Ingin fokus dengan keluarga, dosen di salah satu universitas di Kalimantan ini mengundurkan diri. Tak lama setelahnya ia justru sukses jadi peternak domba.
Akibat satu alasan dan faktor lain yang cukup memengaruhi seseorang, banyak yang memilih untuk berhenti dari pekerjaannya yang nyaman. Ingin fokus sementara pada hal lain seperti keluarga maupun alasan-alasan lain yang dirasa jauh lebih penting membuat beberapa orang merelakan profesinya.
Namun setelah meninggalkan profesinya banyak juga orang-orang yang tidak pantang menyerah. Mereka berhasil untuk kembali bangkit dan meraih kesuksesan yang jauh lebih tinggi dibandingkan profesi yang sebelumnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kisah sukses jatuh bangun ini juga dialami oleh seorang mantan dosen. Mengundurkan diri dari salah satu universitas di daerah Kalimantan dirinya mengaku ingin fokus pada keluarganya. Namun siapa sangka dirinya kini sukses beternak domba.
Baca juga: Kisah Sukses Alumni IPB Ternak Sapi hingga Raih Omzet Rp20 Miliar!
![]() |
Mengutip akun YouTube @Kementerian Pertanian RI, Vita Krisna adalah seorang mantan akademisi yang banting setir beternak domba. Mengundurkan diri dari jabatannya sebagai seorang dosen, Vita ternyata justru mampu menciptakan peternakan domba yang sukses dan berteknologi tinggi.
Berlokasi di dusun Dero, Kelurahan Hargobinangun, Kecamatan Pakem, Sleman, Yogyakarta, peternakan Sinatria Farm yang dikelola oleh Vita punya kandang domba yang tidak bau sama sekali. Menerapkan teknologi berkualitas tinggi, kandang domba milik Vita ini menerapkan kandang terkoleksi atau kandang domba modern tanpa bau.
"Dulu saya memang akademisi, saya ngajar di Kalimantan Timur. Karena satu hal, saya harus fokus dengan keluarga sehingga saya resign. Setelahnya saya mencari aktivitas produktif untuk menerapkan ilmu saya. Sehingga saya yakin dengan diri saya bahwa bisnis peternakan domba ini merupakan peternakan sepanjang hayat," kata Vita.
Melibatkan dan mengkaryakan anak-anak muda yang tinggal di sekitar peternakannya, Vita memiliki kandang domba, lahan hidroponik, kandungan kelinci dan berbagai lahan lain yang dikelola dalam satu kawasan yang sama. Bonus demografi yang dimiliki oleh Indonesia menjadi landasan utama Vita untuk mengkaryakan banyak anak muda di sekitarnya.
![]() |
Mendapat tawaran untuk memaksimalkan lahan kosong di dusunnya, Vita mengenalkan pada masyarakat sekitar bahwa dirinya akan menyulap lahan tersebut menjadi komunitas pertanian dan peternakan yang menguntungkan warga sekitar. Keluhan peternakan yang seringkali menimbulkan polusi bau dan suara, Vita memutar otak untuk mencari lahan baru dan menerapkan peternakan terkoleksi agar meminimalisir bau dari domba.
Terkoleksi ini merupakan istilah yang diberikan oleh Vita yang berasal dari sistem pengolahan limbah hewan sehingga tidak menimbulkan bau yang menyengat. Urin, feses dan berbagai kotoran serta limbah dari hewan dikumpulkan untuk kemudian diolah agar tidak mengeluarkan bau busuk yang mengganggu.
"Cara ini yang diharapkan menjadi percontohan bagi peternak-peternak yang ada di Indonesia," kata Vita.
Hasil dari penerapan peternakan modern ini mendatangkan banyak keuntungan bagi Vita. Pemisahan limbah dan kotoran membuat hewan menjadi lebih sehat sehingga angka mortalitas hewan ternak lebih kecil. Selain itu perawatan hewan ternak juga menjadi jauh lebih mudah karena kotoran dan limbah sudah secara otomatis terkumpul sendiri.
Memelihara domba ekor tipis dan domba jantan asli Garut, hewan ternak di sini begitu laris dan menjadi produsen utama bagi pasar ternak di kawasan Yogyakarta dan sekitarnya. Mengutamakan pendidikan dan pengembangan masyarakat setempat, Vita mengalihkan keuntungannya untuk memberikan edukasi secara gratis kepada warga sekitar tentang teknik yang benar untuk beternak domba dan memanfaatkan potensi anak muda di sekitarnya.
Baca juga: Akri Patrio Kini Sibuk Berternak Entog, Kambing dan Kerbau
(dfl/dfl)