Hadir Sejak Zaman Perang, Bubor Paddas Jadi 'Penolong' Masyarakat Sambas

Hadir Sejak Zaman Perang, Bubor Paddas Jadi 'Penolong' Masyarakat Sambas

Diah Afrilian - detikFood
Jumat, 03 Feb 2023 07:00 WIB
Bubor Paddas dan Bubur Ambo
Foto: detikcom
Singkawang -

Bubor paddas asal kabupaten Sambas, Kalimantan Barat sudah disajikan sejak masa kerajaan. Makanan ini memiliki sejarah panjang, bahkan sempat menyelamatkan masyarakat Sambas dari kelaparan.

Daerah yang kini dikenal sebagai kabupaten Sambas, dahulunya merupakan wilayah yang dipimpin oleh Kesultanan Sambas. Hal ini berdampak pada kebudayaan kuliner yang berkembang di daerahnya.

Ada sajian khas di daerah Sambas yang bahkan masih disajikan sampai sekarang, yaitu bubor paddas yang menjadi saksi sejarah masyarakat Sambas pada masa peperangan. Mengunjungi Warung Bendahre bersama Pusaka Rasa Nusantara (23/1), detikFood mendapat banyak informasi dari pemilik warung bernama Nova Irianti yang ternyata masih keturunan Kesultanan Sambas.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Hidangan bernama bubor paddas telah melalui perjalanan panjang dan seolah menjadi penyelamat bagi masyarakat Sambas. Sayangnya, masih banyak orang yang belum mengenal baik tentang bubor paddas dan bubur ambo sebagai makanan khas Sambas.

Berikut ini 5 fakta bubor paddas dan bubur ambo hidangan khas Kesultanan Sambas:

Bubor Paddas dan Bubur AmboBukan berarti pedas, bubor paddas berarti bubur yang terbuat dari sayur-sayuran. Foto: detikcom

1. Namanya sering disalahartikan

Selama membuka tempat makan miliknya sejak tahun 2006, Nova mengatakan banyak orang yang ternyata masih belum mengenal bubor paddas. Bubor paddas justru disebut oleh masyarakat sebagai 'bubur pedas' padahal rasanya tidak pedas sama sekali.

ADVERTISEMENT

Nyatanya kata 'paddas' berasal dari bahasa Sanskerta yang berarti sayuran. Hal ini lantaran pada awalnya bubur paddas disajikan menggunakan 40 macam sayur-sayuran dan bahan-bahan lainnya untuk dimasak.

Ciri khas bubor paddas ada pada daun kesum yang banyak tumbuh di Kalimantan dengan aroma wangi yang menggiurkan. Penggunaan banyak macam sayuran ini yang membuat hidangan tersebut diberi nama bubor paddas atau yang berarti bubur sayur-sayuran.

2. Hidangan turun temurun

Bubor paddas konon disajikan sejak masa peperangan Kesultanan Sambas di mana banyak masyarakat yang harus pergi kehutanan untuk berperang. Persediaan makanan yang terbatas membuat masyarakat Sambas harus berpikir kreatif demi tidak kelaparan.

Kondisi gunung, bukit dan hutan yang hanya menyediakan berbagai makanan nabati membuat masyarakat Sambas berpikir untuk mencampurkan berbagai sayuran yang ditemuinya. Bubor paddas tetap menggunakan beras sebagai bahan utamanya, hanya saja komposisi berasnya lebih sedikit daripada sayur agar memberikan rasa kenyang yang lebih lama selama berada di hutan.

Dalam bubor paddas beberapa sayuran yang digunakan misalnya jagung manis, wortel, tauge, daun pakis, rebung, gambas atau oyong, ubi jalar, kangkung dan masih banyak lainnya. Tetapi karena menyesuaikan dengan selera masyarakat saat ini, Nova menyajikan bubor paddas yang isiannya bisa dipesan sesuai selera.

Fakta bubor paddas dan bubur ambo lainnya ada di halaman berikutnya.

3. Perubahan komposisi bahan

Nova mengatakan sulit rasanya untuk menyajikan bubor paddas seperti pertama kali menu tersebut dihidangkan. Selain selera masyarakat yang berubah, ada banyak faktor lain yang membuatnya tak lagi menyajikan bubor paddas dengan 40 jenis sayuran.

Bubor paddas yang disajikan dengan 40 jenis sayuran diakuinya terakhir dicoba saat orang tuanya masih sering memasakannya. Kini ada banyak sayuran yang mulai sulit untuk dibeli di pasar hingga beberapa yang hanya tersedia di tengah hutan.

Menyadari sumber daya alam yang tak lagi memungkinkan untuk memenuhi kebutuhan membuat bubor paddas, maka Nova membuatnya lebih modern. Nova juga menyadari bahwa generasi penerus semakin rendah minatnya untuk mengonsumsi sayur-sayuran yang beragam.

4. Bubur ambo yang lebih mengenyangkan

Bubor Paddas dan Bubur AmboSelain bubor paddas, ada juga bubur ambo khas kabupaten Sambas, Kalimantan Barat yang tak kalah nikmat. Foto: detikcom

Selain bubor paddas, ada juga hidangan bubur lainnya dari Kesultanan Sambas yang berusaha dilestarikan oleh Nova. Bernama bubur ambo, hidangan yang satu ini berbeda dengan bubor paddas dengan cita rasa yang lebih gurih dan menyenangkan.

Hampir mirip dengan bubur di tempat lain, bubur ambo tetap menggunakan sayuran sebagai campurannya. Bubur ambo dibuat dari beras yang dimasak dengan santan kemudian ditambahkan dengan daun pakis ke dalamnya.

Sebelum disajikan bubur ambo akan ditambah taburan kacang goreng dan ikan teri di bagian atasnya. Ketika dinikmati selagi hangat, cita rasanya yang gurih lembut paling nikmat disantap sebagai menu sarapan.

5. Memiliki tujuan mulia

Nova yang masih memiliki garis keturunan dari Kesultanan Sambas awalnya hanya berniat untuk melestarikan kuliner warisan nenek moyangnya dalam bentuk warung makan. Ia memilih nama Warung Bendahre juga terinspirasi dari kakeknya yang mendapatkan gelar Datuk Bendahre dari kesultanan Sambas.

Hanya bermodalkan belajar memasak dari orang tuanya, Nova mengembangkan keahliannya sebagai modal untuk membangun sebuah tempat makan. Tetapi untuk membuatnya berbeda dan tetap digemari sepanjang masa, ia memiliki trik yang unik.

Jika biasanya bubor paddas sudah dimasak dalam jumlah yang banyak, Nova lebih memilih untuk memasaknya ketika ada pesanan saja. Cara ini dinilai Nova akan membuat bubor paddas lebih lezat sehingga akan mudah disukai lebih banyak orang.

(dfl/adr)

Hide Ads