Diberikan uang bulanan yang minim, seorang mahasiswa di Malaysia terpaksa berhemat. Dirinya bahkan harus rela makan makanan sisa dari sebuah restoran.
Kesulitan ekonomi kini terjadi dan melanda banyak masyarakat di dunia. Inflasi dan kenaikan harga-harga kebutuhan pokok membuat banyak orang kesulitan untuk memenuhi kebutuhannya sehari-hari.
Terlebih bagi orang tua yang masih menanggung pendidikan anak-anaknya dan merantau jauh dari rumah. Banyak para perantau yang harus menekan hawa nafsunya dan berhemat demi kelangsungan hidup dan tidak memberatkan orang tuanya.
Kisah yang membuat hati miris ini salah satunya terjadi di Malaysia. Seorang mahasiswa yang datang dalam kondisi kelaparan tetapi tak punya uang diungkapkan oleh seorang pemilik restoran cepat saji.
![]() |
Mengutip World of Buzz (3/1) seorang pelanggan di restoran cepat saji pada salah satu mall di Petaling Jaya, Malaysia membagikan kisah mengharukan. Pelanggan bernama Siti mengaku melihat mahasiswa berusia 20 tahun yang sedang menghabiskan makanan sisa pelanggan lain.
Menurut informasi yang didapatkan, mahasiswa tersebut merupakan mahasiswa kedokteran dari salah satu universitas di Petaling Jaya. Anak itu mengatakan orang tuanya hanya seorang buruh yang tinggal di Melaka, Malaysia.
Akibat kesulitan ekonomi yang dialami keluarganya, ia hanya diberi uang bulanan RM 100 atau setara dengan Rp 354.000 saja. Hal ini memaksanya untuk hidup dengan sangat berhemat termasuk ketika membeli makan.
Penasaran dengan alasannya, Siti yang berada di dekat anak itu bertanya mengapa dirinya memilih untuk makan makanan sisa di restoran? Mahasiswa itu kemudian menjawab bahwa makanan sisa di restoran cepat saji adalah hidangan terbaik yang bisa dikonsumsinya.
![]() |
"Aku hanya akan pergi ke sini sekitar jam 9 malam dan bertanya apakah ada makanan sisa, mereka biasanya akan memberikan makanan sisa itu yang seharusnya akan dibuang saat malam hari. Sisa makanannya masih layak makan tetapi jika tidak ada sisa maka aku akan kembali ke asrama dengan kelaparan," ungkap mahasiswa itu.
Seorang aktivis yang dikenal bernama Uncle Kentang akhirnya menyambangi mahasiswa tersebut dan mentraktirnya makan malam dengan puas. Saat ditengah waktu makan, mahasiswa itu mengatakan dirinya sudah tidak makan sup dalam waktu yang lama dan merasa sangat berterima kasih.
Selama semalaman, Uncle Kentang menemani mahasiswa tersebut dan mendengarkan seluruh ceritanya. Termasuk ketika ia bercerita bahwa dirinya bisa menempuh kuliah kedokteran setelah mendapat beasiswa senilai RM 250.000 atau setara dengan Rp 884 juta.
Tetapi masih ada biaya yang dibebankan senilai RM 5.000 atau setara dengan Rp 17 juta yang harus dibayarkan orang tuanya. Untuk membantu kehidupan anak tersebut selama menjalani studinya Uncle Kentang berusaha membantunya dan membuka donasi bagi orang baik yang juga berkenan untuk menolong.
Simak Video "Gurihnya Sate Saikoro dan Segarnya Es Sinar Garut"
[Gambas:Video 20detik]
(dfl/odi)