Tinggal lama di Pangandaran, bule asal Kanada punya sawah dan lahan perkebunan luas. Ada pohon pisang hingga kelapa yang tumbuh subur di kebunnya.
Perkebunan dan persawahan menjadi salah satu investasi yang masih banyak diminati di Indonesia terutama di berbagai daerah di Indonesia. Karakteristik tanah yang baik dengan unsur hara yang subur sangat memungkinkan untuk menanam berbagai tumbuhan di Indonesia dengan sangat mudah.
TIdak heran jika banyak orang di Indonesia yang tertarik untuk memanfaatkan tanah yang mereka miliki menjadi lahan perkebunan hingga persawahan. Salah satunya dilakukan oleh seorang bule asal Kanada yang telah lama tinggal di Indonesia.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Betah berada di kawasan Pangandaran, bule asal Kanada mengaku hobi surfing yang membuat dirinya betah tinggal di kawasan yang tak jauh dari Pantai tersebut. Namun siapa sangka dirinya kini berhasil mengelola kebun dengan berbagai tanaman hingga persawahan yang luas.
Baca juga: Viral Bule Swiss Jadi Tukang Ikan di Pangandaran, Jago Bahasa Sunda
![]() |
Marco merupakan seorang pendatang asal Kanada yang tinggal di salah satu desa di Pangandaran. Melalui akun YouTube @Petualangan Alam Desaku (23/10) keseharian Marco dibagikan terutama saat dirinya memantau kebun dan sawah miliknya sendiri.
Tidak hanya sembarang menanam, Marco bahkan memahami berbagai tanaman yang ada di kebun dan sekitar sawahnya. Mulai dari pohon kelapa, pohon pisang nangka, sawah hingga manfaat tanaman mangrove yang ada di lahannya.
"Ini namanya cau nangka (pisang nangka). Ini sebagian sudah dimakan codot (kelelawar buah) tapi kalau sudah segini sebenarnya bisa dimakan langsung. Cuma rasanya sedikit keset. Makanya biasanya dipanen agak hijau terus dibikin pisang goreng," kata Marco.
![]() |
Beberapa petak sawah milik Marco juga dikatakan akan panen. Hanya butuh menunggu selama dua pekan, Marco mengatakan akan ada orang yang secara khusus bertugas mengelola sawahnya untuk dipanen. Suka duka memelihara kebun juga dialami oleh Marco. Pohon mangga dan pohon rambutan yang ditanamnya bahkan sempat diserang benalu dan parasit sehingga terpaksa layu dan mati secara perlahan.
Tidak diambil sebagai keuntungan, perkebunan Marco yang juga dilengkapi oleh mangrove ini sengaja dipelihara sebagai perkebunan percontohan untuk menunjukkan bahwa dalam sebuah lahan perkebunan bisa ditanam berbagai jenis tumbuhan. Marco bahkan juga mengetahui benar kayu-kau mangrove yang ditanamnya sangat bisa dimanfaatkan sebagai pondasi rumah panggung yang mungkin akan siap digunakan puluhan tahun
mendatang.
"Saya pernah tanam dua jenis pohon di sini, mangium yang sejenis akasia dan juga albasia di sini. Tetapi albasianya tumbang terlebih dahulu," kata Marco.
Dikonfirmasi oleh detikcom (31/10) ternyata niat baik Marco untuk mengembangkan lingkungan di sekitar rumahnya di Pangandaran ini tak terlepas dari peran dan keinginan istrinya. Marco mengakui bahwa dirinya sangat terinspirasi dari keinginan sang istri untuk melestarikan pohon-pohon tradisional yang ada di daerahnya. Membantu Marco belajar tentang perkebunan secara perlahan, hasil jerih payah keduanya kini terbukti berhasil memakmurkan lingkungan sekitarnya.
Baca juga: 5 Bule Ini Viral dan Terkenal Gegara Masak dan Cicip Makanan Indonesia
(dfl/odi)