Sempat bekerja jadi sopir dan kenek metromini, pria ini sekarang sukses jadi petani lidah buaya. Setiap bulannya ia bahkan mengekspor lidah buaya ke Timur Tengah.
Datang dari keluarga tanpa pendidikan tidak berarti harus menyerah dengan keadaan. Sebuah kisah inspiratif datang dari sebuah keluarga mantan sopir dan kenek metromini.
Ayah, ibu, bahkan anak-anaknya tak ada satu pun yang mampu menyelesaikan pendidikan Sekolah Dasar (SD). Seluruh anggota keluarga ini pun sempat bekerja sebagai sopir dan kenek metromini.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tergeser dengan perkembangan transportasi di Jakarta dan kehadiran TransJakarta, keluarga ini memutar otak untuk melanjutkan hidup. Siapa sangka mereka kini justru sukses menjadi petani lidah buaya.
![]() |
Mengutip akun YouTube Abang Narji (6/10), Landi merupakan anak dari Alm. Haji Jamal yang terkenal sukses membangun lahan pertanian lidah buaya di Kecamatan Kemang, Kabupaten Bogor. Tanpa latar belakang pendidikan pertanian, Alm. Haji Jamal belajar secara otodidak untuk mengembangkan lahan pertanian yang kosong menjadi kebun lidah buaya.
Baca juga: Akri Patrio Kini Sibuk Berternak Entog, Kambing dan Kerbau
Sepeninggal almarhum, anaknya, Landi, meneruskan kebun milik ayahnya. Keuletan dan ketekunan Landi ternyata berdampak sangat besar dengan perkebunan milik keluarganya. Bahkan menurut penuturannya setiap bulan ia akan mengirim hasil panen lidah buaya tersebut ke Timur Tengah.
"Awalnya sedikit, 500 pohon dengan lahan 500 meter persegi... Untuk pelepah lidah buaya kita sudah sampai Timur Tengah," kata Landi.
![]() |
Setiap bulannya, dari negara-negara di Timur Tengah ia selalu menerima permintaan hingga 2 ton. Selain itu ada juga hasil panen yang dibuatnya menjadi hand sanitizer, sabun cuci tangan, hingga dijual untuk kebutuhan campuran kosmetik.
Landi juga mengatakan bahwa tidak ada teknik perawatan khusus untuk merawat lidah buaya miliknya. Hanya rajin memberi pupuk kandang dan memangkas rumput liar sudah dinilai cukup untuk merawat perkembangan lidah buaya dengan baik. Hal ini juga berkaitan dengan tanaman lidah buaya yang sangat tahan terhadap hama, bahkan tidak ada hamanya sama sekali.
Untuk penghasilan yang didapatkan, keluarga ini bisa mendapatkan omzet sebesar Rp25 juta hanya dari penjualan satu kilogram lidah buaya kering saja. Walaupun hanya diproduksi secara sederhana, semua produk yang dihasilkan oleh keluarga Alm. Haji Jamal ini telah mendapatkan sertifikasi BPOM yang resmi.
Baca juga: Kabur ke Pekalongan, Ini Kisah Narji 'Cagur' yang Kini Sukses Jadi Petani
(dfl/adr)