang unik.
Chef di restoran itu, Isabella Poti bahkan menjadi salah satu chef paling muda yang restorannya dianugerahi bintang Michelin. Sayangnya restoran ini tak lepas dari kritik penulis makanan Geraldine DeRuiter. Ia menilai pengalamannya santap di sana selama 4 jam tak menyenangkan.
DeRuiter dan teman-temannya mengaku masih lapar setelah pulang dari sana karena porsi makanan yang kecil. Beberapa makanan juga dinilai aneh seperti es krim zaitun yang asin dan keju ricotta yang tengik. Tempat bersantapnya juga panas dan dinilai mengintimidasi.
3. Alchemist - Copenhagen
Restoran bintang Michelin selanjutnya yang dapat kritik, Alchemist di Copenhagen. Dari sekitar menu 50-course yang disajikan, beberapa menu mereka dianggap ekstrem. Salah satunya "the tongue kiss" yaitu es loli yang dibentuk seperti lidah sungguhan dan dianjurkan untuk dimakan dengan cara menjilatnya.
Lalu ada menu irisan otak kambing yang disajikan bersama jus cherry merah dan menu bentuk kepala manusia yang mengandung foie gras. Kritik tajam lainnya, Alchemist disebut menyajikan champagne tak enak, harga menunya mahal, dan pelayannya agresif.
Simak Video "Video K-Talk: Dinamika Ahn Sung Jae 'Culinary Wars' Temukan Jalannya Sebagai Chef"
(adr/odi)