Bakmi ayam menjadi menu favorit banyak orang sepanjang masa. Berasal dari China kemudian diadaptasi menjadi kuliner Indonesia yang lezat. Begini sejarahnya!
Bakmi ayam merupakan hidangan mie berkuah kaldu gurih dengan topping daging ayam. Rasanya gurih nikmat, tak heran kalau banyak orang menyukai bakmi ayam.
Meskipun populer di Indonesia, sebenarnya bakmi bukanlah makanan 'asli' Indonesia. Mengulik sejarahnya, bakmi berasal dari China.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Wira Hardiansyah, seorang travelling chef dan sejarawan kuliner menjelaskan kepada detikFood tentang sejarah bakmi. Benar adanya kalau bakmi berasal dari China. Sudah ada sejak zaman Dinasti Han dan Wira menjelaskan kalau tepatnya banyak yang mengonsumsi dari China Utara.
"China-nya ini dari China Utara. China Utara ini yang biasanya mengonsumsi tepung-tepungan, gandum gitu. Makanya olahan-olahannya terbuat dari tepung, mie, bakpao, gitu lho," cerita Wira Hardiansyah kepada detikfood via Zoom Meeting (13/1).
Baca Juga: 5 Bakmi Ayam Kampung di Jakarta Barat yang Mulur Gurih
![]() |
Wira juga menjelaskan kalau ada 2 tipe mie pada saat itu. Ada mie yang terbuat dari tepung dan telur, serta mie dari tepung dan daging.
Kemudian, mie ini dibawa oleh orang China ke Indonesia. Wira menjelaskan hidangan bakmi ini muncul setelah perang antara Tentara Mongolia dan Singasari (Jawa).
"Nah zaman dulu itu kalau mau pulang (balik ke negaranya) tidak semudah sekarang. Pada saat menunggu itulah mereka (Tentara Mongolia) berinteraksi dengan masyarakat sekitar, terutama perihal bahan makanan," ujar Wira Hardiansyah.
"Mereka mengolah makanan dari kebudayaan mereka, menggantinya dengan bahan sekitar," lanjutnya.
Berawal dari jenis mie yang dipakai, kemudian topping yang digunakan untuk menyajikan bakmi. Jika melihat arti bakmi dalam bahasa China, bak merupakan babi dan mi (mien) adalah olahan berbahan tepung yang panjang atau dikenal dengan mie.
![]() |
Bakmi ini juga awalnya menggunakan topping daging babi. Kemudian, dimodifikasi menggunakan daging ayam atau ikan yang lebih mudah didapat. Modifikasi topping ini hadir di era Chengho, seorang Laksamana Muslim yang mengembara di masa itu.
Bakmi sendiri sebenarnya memiliki racikan rasa yang gurih dengan rasa 'asli' yang dominan. Misalnya pada tesktur mie yang masih kenyal, lalu penggunaan topping yang gurih untuk mempertahankan cita rasa.
Berbeda dengan bakmi ayam yang sudah dipadukan cita rasa Indonesia. Tentunya diolah dengan tambahan bumbu yang medok, terutama untuk topping bakmi itu sendiri.
Baca Juga: Mie Bejo's: Bakmi Ayam Viral Mirip Racikan Resto Terkenal Seharga Rp 16 Ribu
Lantas, bagaimana perkembangan bakmi ayam saat ini?
![]() |
Wira Hardiansyah menjelaskan kalau kebudayaan Indonesia sangat kaya, ditambah tingkat kreativitas orang Indonesia membuat kreasi bakmi semakin beragam. Hal ini terlhat pada pemilihan topping bakmi.
Belakangan viral bakmi dengan kuah kaldu gurih yang diberikan topping olahan daging sapi. Ada yang menggunakan bagian brisket dan se'i sapi.
Ada juga beberapa penjual bakmi ayam dengan topping berbeda. Bukan bumbu kecap, melainan daging ayam panggang atau asap yang menambahkan aroma smokey. Beberapa penjual bakmi juga menggunakan topping bebek peking lezat.
Menurut Wira, kreasi bakmi yang belakangan ini hits bisa menjadi ciri khas (budaya) makanan baru kalau dapat bertahan selama 10 tahun. Kalau hanya beberapa tahun saja dan mudah redup, artinya hanya 'kekinian'.
"Artinya kalau bisa upstain selama 10 tahun akan menjadi budaya. Dari bakmi brisket atau smoked chicken, kalau dia tidak bisa bertahan dalam 10 tahun ya paling hanya kuliner kekinian sementara," jelas Wira Hardiansyah.
Baca Juga: Gurih Mantap! Bakmi Topping Daging Kepiting Bisa Dinikmati di 5 Tempat Ini
(yms/adr)