Wanita muda asal India ini lulusan S2 dan punya prestasi akademik yang cemerlang.Namun ia justru lebih memilih jualan minuman teh di pinggir jalan.
Kebanyakan orang biasanya akan langsung mengejar karir setelah menyelesaikan pendidikan formal mereka. Apalagi bagi mereka yang memiliki gelar S2, tapi berbeda dengan wanita asal India bernama Tuktuki Das ini.
Dilansir dari Storypick (22/11), Tuktuki merupakan lulusan S2 untuk jurusan Sastra Inggris. Tapi alih-alih mencari pekerjaan formal, wanita berusia 26 tahun ini justru lebih tertarik untuk berjualan teh di pinggir jalan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Dari dulu saya selalu bermimpi untuk memulai bisnis sendiri," jelas Das yang berasal dari keluarga miskin. Sang ayah dan sang ibu hanya memiliki toko makanan kecil-kecilan.
Karena hal inilah, ia tergerak untuk membuka warung teh kecil-kecilan yang terletak di dekat stasiun kereta Habra, di Bengal Barat, India.
Baca Juga: Jual Teh Beragam Rasa, Alumni IPB Raup Omzet Ratusan Juta/Bulan" selengkapnya
"Di keluarga menengah kebanyakan, biasanya anak-anak didorong untuk belajar dan mendapatkan pekerjaan di instansi pemerintah. Tentu saja hal itu juga terjadi pada saya," sambung Das yang lebih tertarik memulai bisnisnya sendiri, meski harus berjualan teh.
![]() |
Ia juga terinspirasi dari kisah-kisah sukses orang India yang berjualan teh atau chai walli khas India di luar negeri. Dengan perhitungan yang matang, akhirnya Das memutuskan untuk membuka warung teh tersebut dengan modal Rs 10,000 (Rp 1,9 juta) dari uang yang ditabungnya selama menjadi guru les.
"Saya sudah menjadi guru les selama beberapa tahun, dan bisa menabung sedikit demi sedikit. Meski saya suka mengajar, tapi rasanya stagnan dan saya tertarik ingin mengerjakan hal baru," sambung Das.
Di hari pertama kios tehnya dibuka, Das memberikan banyak teh gratis untuk para pelanggan barunya. Ia juga senang racikan tehnya mendapatkan sambutan baik dan pujian dari orang-orang.
![]() |
"Saya tidak menyangka, bahwa membuka warung teh di stasiun kereta bisa mendapatkan perhatian sebanyak ini. Saya sedih sebenarnya melihat banyak penjual teh di stasiun dianggap sebagai kerjaan rendahan. Padahal semua pekerjaan memiliki tantangannya sendiri," pungkas Das.
Untungnya keputusan Das menjual teh di stasiun ini didukung oleh kedua orangtuanya. Meski awalnya mereka tak mengizinkan Das yang berpindidikan, hanya menjual teh saja. Tapi sang ayah mengerti, bahwa putrinya memiliki banyak visi di kedepannya dari menjual teh.
Tak hanya Das saja yang sukses dengan kisah menjual tehnya. Sebelumnya ada juga kisah sukses dari seorang pria di India, yang dulunya berjualan teh di pinggir jalan dan sekarang berhasil menjadi asisten profesor di salah satu universitas ternama.
(sob/odi)