Bubor paddas asal kabupaten Sambas, Kalimantan Barat sudah disajikan sejak masa kerajaan. Makanan ini memiliki sejarah panjang, bahkan sempat menyelamatkan masyarakat Sambas dari kelaparan.
Daerah yang kini dikenal sebagai kabupaten Sambas, dahulunya merupakan wilayah yang dipimpin oleh Kesultanan Sambas. Hal ini berdampak pada kebudayaan kuliner yang berkembang di daerahnya.
Ada sajian khas di daerah Sambas yang bahkan masih disajikan sampai sekarang, yaitu bubor paddas yang menjadi saksi sejarah masyarakat Sambas pada masa peperangan. Mengunjungi Warung Bendahre bersama Pusaka Rasa Nusantara (23/1), detikFood mendapat banyak informasi dari pemilik warung bernama Nova Irianti yang ternyata masih keturunan Kesultanan Sambas.
Hidangan bernama bubor paddas telah melalui perjalanan panjang dan seolah menjadi penyelamat bagi masyarakat Sambas. Sayangnya, masih banyak orang yang belum mengenal baik tentang bubor paddas dan bubur ambo sebagai makanan khas Sambas.
Berikut ini 5 fakta bubor paddas dan bubur ambo hidangan khas Kesultanan Sambas:
![]() |
1. Namanya sering disalahartikan
Selama membuka tempat makan miliknya sejak tahun 2006, Nova mengatakan banyak orang yang ternyata masih belum mengenal bubor paddas. Bubor paddas justru disebut oleh masyarakat sebagai 'bubur pedas' padahal rasanya tidak pedas sama sekali.
Nyatanya kata 'paddas' berasal dari bahasa Sanskerta yang berarti sayuran. Hal ini lantaran pada awalnya bubur paddas disajikan menggunakan 40 macam sayur-sayuran dan bahan-bahan lainnya untuk dimasak.
Ciri khas bubor paddas ada pada daun kesum yang banyak tumbuh di Kalimantan dengan aroma wangi yang menggiurkan. Penggunaan banyak macam sayuran ini yang membuat hidangan tersebut diberi nama bubor paddas atau yang berarti bubur sayur-sayuran.
2. Hidangan turun temurun
Bubor paddas konon disajikan sejak masa peperangan Kesultanan Sambas di mana banyak masyarakat yang harus pergi kehutanan untuk berperang. Persediaan makanan yang terbatas membuat masyarakat Sambas harus berpikir kreatif demi tidak kelaparan.
Kondisi gunung, bukit dan hutan yang hanya menyediakan berbagai makanan nabati membuat masyarakat Sambas berpikir untuk mencampurkan berbagai sayuran yang ditemuinya. Bubor paddas tetap menggunakan beras sebagai bahan utamanya, hanya saja komposisi berasnya lebih sedikit daripada sayur agar memberikan rasa kenyang yang lebih lama selama berada di hutan.
Dalam bubor paddas beberapa sayuran yang digunakan misalnya jagung manis, wortel, tauge, daun pakis, rebung, gambas atau oyong, ubi jalar, kangkung dan masih banyak lainnya. Tetapi karena menyesuaikan dengan selera masyarakat saat ini, Nova menyajikan bubor paddas yang isiannya bisa dipesan sesuai selera.
Fakta bubor paddas dan bubur ambo lainnya ada di halaman berikutnya.