Berhenti Jadi Akuntan, Wanita Ini Sekarang Sukses Jualan Martabak

Berhenti Jadi Akuntan, Wanita Ini Sekarang Sukses Jualan Martabak

Atiqa Rana - detikFood
Kamis, 03 Nov 2022 13:30 WIB
Berhenti Jadi Akuntan, Wanita Ini Sekarang Sukses Jualan Martabak
Foto: 8days.sg / Alvin Lim
Jakarta -

Tampaknya kerja kantoran bukan impian utama banyak orang. Beberapa dari mereka pilih keluar dan memulai bisnis, seperti yang dilakukan eks akuntan ini dalam menjual martabak.

Kerja kantoran mungkin terlihat lebih bergengsi, tapi tidak semua orang punya tujuan utama untuk menjadi pekerja kantoran. Banyak kejadian menunjukkan bagaimana para pekerja tersebut justru hengkang dari pekerjaan lamanya dan memilih untuk memulai bisnis sendiri.

Bisnis yang dilakukan beragam, namun tak sedikit dari mantan pekerja yang memilih untuk menjalankan bisnis kuliner. Seperti pilihan wanita millennial ini.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Eva Lee sebelumnya bekerja sebagai seorang akuntan di salah satu perusahaan di Singapura. Tetapi, Eva memilih untuk meninggalkan pekerjaan kantor yang nyaman itu untuk memulai suatu hal baru, lapor 8days.sg (29/10).

Lulusan diploma akuntansi itu memulai kehidupan barunya dengan beralih profesi sebagai seorang penjual makanan. Makanan yang dijualnya adalah min jiang kueh atau hidangan Singapura yang mirip seperti martabak manis.

ADVERTISEMENT

Eva Lee memberanikan diri untuk membuka warung martabaknya sendiri pada Desember 2020. Ia menjadi salah satu generasi baru dari penjual muda di Singapura yang berani menantang dirinya untuk menjalankan bisnis kuliner.

Menjalani pekerjaan sebagai seorang akuntan selama tujuh tahun membuat Eva cukup nyaman. Tetapi ketika menjelang akhir bulan, pekerjaannya selalu menegangkan. Untuk itu, Eva berpikir untuk memulai bisnis sendiri dengan harapan bisa menghasilkan lebih banyak keuntungan.

Berhenti Jadi Akuntan, Wanita Ini Sekarang Sukses Jualan MartabakKini, mantan akuntan tersebut selalu bangun pagi untuk menyiapkan adonan martabak yang akan dijualnya. Foto: 8days.sg / Alvin Lim

Peralihan profesi ini tentunya membawa dampak berbeda pada keseharian Eva. Sebagai seorang akuntan, wanita 29 tahun itu kesehariannya berada di kantor dengan ruangan ber-AC. Tetapi semenjak menjual martabak, 'kantor' Eva Lee menjadi kedai kopi kecil yang berada Toa Payoh Lor 4, Singapura.

Tak seperti kebanyakan penjual martabak manis di Indonesia yang baru buka sore menjelang malam, warung martabak milik Eva ini sudah buka sejak pagi. Eva Lee selalu berangkat pukul 5 lalu langsung memanaskan wajan dan menyiapkan adonan martabak sebelum pelanggannya berdatangan.

"Kadang-kadang, pelanggan tetap saya bahkan sudah ada di sana sebelum saya membuka warung," ujar penjual martabak ini.

Sebelumnya Eva Lee tidak punya keterampilan dalam membuat martabak. Karenanya, ia ikut program yang diadakan oleh salah satu restoran Min Jiang Kueh Granny's Pancake di Dunman Food Centre.

Sayangnya, permulaan bisnis itu tidak sesuai dengan yang Eva harapkan. Penjual martabak ini hanya menerima gaji sekitar $1.800 atau Rp 20 juta per bulan, setengah dari penghasilan sebelumnya.

Sampai pada akhirnya, penjualan bisnisnya berubah setelah unggahan dari grup foodie di Facebook Can Eat! Yang membuat lonjakan besar dalam penjualan martabaknya itu. Eva menjadi semangat berjualan dan berharap ia bisa mencari lokasi yang lebih baik.

"Kami sangat berterima kasih atas bantuannya, tetapi kami tidak menyangka begitu banyak pelanggan baru datang untuk mencoba makanan kami," ucapnya.

Berhenti Jadi Akuntan, Wanita Ini Sekarang Sukses Jualan MartabakInilah tampilan martabak atau Min Jiang Kueh yang dijual oleh Eva. Isianya beragam mulai dari kacang hingga cokelat. Foto: 8days.sg / Alvin Lim

Jika dilihat sekilas, Min Jiang Kueh Singapura ini terlihat begitu mirip dengan martabak manis yang ditemukan di Indonesia. Pada dasarnya adonannya memang serupa, hanya saja mereka biasa menjual per potong dan beberapa ditambah dengan krim jagung.

Menu martabak yang dijual oleh Eva mulai dari rasa kacang, kacang merah, kelapa, dan cokelat yang dibanderol per potongnya $1.30 atau Rp 14 ribuan saja.




(aqr/adr)

Hide Ads