.webp)
Inflasi tinggi di Amerika Serikat membuat harga pangan naik. Sampai-sampai Menteri Keuangan Sri Mulyani makan taco dan burrito seharga Rp 200.000.
Belum lama ini Menteri Keuangan Sri Mulyani mengunjungi Washington DC, Amerika Serikat untuk menghadiri pertemuan Menteri Keuangan Gubernur Bank Sentral negara-negara anggota G20.
Di tengah-tengah kepadatan agendanya tersebut, Sri Mulyani menyempatkan untuk makan siang di sebuah restoran yang menawarkan makanan khas Meksiko. Restoran itu bernama Chipotle.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Melalui Instagramnya (15/10/22) ia menceritakan tingginya inflasi yang terjadi di Negeri Paman Sam, sehingga membuat harga makanan di sana naik drastis.
Baca Juga: Sri Mulyani Menikmati Kopi Anaerob Spesial Buatan Barista Pribadi
 Menteri Keuangan Sri Mulyani mengunjungi Washington DC, Amerika Serikat untuk menghadiri pertemuan Menteri Keuangan Gubernur Bank Sentral negara-negara anggota G20. Foto: Instagram @srimulyani |
"Saya mengajak tim Kemenkeu untuk makan di Chipotle, makanan casual ala Mexico dengan Taco dan Burrito, populer di kalangan masyarakat kebanyakan Amerika Serikat yang rasanya sesuai dengan lidah melayu kita," tulisnya.
Sri Mulyani mengatakan bahwa tingginya inflasi di Amerika Serikat tersebut berdampak pada kenaikan harga-harga pangan dan energi di seluruh dunia. Termasuk harga taco dan burrito di restoran Chipotle.
Satu menu taco dan burrito di sana harganya menjadi Rp 185.000 hingga Rp 200.000. Padahal sebelumnya harga taco dan burrito hanya sekitar Rp 110.000 hingga Rp 123.000.
Taco sendiri adalah makanan khas Meksiko berupa keripik jagung tortilla ditekuk yang diisi dengan berbagai kondisi, seperti sayuran, daging cincang, guacamole, keju dan aneka saus.
Baca Juga: Ini Kopi Favorit Presiden Jokowi dan Menterinya, Sri Mulyani hingga Prabowo
 Sri Mulyani makan taco dna burrito harga Rp 200.000 Foto: Instagram @srimulyani |
Sementara burrito adalah makanan khas Meksiko berupa tortilla yang diisi dengan daging ayam atau daging sapi, kemudian digulung seperti kebab.
Sri Mulyani mengatakan bahwa kenaikan harga yang sangat tinggi ini menyebabkan Bank Sentral Amerika Serikat, The Fed (The Federal Reserve) menaikkan suku bunga secara drastis dan cepat.
"Dan mengetatkan likuiditas US$ untuk mengendalikan sisi permintaan. Kebijakan ini menyebabkan penguatan Dolar Amerika Serikat yang mempengaruhi seluruh perekonomian dunia," tuturnya.
Lebih lanjut, Sri Mulyani juga menyampaikan bahwa ini bisa menyebabkan terjadinya pelemahan atau kelesuan ekonomi atau yang disebut resesi ekonomi dunia. Dan ini akan mengancam banyak negara miskin.
Menteri Keuangan mengimbau agar waspada dengan kondisi dunia yang memburuk meskipun tetap optimis dengan momentum pemulihan ekonomi Indonesia.
"Mari jaga bersama perekonomian kita," tutupnya.
Baca Juga: Sri Mulyani Sajikan Nasi Kuning untuk Delegasi G20 di Washington DC, Ini Maknanya
(raf/odi)
KIRIM RESEP
KIRIM PENGALAMAN