Ini Kopi Jagung, Kopi Wong Melarat di Zaman Belanda

Ngopi Yuk

Ini Kopi Jagung, Kopi Wong Melarat di Zaman Belanda

Riska Fitria - detikFood
Selasa, 15 Nov 2022 07:30 WIB
Kopi
Foto: iStock
Jakarta -

Kerap dipandang negatif, kopi jagung ternyata pernah menjadi tren. Kopi jagung ini identik dengan kaum melarat atau miskin pada zaman kolonial Belanda.

Sesuai namanya kopi jagung merupakan kopi yang dicampur dengan biji jagung. Terciptakan kopi jagung ini juga memiliki sejarah panjang. Sejatinya, kopi jagung sudah ada sejak zaman kolonial Belanda.

Sejak saat itu, racikan kopi jagung banyak diminati orang terutama rakyat jelata. Itu karena harganya yang terbilang murah. Kopi jagung memiliki karakteristik yang unik.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Rasanya tidak terlalu pahit seperti kopi murni. Rasanya lebih cenderung gurih karena persentase campuran jagungnya lebih banyak daripada kopi. Persentasenya adalah 1:7.

1. Sejarah Kopi Jagung

ADVERTISEMENT
KopiPada masa kolonial Belanda di Indonesia, pasokan kopi sangat minim. Oleh karena itu harga kopi menjadi mahal. Foto: iStock

Dikutip dariBlackflakescoffee.com (25/5/2017), pada masa kolonial Belanda di Indonesia, pasokan kopi sangat minim. Oleh karena itu harga kopi menjadi mahal.

Masyarakat dengan ekonomi kelas bawah tentu tidak bisa membeli kopi. Kemudian, muncul sebuah ide untuk mengatasi kelangkaan kopi, yakni dengan mencampur kopi dan jagung.

Jagung kaya akan karbohidrat membuat kopi jagung memberikan efek kenyang setelah mengonsumsinya. Karena itulah kopi jagung begitu disukai oleh masyarakat, terutama rakyat melarat.

Baca Juga: Bangkitkan Gairah Seks, Pria Cukup Minum 2 Cangkir Kopi Sehari

2. Cara Membuat Kopi Jagung

Sama seperti kopi murni, kopi jagung dibuat dengan menyangrai biji jagung dan biji kopi. Setelah matang, kemudian digiling sampai halus, lalu bisa langsung diseduh dengan air panas.

Secara tampilan, kopi jagung terlihat mirip dengan kopi murni. Karenanya kopi jagung ini banyak dimanfaatkan oleh oknum nakal untuk membuat produk kopi kemasan.

Banyak produsen kopi yang kemudian memproduksi kopi bubuk kemasan yang dicampur dengan jagung untuk mengurangi biaya produk dan mendapat untung yang banyak.

Karena itulah membuat kopi jagung dipandang negatif oleh penikmat kopi. Padahal dulu, masyarakat sengaja mencampur kopi dan jagung karena alasan ekonomi.

3. Kopi Jagung Mulai Jarang Ditemui

KopiKini kopi jagung mulai jarang ditemui. Itu karena biji kopi murni mulai banyak didapatkan di pasaran. Foto: iStock

Kini kopi jagung mulai jarang ditemui. Itu karena biji kopi murni mulai banyak didapatkan di pasaran, sehingga sekarang jarang orang membuat kopi jagung.

Sekarang ini penikmat kopi lebih menginginkan kopi murni dengan cita rasa yang lebih kuat. Meski begitu, masih ada penjual nakal yang mengaku menjual kopi murni padahal dicampur jagung.

Baca Juga: Hari Ini Terakhir! Pencinta Kopi, Ini Kemeriahan Jakarta Coffee Week 2022

4. Perbedaan Kopi Murni dan Kopi Jagung

Namun jangan khawatir, kamu bisa membedakan antara kopi murni dengan kopi jagung. Pertama bisa dilihat dilihat sebelum disangrai. Namun ketika digiling akan sulit mengenalinya.

Kedua, bisa membedakan dari aromanya. Aroma kopi murni lebih lembut, berbeda dengan kopi jagung yang beraroma kimiawi dan lebih tajam. Perbedaan ketiga ada pada rasanya.

Kopi murni memiliki cita rasa yang pahit atau asam. Sementara kopi jagung memiliki rasa yang lebih gurih, karena persentase jagung lebih banyak. Jadi rasa pahit dan asamnya tidak begitu terasa.

Baca Juga: Ini Alasan Minum Kopi Bisa Bikin Perut Mulas hingga Diare

Halaman 2 dari 2


Simak Video "Pelari Newbie Jangan Gegabah!"
[Gambas:Video 20detik]
(raf/odi)

Hide Ads