Nyambungan dan Nasi Oko, Tradisi Pemakaman Khas Cianjur yang Sarat Makanan

Nyambungan dan Nasi Oko, Tradisi Pemakaman Khas Cianjur yang Sarat Makanan

Sonia Basoni - detikFood
Minggu, 23 Jan 2022 19:00 WIB
Nyambungan dan Nasi Oko, Tradisi Pemakaman Khas Cianjur yang Sarat Makanan
Foto: detikFood
Cianjur -

Tradisi upacara pemakaman bagi warga Jawa Barat, tak hanya sekedar berduka. Namun juga saling berbagi dan membantu lewat makanan hingga beras.

Hampir setiap daerah di Indonesia, memiliki budaya hingga ritual adat masing-masing untuk upacara pemakaman atau setelah seseorang yang meninggal dimakamkan. Tradisi ini tak lepas dari berdoa hingga mengaji untuk anggota keluarga yang baru saja meninggal.

Tak lepas juga budaya nyambungan, memberikan beras sebagai bentuk berduka cita, sampai memberikan oko atau nasi bungkus berisi aneka lauk pauk untuk orang-orang yang mengaji.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Berikut beberapa ulasan menarik seputar tradisi pemakaman di beberapa daerah Cianjur, Jawa Barat.

Baca Juga: Keju dan Permen Kematian Jadi Tradisi Pemakaman Unik di Dunia" selengkapnya

ADVERTISEMENT


Beras Sebagai Ungkapan Duka Cita

Bocah 11 Tahun Bekerja Minta Upah Beras untuk Makan KeluargaBeras sebagai ungkapan duka cita di Cianjur. Foto: iStock

Jika di kota-kota besar, orang menunjukkan rasa atau ungkapan duka cita dengan mengirimkan karangan bunga, sampai menyampaikan pesan panjang turut berduka cita untuk keluarga yang baru saja ditinggalkan.

Berbeda dengan beberapa daerah di Jawa Barat, terutama di bagian pedesaannya yang justru menggunakan beras sebagai ungkapan duka cita. Tradisi ini sampai sekarang masih bisa ditemukan di Desa Cijampang, Cianjur Selatan.

Di mana ketika warga mendengar ada salah satu kerabat atau tetangga yang meninggal dunia. Mereka secara suka rela datang ke rumah duka, membawa 1-5 liter beras hasil panen untuk diberikan ke keluarga mendiang sebagai ungkapan rasa duka cita.

Beras dilambangkan sebagai salah satu bahan makanan pokok yang cukup penting di daerah Jawa Barat. Sehingga memberikan beras, sama seperti sebuah penghormatan terakhir untuk sosok yang baru meninggal.


Tradisi Ngaos Selama 7 Hari Berturut-turut

Nyambungan dan Nasi Oko, Tradisi Pemakaman Khas Cianjur yang Sarat MakananTradisi ngaos, yang biasa dilakukan di Masjid hingga di rumah mendiang. Foto: detikFood

Cianjur dikenal sebagai kota santri yang sudah dirintis sekitar tahun 1677, oleh para ulama dan santri yang dulu mengembangkan syiar islam di sana. Banyak pondok pesantren hingga sekolah agama yang didirikan di sana, dari yang megah di tengah kota, sampai yang sederhana di desa.

Dari sana lahir tradisi 'Ngaos' atau mengaji yang dilakukan setelah melakukan ibadah sholat Maghrib di Masjid. Ketika ada yang meninggal dunia, biasanya pihak keluarga akan meminta kesukarelaan warga untuk mengaji atau berdoa khusus untuk anggota keluarga mereka yang baru saja tiada (tahlil).

Ngaos ini dilakukan selama 7 hari berturut-turut, dari malam pertama mendiang pergi sampai malam ke tujuh. Biasanya pihak keluarga akan menyediakan kue-kue, kopi, rokok, nasi bungkus, atau paket sembako isi mie instan hingga makanan ringan, atau nasi bungkus. Untuk warga yang mengaji di Masjid, sebagai bentuk ungkapan rasa terima kasih mereka.


Nyambungan Makanan hingga Kue

Nyambungan dan Nasi Oko, Tradisi Pemakaman Khas Cianjur yang Sarat MakananNyambungan dan Nasi Oko, Tradisi Pemakaman Khas Cianjur yang Sarat Makanan Foto: detikFood

Karena di Cianjur, tradisi kekeluargaannya masih kental. Jadi ketika ada yang meninggal, para warga di sana, terutama ibu-ibunya akan membantu keluarga yang baru saja ditinggalkan untuk memasak menyiapkan 'nyambungan'.

Nyambungan ini biasanya dilakukan di hari ke-7 setelah mendiang pergi. Sebelum acara tahlil dimulai, para warga akan datang dengan membawa beras di dalam wadah. Beras ini berbeda dengan beras yang mereka berikan di hari pertama.

Nyambungan dan Nasi Oko, Tradisi Pemakaman Khas Cianjur yang Sarat MakananProses Nyambungan, Wadah Beras diisi dengan Kue dan Makanan. Foto: detikFood

Di hari ke-7, pihak keluarga yang berduka akan membalas orang-orang yang kembali datang memberikan beras, dengan mengisi wadah beras mereka dengan kue-kue, wafer, mie instan, minyak goreng hingga minuman.

Semakin banyak jumlah beras yang diberikan seseorang, maka semakin banyak makanan hingga kue yang diberikan keluarga mendiang di dalam wadah beras tersebut sebagai balasan terima kasih.


Nasi Oko Sederhana

Nyambungan dan Nasi Oko, Tradisi Pemakaman Khas Cianjur yang Sarat MakananPembuatan aneka makanan rumahan untuk nasi oko di Cianjur. Foto: detikFood

Kalau orang-orang kebanyakan menyebutnya dengan nama nasi berkat. Di Cianjur, nasi berkat dari selamatan atau tahlilan lebih familiar dengan nama nasi oko. Nasi oko ini jauh lebih sederhana dari nasi berkat di kota, yang memiliki varian lauk sampai tambahan buah.


Di Cianjur, nasi oko selalu hadir di setiap hajat atau acara-acara penting. Mulai dari pesta pernikahan, perayaan Maulid Nabi Muhammad SAW, sampai acara tahlilan.

Nasi oko isiannya beragam, tergantung dari pihak keluarga yang memberikan. Nasi oko dibungkus menggunakan kertas nasi biasa. Menu yang sering ditemukan ada nasi putih, mie goreng, telur balado, orek kentang hingga ayam balado.


Ngajojo Selama 40 Hari

Nyambungan dan Nasi Oko, Tradisi Pemakaman Khas Cianjur yang Sarat MakananBahan makanan dan makanan ringan untuk tradisi ngajojo. Foto: detikFood

Setelah acara tahlil di hari ke-7, ada lagi tradisi lanjutan di Cianjur untuk mendoakan keluarga yang baru saja meninggal dunia. Namanya tradisi 'ngajojo'. Ngajojo ini dilakukan oleh warga setiap malam Jumat di Masjid.

Konsepnya sama seperti ngaos, mereka khusus mengaji dan mendoakan mendiang setiap malam Jumat. Pihak keluarga biasanya akan menyiapkan makanan dan minuman untuk dikirim ke Masjid, sebagai bentuk terima kasih.

Ngajojo berakhir di hari ke-40 setelah mendiang pergi, yang nantinya pihak keluarga dan warga di sana akan kembali membacakan yasin dan berdoa ke makam, serta membawa batu-batu kali berukuran besar untuk ditaruh di atas tanah makam.

Baca Juga: Ini Makanan Tradisi Dalam Acara Pemakaman di 6 Negara" selengkapnya




(sob/odi)

Hide Ads