Berhasil menarik perhatian netizen, sebuah tradisi asal Kutub Utara sedang viral di TikTok. Namanya muktuk, praktik konsumsi paus dalam keadaan mentah. Seperti apa rasanya?
Setiap daerah memiliki budaya dan ciri khasnya masing-masing. Termasuk kebiasaan dan makanan khas yang tidak bisa dilakukan atau dianggap normal oleh budaya di tempat lain.
Berusaha mengenalkan budayanya ke khalayak luas, netizen asal suku Inuit seringkali memperlihatkan tradisi mereka melalui media sosial. Layaknya mukbang, suku Inuit ini juga tak jarang mengajak orang tuanya untuk melakukan tanya jawab sambil melakukan muktuk.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Muktuk merupakan tradisi unik khas suku Inuit yang menyantap bagian tubuh tertentu dari paus. Konon ada muktuk yang menyantap bagian tubuh paus masih dalam kondisi segara atau mentah.
Berikut ini 5 fakta unik tradisi muktuk khas suku Inuit Alaska yang dikutip melalui Atlas Obscura:
![]() |
1. Dianggap sebagai dewa laut
Menurut legenda suku Inuit, paus, anjing laut dan walrus yang berenang di perairan utara merupakan perwujudan dari jari-jari dewi Sedna. Menurut beberapa sumber, ayah Sedna yang panik menghadapi badai konon melemparkan Sedna ke laut dan jari-jarinya yang putus saat mencoba berpegangan pada kayak berubah menjadi hewan-hewan laut tersebut.
Sedna dikenal sebagai dewi yang juga pendendam dan untuk menunjukkan rasa hormatnya terhadap dewi laut, suku Inuit mengonsumsi paus, anjing laut hingga walrus yang hidup di perairan utara. Hal ini lantaran konsumsi hewan laut tersebut dianggap sebagai cara untuk menenangkan dewi Sedna.
Tidak hanya diambil daging, lemak atau kulitnya untuk dimakan tetapi beberapa bagian tubuh hewan laut lainnya juga dimanfaatkan sebagai alat untuk membantu kegiatan sehari-hari. Hal ini yang kemudian membuat perburuan atas paus, anjing laut dan walrus di Alaska dianggap wajar.
2. Banyak jenisnya
Untuk menjalankan tradisi muktuk, suku Inuit biasanya mengonsumsi bagian kulit atau lapisan lemak pada paus. Seluruh jenis paus bisa dikonsumsi untuk melakukan tradisi muktuk ini. Khususnya paus-paus yang banyak ditemukan di perairan utara.
Jenis paus yang biasanya dikonsumsi adalah paus bowhead, beluga atau paus narwhal. Pemilihan jenis paus untuk dikonsumsi ini bergantung pada kebiasaan komunitas adat dan kepercayaan masing-masing kelompoknya.
Jenis-jenis paus yang dikonsumsi ini juga memengaruhi rasa dan tekstur kulit serta lemak yang dihasilkan. Maka tidak jarang ada beberapa suku Inuit yang mengaku lebih senang muktuk dengan jenis paus tertentu.
Fakta unik tentang muktuk lainnya bisa dilihat pada halaman berikutnya.
3. Dikonsumsi mentah
Muktuk dikatakan paling enak dikonsumsi dalam keadaan mentah dan segar. Biasanya bagian kulit paus dan lembaran lemaknya ini akan dipotong menjadi bagian kecil-kecil dengan pisau yang khusus bernama ulu.
Setelah dipotong, kulit paus langsung dikunyah dan dimakan untuk merasakan kesegaran juga kekenyalannya yang alami. Untuk menambahkan rasa suku Inuit juga senang mencelupkannya ke dalam bumbu khusus yang mirip seperti kecap asin.
Tetapi tak hanya dikonsumsi secara mentah, muktuk juga bisa dimasak sebelum dimakan. Beberapa olahan sajian muktuk selain yang mentah biasanya digoreng, dijadikan acar atau dibuat menjadi sup.
4. Legalitas muktuk
![]() |
Layaknya suatu budaya di tempat lain yang belum tentu cocok jika diterapkan di wilayah yang berbeda, legalitas konsumsi paus tidak bisa didapatkan di negara lain. Di perairan utara, paus dianggap legal untuk dikonsumsi.
Sedangkan banyak negara-negara di dunia yang menganggap konsumsi paus adalah perbuatan ilegal yang tidak boleh dilakukan. Hal ini lantaran keberadaan paus yang terancam penuh dan dikhawatirkan membuat jumlahnya semakin sedikit di lautan.
Tetapi karena berkaitan dengan tradisi, suku Inuit memiliki peraturan sendiri terkait muktuk atau konsumsi paus ini. Sejauh ini kegiatan muktuk masih banyak dilakukan bahkan konsumsi paus seolah menjadi camilan yang bisa dinikmati kapanpun.
5. Kehalalan paus
Jika melihat dari syariat agama Islam, daging ikan paus menjadi salah satu makanan yang dihalalkan. Hal ini mengacu pada prinsip syariat Islam terkini dan pandangan bahkan paus tidak lagi dinobatkan sebagai hewan yang terancam punah.
Hanya saja untuk bisa dikonsumsi dan dianggap halal, ada syarat-syarat sendiri untuk menyembelih paus sebelum dikonsumsi. Cara penyembelihannya tentu berdasarkan syariat Islam dan sama seperti penyembelihan hewan lainnya.
Paus yang ingin disajikan dengan halal wajib disembelih tidak boleh disiksa atau merasakan sakit hingga mati. Selain itu paus juga harus menghadap ke arah ka'bah dan menyebut nama Allah saat akan disembelih.
Simak Video "Video Siswa soal MBG Beras Dibagikan Seminggu Sekali: Cuma Cukup 2 Hari"
[Gambas:Video 20detik]
(dfl/odi)