5 Fakta Sejarah Indomie dari Awal Muncul hingga Mendunia

5 Fakta Sejarah Indomie dari Awal Muncul hingga Mendunia

Diah Afrilian - detikFood
Selasa, 08 Mar 2022 15:30 WIB
Indomie goreng di rak supermarket
Foto: detikcom/Riska Fitria
Jakarta -

Menjadi merek mie instan populer asal Indonesia, ternyata Indomie memiliki sejarah panjang. Mengalami proses akuisisi, Indomie akhirnya bisa semakin populer dan ditemukan di banyak negara.

Diproduksi di Indonesia, mie instan merek Indomie kini tak lagi sekadar mie instan yang hanya bisa ditemukan di Indonesia. Popularitas mie instan ini sudah melejit bahkan hingga ke seluruh dunia.

Di media sosial bahkan juga ramai diperbincangkan tentang kehadiran Indomie di negara-negara lain selain Indonesia. Mulai dari harganya yang mahal di luar negeri, diakui oleh negara lain, hingga sebungkus Indomie yang dikabarkan digunakan untuk melakukan transaksi seks komersial.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Untuk bisa populer seperti saat ini ternyata perjalanan Indomie sebagai mie instan asal Indonesia begitu panjang. Di awal perjalanannya, Indomie bahkan sempat mengalami akuisisi hingga kini puluhan varian rasa berhasil diproduksi.

Baca juga: Terjebak Nyepi di Bali, Wanita Ini 'Selamatkan' Bule dengan Indomie

ADVERTISEMENT

Berikut ini 5 fakta sejarah Indomie yang telah dirangkum dari beberapa sumber:

Indomie Masuk dalam Daftar 10 Merek yang Paling Digemari di DuniaIndomie yang kini populer ternyata mulai dipublikasi sejak tahun 1972 silam. Foto: iStock

1. Pertama kali hadir pada tahun 1972

Mengutip melalui akun Twitter @idwiki (7/3) kehadiran Indomie muncul ketika Djajadi Djaja bersama rekan-rekan mendirikan PT Sanmaru Food Manufacturing Co. Ltd. Perusahaan ini mulai merancang mie instan khas Indonesia dengan nama Indomie sebagai singkatan dari Indonesia Mie. Mereka memperkenalkannya kepada publik pada tahun 1972.

Mencari peluang untuk melakukan ekspansi, Sanmaru mulai mengekspor produk buatannya ke beberapa negara tetangga hingga benua Eropa. Penjualan Indomie ke luar negeri ini telah dimulai sejak sepuluh tahun setelah dikenalkan ke publik, yaitu 1982.

Selama tahun 1982 hingga 1983, Indomie terus diekspor dan dikirim ke negara-negara tetangga seperti Brunei, Malaysia, dan Singapura. Hingga akhirnya Sanmaru mulai melebarkan lagi sayapnya dan berhasil membawa Indomie hadir di benua Eropa, Australia hingga ke Amerika.

2. Mengalami akuisisi

Tepat sepuluh tahun setelah kemunculannya, ada mie instan serupa yang tiba-tiba hadir di tengah masyarakat dengan merek dagang Sarimi yang diproduksi oleh Salim Group. Mengingat perdagangan terigu oleh Salim Group saat itu sangat kuat, Salim Group kemudian berkeinginan untuk mengakuisisi merek Indomie yang tengah populer.

Kekuatan yang didapatkan oleh Salim Group ini salah satunya dipengaruhi oleh kondisi swasembada padi yang membuat produksi pabrik Sarimi menjadi kelebihan operasional. Awalnya Djajadi menolak keinginan tersebut dan sempat bersitegang dengan Salim Group.

Menghadapi penolakan tersebut, Salim Group kemudian membesarkan produk Sarimi secara agresif dengan banyak iklan dan promosi. Promosi besar-besaran ini membuat Sarimi akhirnya mampu meraih 40% pasar penjualan dalam waktu yang singkat.

Baca juga: Bikin Ayam Goreng Bumbu Indomie, YouTuber Ini Banjir Komentar Netizen Indonesia

3. Jatuhnya Indomie ke perusahaan baru

Keberhasilan promosi Sarimi ternyata membuat Djajadi melunak dengan tawaran dari Salim Group. Pada tahun 1984, Djajadi dan Salim group sepakat membentuk perusahaan patungan bersama baru bernama PT Indofood Interna Corporation.

Djajadi dan rekan-rekan pada saat itu memegang saham sebesar 57,5% sedangkan Salim Group hanya memiliki saham senilai 42,5%. Menurut Anthony Salim sempat ada konflik antara Djajadi dan rekan-rekan sehingga Salim Group bisa meraih keuntungan dengan mengambil alih kekuasaan saham Djajadi.

Hingga pada tahun 1993, Salim Group memutuskan untuk tidak lagi memakai perusahaan Djajadi sebagai distributor, tetapi memakai anak usahanya bernama PT Indomarco Adi Prima. Tetapi pada kondisi ini pihak Salim Group tidak membenarkan adanya rumor perpecahan hubungan antara Salim Group dan Djajadi Djaja.

4. Konflik panas hingga ke jalur hukum

Indomie Masuk dalam Daftar 10 Merek yang Paling Digemari di DuniaDikabarkan sempat ada konflik panas setelah akuisisi merek Indomie ke perusahaan patungan bersama yang baru. Foto: iStock

Setelah Indomie akhirnya berkembang dengan merajai penjualan tertinggi di Indonesia, pada tahun 1998 Djajadi kembali. Tepat tanggal 17 Desember 1998, Djajadi menggugat Indofood ke pengadilan karena ia merasa telah dipaksa menjual saham dan mereknya ke PT Indofood Interna dengan harga yang rendah.

Djajadi bahkan menuding bahwa Salim Group telah memanipulasi kepemilikan saham agar sahamnya semakin kecil. Djajadi yang membawa kasus ini ke ranah hukum menuntut untuk ganti rugi sebesar Rp 620 miliar.

Naik banding sampai ke Mahkamah Agung Djajadi Djaya dan rekan-rekan mengalami kekalahan saat menjalani proses pengadilan. Hingga akhirnya Djajadi Djaja menyerah dan memilih untuk melanjutkan bisnis pabrik mie instan terbaru yang sudah dirintisnya sejak Mei 1993 yang mempopulerkan merek mi instan Gaga.

5. Perkembangan kreasi Nusantara dan di dunia

Perkembangan yang pesat juga dialami oleh Indomie. Tidak hanya sekadar mie goreng atau mie kuah saja, Indomie berhasil mengkreasikan banyak cita rasa khas Nusantara yang dihadirkan dalam sebungkus mie instan.

Mulai dari cita rasa di ujung Sumatera hingga seluruh hidangan khas Indonesia disulap menjadi rasa yang lezat melali penyajian mie instan. Rasa Indomie yang diekspor juga mengalami banyak perkembangan bahkan sebagian ada yang diproduksi khusus di beberapa negara tertentu.

Mengutip melalui akun Twitter @txtdrkuliner (7/3) bahkan ada sejumlah rasa Indomie yang diproduksi di luar negeri tetapi tidak ditemukan di Indonesia. Misalnya Chicken Tikka Masala yang khas India dan terkenal di Inggris, Gout Poulet Flavor yang mengangkat cita rasa khas Prancis, hingga Indomie rasa Govedina yang hanya ditemukan di negara Kroasia.

Baca juga: 7 Makanan Ini Bikin Sperma Melimpah, Cocok Buat Bapak-Bapak!

Halaman 2 dari 2
(dfl/adr)

Hide Ads