Tampil megah dan menawan, restoran hingga kafe populer di Jakarta ini berdiri di bangunan bersejarah peninggalan Belanda. Suasananya klasik tetapi hangat.
Di tengah modernnya kota Jakarta, masih banyak restoran mewah hingga kafe klasik yang berada di dalam bangunan bersejarah, bekas peninggalan Belanda.
Meski usia bangunan ini sudah mencapai ratusan puluhan hingga ratusan tahun lamanya. Tapi dengan sentuhan nuansa klasik, bangunan-bangunan ini menambah kesan elegan dan mewah yang memukau setiap pengunjung yang makan di sana.
Bahkan kebanyakan restoran-restoran yang berdiri di gedung bersejarah ini mengusung konsep fine dining, hingga restoran kelas atas yang harga makanannya cukup fantastis.
Mulai dari Cafe Batavia yang ikonik dengan pemandangan Museum Fatahilah, sampai Tugu Kunstring Palaeis yang mengusung konsep galeri seni dan restoran fine dining gaya kolonial.
Berikut lima restoran dan kafe di Jakarta yang berdiri di dalam gedung bersejarah era kolonial.
Baca Juga: Buka Selama 100 Tahun, Akhirnya Restoran Bersejarah di Asia Ini Tutup Karena Pandemi
1. Bakoel Koffie
Jadi salah satu tempat ngopi paling tua di Indonesia, Bakoel Koffie terletak di Cikini, Menteng, Jakarta Pusat. Selama lebih dari 150 tahun Bakoel Koffie berhasil mempertahankan kualitas kopi, hingga bangunan bersejarah yang mereka tempati hingga sekarang.
Dulu namanya bukan Bakoel Koffie, melainkan Tek Sun Ho yang pertama kali didirikan pada tahun 1878. Tek Sun Ho terkenal sebagai produsen biji kopi premimum, yang berkembang menjadi brand ternama hingga namanya berubah menjadi Bakoel Koffie.
Di sini pengunjung bisa menikmati kopi enak, dengan desain interior minimalis klasik rancangan arsitek ternama, Andra Matin. Di sini menu andalannya ada Bakoel Klasik, terdiri dari pilihan Kopi Kampong yang eksis dari tahun 1969. Kemudian ada kopi tubruk, oreo kofie shake.
Lengkap dengan aneka jajanan pasar seperti tahu Slawi, kue nyonya, singkong M'ledug, lumpia sampai menu makan siang kenyang seperti nasi goreng kluwek, mie goreng Djawa hingga lontong cap gomeh dengan kisaran harga sekitar Rp 60.000 per menunya.
2. Cafe Batavia
Jadi destinasi tempat ngopi dan bersantai para wisatawan asing saat berkunjung ke Jakarta. Cafe Batavia menawarkan pengalaman bersantap sekaligus nostalgia ke Jakarta tempo dulu. Kafe ini berhadapan persis dengan Museum Fatahilah.
Berdiri di bangunan tua peninggalan Belanda yang sudah ada sejak tahun 1805. Gedung ini kemudian dibiarkan kosong selama puluhan tahun, sampai akhirnya warga Prancis bernama Paul Hassan membeli gedung tua ini untuk dijadikan museum seni.
Kemudian seorang warga Australia bernama Graham James menyarankan untuk Paul mengubah gedung ini menjadi restoran. Di mana Cafe Batavia akhirnya pertama kali dibuka untuk umum di tahun 1993 lalu yang masih eksi hingga sekarang.
Menu andalan yang ada di sini cukup banyak dan pastinya, perpaduan antara kuliner lokal dan Belanda. Seperti rujak kepiting, nasi goreng roa, putri mandi, hingga the ronde dengan kisaan harga dari Rp 65.000 per porsinya.
(sob/odi)