Seorang wanita menggugat McDonald's Dothan, Alabama, Amerika. Karena diduga menyajikan kopi panas yang mengandung bahan kimia. Ia menggugat sebesar Rp 200 milliar.
McDonald's diketahui sebagai salah satu gerai restoran cepat saji terbesar di dunia. Tak hanya menawarkan burger dan kentang goreng, tapi juga menu kopi yang biasa dipesan untuk sarapan.
Dilansir Today (13/10), ada seorang wanita yang mengalami kejadian menyeramkan saat memesan menu kopi dari McDonald's di Dothan, Alabama, Amerika Serikat. Wanita bernama Sherry Head mengaku kalau di dalam kopi pesanannya terdapat bahan kimia cair.
Saat mengonsumsi kopi yang diduga terdapat bahan kimia cair, Sherry langsung mengalami tenggorokan terbakar. Ia juga mengklaim kalau tidak ada yang peduli ketika dirinya merasa kesakitan.
"Itu menakutkan. Saya minum bahan kimia cair dan sepertinya tidak ada yang peduli," kata Sherry Head.
Sherry Head mengatakan setelah dia menyadari ada yang salah dengan kopinya, dia meminta bantuan dari karyawan McDonald's. Namun permintaannya itu ditolak. Akhirnya, Sherry menggugat McDonald's.
Akibatnya, secangkir kopi yang mengandung bahan kimia itu membuat tenggorokan dan organ lainnya kesakitan. Sherry juga mendapatkan perawatan medis dan pembedahan yang ekstensif.
Menurut Sherry Head dan tim hukumnya, insiden tersebut terjadi pada 21 Desember 2020 ketika dia berada di drive-thru McDonald's di Dothan, Alabama. Sherry mengatakan dari mobilnya, ia memesan caramel macchiato di pengeras suara drive-thru dan mendengar seorang karyawan mengatakan bahwa kopi tidak tersedia karena mesin sedang dibersihkan.
Baca Juga: Hanya Satu di Dunia! Gerai McDonald's yang Logo M-nya Warna Biru
Dalam ceritanya, Sherry kemudian mendengar orang lain di latar belakang berkata, "Tidak, sudah siap untuk dipesan!"
Setelah menerima pesanannya melalui jendela drive-thru, Sherry menyesap minumannya yang menyebabkan ia mengalami sensasi terbakar dan mati rasa di mulut serta tenggorokannya.
Sherry kemudian memeriksa ke dalam cangkir kopi dan melihat kalau isinya terlihat seperti bahan kimia daripada kopi. Menurut gugatan, Sherry meminta karyawan untuk menelepon 911 atau kontrol racun dalam meminta bantuan, tetapi manajer yang bertugas menolak untuk melakukannya dan membanting jendela drive-thru, lalu memaksanya untuk menelepon sendiri.
Setelah kejadian itu, Sherry mengatakan bahwa dokter telah mendiagnosisnya dengan jaringan parut dan penyempitan di tenggorokannya, kesulitan menelan, gastritis kronis, refluks asam dan sakit perut yang disebabkan oleh peradangan dan erosi lambung.
Baca Juga: Cara Baru Makan Nugget di McD, Pakai Saus Asam Manis dan Lada Hitam
Dokter juga mengatakan bahwa Sherry mungkin harus menjalani operasi di tenggorokannya di masa depan untuk memperbaiki kerusakan dan mempertahankan kemampuannya untuk menelan. Selain itu, Sherry mengklaim bahwa dia telah berulang kali diabaikan oleh pihak McDonald ketika meminta ganti rugi.
Menurut laporan, Sherry dan pengacaranya meminta ganti rugi dengan total kompensasi total $13 juta (Rp 200 miliar). Pihak McDonald's Dothan, Gerry Murphy mengatakan, "Kesehatan dan keselamatan pelanggan dan karyawan kami selalu menjadi prioritas utama. Segera setelah mengetahui kejadian ini, kami melakukan penyelidikan menyeluruh untuk memahami fakta. Kami mengetahui keluhan yang diajukan di pengadilan wilayah Houston County, Alabama."
Ternyata, sebelum adanya insiden tersebut, beberapa tahun lalu juga terjadi kejadian serupa. Seperti insiden 2018 seorang pria bernama Lee Graves diduga mengonsumsi Coke di drive-thru McDonald's yang berisi pod pemutih.
Baca Juga: Emil Mario Cicip Menu McD London, Reaksi Emosinya Jadi Sorotan
Simak Video "Video Siswa soal MBG Beras Dibagikan Seminggu Sekali: Cuma Cukup 2 Hari"
(yms/odi)