Ibnu Jamil pernah melakoni beberapa bisnis kuliner sebelum akhirnya membuka nasi goreng Jamilo's miliknya sendiri. Begini tips sukses bisnis kuliner dari suami Ririn Ekawati itu.
Tiga bulan lalu, Ibnu Jamil membuka usaha nasi goreng gerobakan di kawasan Bangka, Jakarta Selatan. Diberi nama Jamilo's, bisnis kuliner ini bukanlah yang pertama dirintis oleh Ibnu Jamil.
Kepada detikfood (6/6), pria ramah ini mengatakan sudah pernah alami jatuh bangun dalam bisnis serupa. "Dulu pernah jual mie ayam, viral sehari bisa jual ratusan porsi, tapi berhubung ada kendala jadi saya nggak bisa expand (perluas) mie ayam saya," katanya. Ia juga sempat bisnis batagor bersama rekannya, tapi juga berujung selesai.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kegagalan ini tak membuat Ibnu Jamil patah semangat. Ia juga tak gengsi untuk memulai kembali bisnis kulinernya sendiri. Kali ini berupa nasi goreng gerobakan bernama Jamilo's yang konsepnya ia matangkan bersama sang istri.
Nasi goreng dijual mulai dari Rp 18 ribuan. Ibnu Jamil menawarkan pilihan nasi goreng biasa, usus, ayam, daging, ikan asin, hingga pete.
Tak ada kata gengsi dalam hidup Ibnu Jamil
![]() |
Meski sosoknya dikenal sebagai artis tanah air, Ibnu Jamil tak gengsi berjualan makanan di gerobak dengan harga murah meriah. Baginya yang terpenting, bisnisnya bisa berjalan lancar.
"Saya juga nggak pernah ada kata gengsi ya. Mungkin ada orang yang "Kok artis jualannya nasi goreng gerobakan?", kalau saya nggak pentingin itu. Yang penting bisnis saya berjalan dengan lancar dan menu yang kita tawarkan bisa dinikmati sama banyak orang. Kita punya manajemen yang bagus dan sehat, dan hasil akhirnya CUAN yaitu untung yang bukan hanya mensejahterakan pemilik, tapi juga buat karyawan-karyawan yang terlibat," katanya yakin.
Menurutnya kalau mau memulai bisnis kuliner, seseorang tidak perlu malu atau ragu. Dua hal ini hanya akan menghambat berkembangnya bisnis kuliner ke depan.
Ibnu Jamil mengatakan, "Terus kalau ada yang cobain dan bandingin (makanan yang kita jual dengan bilang) 'masih enak di sini', itu pasti selalu ada. Selalu dibandingin. Saya juga gitu. Mungkin yang lebih enak dari nasi goreng saya itu banyak, tapi yang bedanya apa? Silakan saja coba sendiri. Saya menawarkan sesuatu yang beda dan dijamin dengan keluar uang Rp 18 ribu yang penting kenyang dan puas dengan rasanya."
Manfaatkan media sosial dan coba sistem pre order
![]() |
Ibnu Jamil juga mengatakan, saat ingin bisnis kuliner tak perlu takut atau khawatir. Yakinlah bahwa semua rezeki sudah diatur Tuhan.
"Karena setiap lahan dan orang itu, atau rumah makan, pasti beda-beda (pengunjungnya). Tenang saja karena rezeki nggak akan pernah direbut orang, nggak akan pernah hilang. Di sini banyak banget penjual nasi goreng, tapi setiap tempat pasti ada pembelinya. Tergantung kitanya saja, gimana mau jual, gimana mau usaha," katanya.
Salah satu usaha yang ia maksud adalah mengoptimalkan fungsi media sosial. Ia tak memungkiri memanfaatkan media sosial miliknya untuk memperkenalkan nasi goreng Jamilo's.
"Peran media sosial sangat besar. Banyak yang merasakan dampaknya, nggak cuma saya. Dari unggahan orang-orang di media sosial jadi tahu nasi goreng saya. Banyak juga orang-orang yang makan, dia sudah bayar, dia foto, cobain, dan masukkin ke media sosial saya. Saya lebih berharga dengan yang kayak gitu karena honest review dari pelanggan," katanya.
Bagi pebisnis kuliner baru yang tak punya modal tempat atau dana lebih, Ibnu Jamil menyarankan terapkan sistem pre order (PO). Dengan sistem ini berarti pembeli memberi uang dulu sebelum mendapat pesanannya.
"Ada yang namanya sistem pre order. Pertama kali saya jual roti goreng saya PO, jadi udah pasti ada. Kalau ada yang bilang, 'Nyewa toko mahal banget apalagi di kawasan strategis', tapi kalau memang masakan kita punya ciri khas dan enak, sampai di ujung jalan pun orang cari. Saya juga awalnya nggak percaya diri, jualan di Bangka, tapi saya merasa nasi goreng saya layak jual dan berbeda dengan nasi goreng lainnya," kata Ibnu Jamil.
Tips bisnis kuliner dari Ibnu Jamil masih ada di halaman selanjutnya.
Pelajari potensi SDM dan keinginan konsumen
![]() |
Tips bisnis kuliner lain yang diberikan Ibnu Jamil adalah soal membaca potensi Sumber Daya Manusia (SDM) yang dimiliki. "Semakin ke sini kita semakin bijak untuk baca pasar, terus lebih tahu potensi dari SDM yang kita punya. SDM ngaruh, percuma kita punya tim masak yang bisa masak mie, kita suruh masak gulali, ya bisa berantakan juga rasanya. Semuanya berkaitan," katanya.
Saat ini ia memiliki sekitar 10 pegawai di Jamilo's. "Mereka ada pelatihan masak supaya bisa membuat rasa masakan yang konsisten. Ada SOPnya juga, takaran bumbunya juga," katanya soal pengelolaan SDM pegawai.
Selain itu, ia juga mempelajari keinginan konsumen dimana banyak orang kini sudah lebih sadar akan pola hidup lebih sehat dan ramah lingkungan. Hal ini ia wujudkan dalam operasional Jamilo's.
Dirinya menjelaskan, "Kita akan selalu memikirkan standar-standar yang sekarang itu, pasar sudah nggak mau pakai (styrofoam) dan sebenarnya itu bagus kan buat menjaga lingkungan. Karena orang sadar akan pola hidup sehat lebih tinggi. Mereka pengin makan makanan kampung, tapi tetap bersih. Murah, enak, tapi tetap bersih. Itu sih yang kita pengin tawarkan," katanya.
Rencana mengembangkan Jamilo's
![]() |
Mengenai bisnis nasi goreng miliknya, Ibnu Jamil berharap bisa ada penambahan gerai hingga keluar Jawa. Ia ingin 'menasionalkan' racikan nasi goreng buatannya.
"Semoga nggak hanya bisa dinikmati di sini saja, di Jakarta saja, bisa ke luar Jawa. Penginnya seperti itu karena kan nasi goreng makanan orang Indonesia, makanan rakyat, hampir semua orang suka nasi goreng. Saya pernah jalan-jalan ke luar negeri, di Ukraina kalau nggak salah, ada yang sampai bela-belain datengin chef demi punya nasi goreng dan sate. Jadi artinya nasi goreng ini jadi salah satu harta karun yang kita (Indonesia) punya," katanya bersemangat.
Tahun ini, dalam waktu dekat, ia berencana menambah 3 gerai Jamilo's. "Penginnya lokasinya nyebar di Jabodetabek selagi masih dijangkau sama dapur saya di Bangka," katanya.
Ia juga berharap menjual lebih banyak lagi menu di Jamilo's. "Semoga Jamilo's nggak cuma nasi goreng, tapi lebih dari itu, nantinya bisa jadi legacy buat anak cucu saya, dan juga buat orang-orang yang suka makanan Indonesia," tutupnya.