Kronologi Bakery Korea Diboikot: Pegawai Tewas di Pabrik hingga Disorot Presiden

Kronologi Bakery Korea Diboikot: Pegawai Tewas di Pabrik hingga Disorot Presiden

Andi Annisa Dwi R - detikFood
Jumat, 28 Okt 2022 12:30 WIB
Ilustrasi bakery/toko roti
Foto: Getty Images/iStockphoto/Explora_2005
Jakarta -

Paris Baguette, bakery terkenal di Korea Selatan belakangan ramai diboikot karena dianggap tidak simpati dengan insiden maut yang menewaskan seorang pegawai pabriknya. Begini kronologinya.

Paris Baguette adalah jaringan bakery populer asal Korea Selatan yang cabangnya tersebar di banyak negara. Bakery ini bisa dibilang legendaris karena sudah dikenal sejak 1988.

Sayangnya baru-baru ini Paris Baguette jadi sorotan karena insiden maut yang terjadi di pabriknya. Seorang pegawai tewas karena masuk ke mesin pengaduk.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Buntut tewasnya pegawai itu, Paris Baguette diboikot warga Korea Selatan karena pihak perusahaan melakukan hal yang bikin publik meradang. Seruan boikot ini bahkan meluas sampai ke luar negeri karena ramai dibicarakan di Twitter.

Seperti ini kronologi tewasnya pegawai Paris Baguette hingga ramai seruan boikot:


1. Pegawai ditemukan tewas dalam mesin pengaduk

Pada 14 Oktober 2022, pegawai wanita berusia 23 tahun tewas di pabrik perusahaan yang ada di Pyeongtaek, provinsi Gyeonggi, Korea Selatan. Pegawai itu mengoperasikan mesin pengaduk saus. Seharusnya mesin itu dijalankan oleh 2 orang, namun ia bekerja sendirian.

ADVERTISEMENT

Insiden terjadi ketika celemeknya tersangkut hingga akhirnya menarik dirinya ke dalam mesin pengaduk. Alhasil bagian atas tubuhnya dilaporkan hancur karena ikut terproses mesin. Kemudian pada esok harinya, kondisi nahas pegawai itu ditemukan oleh rekan-rekannya.

2. Pegawai lain diminta tetap bekerja

Alih-alih berduka, menginvestigasi, atau menghentikan sementara operasional pabrik usai insiden ini, pihak Paris Baguette justru tidak melakukannya. Mengutip Next Shark (26/10), mereka tetap meminta pegawai bekerja di lokasi kecelakaan sehari setelahnya.

Beredar kabar juga di Twitter, lewat thread akun @tonykchoi (22/10) yang kini viral, kalau mesin yang menyebabkan pegawai wanita itu tewas hanya ditutupi selembar kain putih. Pihak perusahaan meminta pegawai lain untuk bekerja seperti biasa, seperti tidak pernah terjadi kecelakaan apapun.

3. Perusahaan coba memberikan uang dan roti sebagai imbalan

Ilustrasi bakery/toko rotiFoto: Getty Images/iStockphoto/Explora_2005

Tanggapan Paris Baguette akan insiden ini dinilai banyak warga Korea Selatan tidak berperasaan. Mereka lantas memilih memboikot bakery ini sekaligus protes kepada perusahaan induknya, SPC Group yang berbasis di Seoul.

Warga Korea semakin marah usai tahu perusahaan mencoba menyelesaikan permasalahan ini dengan orang tua korban, tepat pada malam pemakamannya. Menurut sang ibu, perwakilan perusahaan menawarkan penyelesaian kasus dengan imbalan sejumlah uang. Syaratnya, pihak korban tidak mengajukan tuntutan hukum apapun.

Paris Baguette juga diketahui mengirimkan roti pada keluarga korban yang disebut salah satu bentuk perhatian mereka jika ada pegawai atau keluarga yang tewas. Tapi lagi-lagi langkah ini dinilai tidak sensitif.

4. Presiden Korea Selatan menyorot kasus ini

Ramai boikot Paris Baguette dan perbincangan mengenainya membuat Presiden Korea Selatan Yoon Suk-yeol turun tangan. Ia memerintahkan penyelidikan atas rincian kematian pegawai tersebut.

"Ini adalah peristiwa yang mengecewakan. Kita hidup bersama dalam masyarakat ini, jadi pemilik bisnis dan karyawan sama, bukankah kita semua harus memiliki rasa hormat minimum satu sama lain sebagai manusia?" katanya.

Baca halaman selanjutnya untuk tahu tanggapan pihak perusahaan dan seruan boikot dari netizen.

5. Pemimpin perusahaan minta maaf di publik

Kisruh Bakery Korea Diboikot Usai Pegawai Tewas dalam Mesin PengadukFoto: Next Shark/Koreaboo

Menanggapi semua kekisruhan yang ada, pemimpin SPC Group uh Young-in secara terbuka meminta maaf dan merilis surat permohonan maaf pada 17 Oktober.

"Saya bertanggung jawab penuh atas kecelakaan ini dan pantas mendapat kritik dari publik," kata Huh dalam konferensi pers. "Saya ingin meminta maaf kepada para pegawai pabrik yang bekerja di dekat korban. Perusahaan seharusnya memahami trauma dan kesedihan mereka dan seharusnya lebih perhatian," lanjutnya.

Pihaknya juga berkomitmen meningkatkan keselamatan pekerja pegawai selama tiga tahun ke depan. Mereka bakal menggelontorkan dana 100 miliar won (sekitar $70 juta).

6. Aksi boikot membuahkan hasil

Boikot massal yang dilakukan warga Korea rupanya membuahkan hasil. Seorang karyawan mengklaim bahwa toko SPC mengalami penurunan bisnis sejak boikot.

"Memang benar penjualannya menurun," kata karyawan itu kepada Koreaboo. "Di tempat-tempat yang sangat terpengaruh, saya mendengar penjualan turun 30%," ujarnya.

7. Ramai seruan boikot Paris Baguette di Twitter

Seruan boikot bakery Paris Baguette oleh netizen TwitterFoto: Twitter @tonykchoi

Dalam thread @tonykchoi (22/10), ia menerangkan insiden maut di pabrik Paris Baguette. Thread ini juga dibubuhi seruan untuk memboikot Paris Baguette. Saat berita ini ditulis (28/10), thread ini viral hingga di-likes 42 ribu kali dan di-retweet lebih dari 17 ribu kali.

Tony Choi mengungkap kalau saat hari tewasnya pegawai itu, pihak perusahaan justru mengumumkan ekspansi internasional Paris Baguette di berbagai negara.

"Dengan lebih dari 6.000 toko di seluruh dunia, mereka memiliki setidaknya 99 toko di Amerika Serikat. Tujuan mereka, memiliki 30.000 toko pada tahun 2030, dan mereka berencana untuk melakukannya dengan mengorbankan pegawai mereka. Kementerian Tenaga Kerja Korea tidak akan memberikan sanksi berat tanpa tekanan yang signifikan," ujarnya.

Membaca thread ini, banyak netizen termasuk yang bukan orang Korea, putuskan boikot bakery ini. "Saya pernah ke cabangnya di Los Angeles, saya pikir saya tidak akan pernah ke sana lagi," sahut seorang netizen.

"Saya tadinya mau bilang tentang bagaimana saya sangat suka bakery ini ketika tinggal di Korea, dan kemudian membaca semua thread ini. JFC benar-benar tempat mengerikan," ujar netizen lain.

"Ada beberapa Paris Baguette di New York City dan saya dulu menikmati kuenya, tapi sekarang saya tahu, tidak akan lagi ke sana!" timpal netizen lainnya.

(adr/odi)

Hide Ads