Fakta Croissant, Pastry Prancis yang Terinspirasi dari Kue Asal Austria

Croissant dikenal sebagai pastry Prancis berupa roti berbentuk tapal kuda atau bulan sabit. Namun, ada beberapa fakta lain dari croissant yang jarang diketahui.

Tak hanya sekadar roti biasa, tapi croissant memiliki adonan yang berlapis buttery dan teksturnya berongga-rongga. Roti berongga yang bentuknya mirip bulan sabit ini diketahui berasal dari Prancis.

Croissant biasanya dinikmati sebagai menu sarapan atau teman minum kopi. Roti bulan sabit ini biasa ditawarkan dengan rasa original, almond, cokelat, dan lainnya.

Dilansir dari Sacre Blue (7/11/2021), ada beberapa fakta menarik seputar croissant yang jarang diketahui. Seperti inspirasi awal pembuatan hingga ragam bentuk croissant.

Baca Juga: 5 Kafe ini Punya Croissant Enak, Tempatnya Asyik Buat Santai

Berikut fakta menarik croissant:

1. Terinspirasi dari kue asal Austria

Croissant Foto: Getty Images/iStockphoto/Nilufer

Croissant yang merupakan pastry asal Prancis ini ternyata dibuat dari inspirasi kue asal Austria bernama kipferl yang memiliki arti 'bulan sabit'. Pada abad ke-13 atau sekitar tahun 1682, roti kipferl ditawarkan oleh sebuah toko roti yang kemudian menginspirasi orang lain untuk meniru bentuk roti tersebut.

Jim Chevallier, seorang sarjana independen dan penulis buku 'August Zang and the French Croissant: How Viennoiserie Came to France' mengatakan bahwa meskipun croissant mungkin berasal dari Austria, orang Prancis membuatnya sendiri. Diberikan nama croissant yang juga memiliki arti bulan sabit. Croissant dikenalkan oleh August Zang yang membuka toko roti Viennese di Paris.

Kipferl asal Austria teksturnya seperti roti pada umumnya, sedangkan croissant lebih mengembang. Bagian dalamnya juga berongga seperti sarang lebah, berasal dari setiap lapisan adonan.

2. Ditetapkan Jadi Produk Nasional Prancis Tahun 1920

Croissant ditetapkan menjadi produk nasional Prancis pada tahun 1920. Bahkan, roti berongga ini juga termasuk produk mewah pada saat itu.

Namun, predikat mewah itu berakhir pada abad ke-19 dan membuat croissant turun menjadi hidangan untuk kelas menengah. Karena, pada saat itu orang kaya atau kalangan atas di Prancis lebih menyukai roti brioche.

Baca Juga: Croissant 'Butterman' yang Hits di Bali, Buka Toko Pop-up di Jakarta