Konsumsi daging berlebihan ternyata bukan hanya bisa mengganggu kesehatan tapi juga berpotensi merusak lingkungan. Mengurangi konsumsi daging ternyata bisa mengurangi pemanasan global.
Perubahan iklim yang terjadi di bumi dipicu oleh berbagai hal. Termasuk polusi, berkurangnya penghijauan dan juga konsumsi daging. Kok bisa? Dilansir dari Metro (4/11) konsumsi daging ternyata berpotensi memicu kerusakan lingkungan dan dampaknya pada pemanasan global.
Salah satu cara untuk menjaga lingkungan adalah dengan mengurangi konsumsi daging, terutama jenis daging merah. Selain itu juga mengurangi konsumsi susu juga memberi dampak yang sama untuk lingkungan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
Sebuah penelitian yang dilakukan baru-baru ini mengungkap bahwa hewan ternak seperti sapi, kambing dan babi membutuhkan lahan dan air yang sangat luas. Hal ini menjadi faktor terbesar yang berpotensi merusak lingkungan.
Organisasi Pangan dan Pertanian PBB (FAO) menyebutkan daging dan susu, menyumbang sekitar 14,5% dari emisi gas rumah kaca secara global. Proses ternak juga berkaitan dengan penggundulan hutan karena banyak pohon sengaja ditebang demi membuka lahan untuk peternakan.
Selama proses membuka lahan ternak ini juga terkadang dilakukan pembakaran lahan yang memicu timbulnya gas karbon dioksida dalam jumlah banyak. Bukan hanya itu, dengan pembukaan lahan ini juga memicu terjadinya kepunahan pada beberapa spesies karena hilangnya lingkungan alami.
Selain itu, penggunaan pupuk, perusakan ekosistem hutan, dan pertanian semuanya melepaskan gas rumah kaca seperti metana, CO2, dan nitro oksida ke udara dan ini berkontribusi pada pemanasan global. Isu soal daging menyebabkan efek buruk pada lingkungan sebenarnya bukanlah kabar baru. Hal ini sudah lama digaungkan aktivis pencinta lingkungan.
Oleh karenanya banyak aktivis lingkungan yang menggalakkan aksi untuk mengurangi konsumsi daging. Salah satu caranya dengan mengubah pola makan menjadi vegetarian.
Demikian juga perusahaan produsen daging vegan alias daging berbahan nabati yang kini mulai banyak dikembangkan. Daging nabati ini diklaim bisa menjadi alternatif produk pengganti olahan daging yang lezat dan ramah lingkungan.
(dvs/odi)