Bagi umat muslim wajib hukumnya makan makanan halal dan menghindari makanan haram. Ada beberapa tips yang bisa dilakukan agar terhindar dari makanan maupun minuman haram.
Dalam ajaran Islam ada beberapa makanan dan minuman yang haram dikonsumsi. Sebut saja misalnya daging babi, daging hewan buas serta makanan dan minuman yang mengandung alkohol.
Memang makanan haram jumlahnya tidak terlalu banyak tetapi sebagai muslim harus teliti agar tidak terlanjur mengonsumsi makanan dan minuman haram. Dalam hadits Rasulullah SAW mengatakan untuk meninggalkan hal yang membuat ragu, termasuk makanan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dari Abu Muhammad Hasan bin Ali bin Abi Thalib, ia berkata:
Aku hafal (sebuah hadits) dari Rasulullah SAW: "Tinggalkan yang meragukanmu lalu ambillah yang tidak meragukanmu."
Secara umum, maksud hadits ini adalah ketika kita menghadapi sesuatu yang meragukan, maka segera tinggalkan. Kemudian pilih yang meyakinkan hati. Hal ini berlaku juga pada makanan dan minuman yang hendak dikonsumsi.
Untuk itu, ada beberapa tips yang bisa diperhatikan ketika hendak makan.
1. Hindari tempat makan yang meragukan
Ketika akan makan di luar rumah, pastikan tempat makan yang menjadi tujuan ini jelas menyajikan makanan halal. Hindari tempat makan yang menyajikan masakan yang secara jelas diragukan kehalalannya.
Misalnya tempat makan ini menyajikan menu ayam namun juga menyediakan menu olahan babi ataupun menyediakan minuman beralkohol. Jika ragu, sebelum memesan makanan sebaiknya bertanya lebih dulu.
Beberapa tempat makan yang menyediakan menu babi kerap memberi informasi kepada pengunjung. Jika sudah jelas tempat makan ini menyediakan menu non halal sebaiknya segera berpindah ke tempat makan lain.
2. Kenali kode makanan non-halal
Beberapa makanan non halal seperti babi dan anjing memiliki kode dan sebutan khusus. Sebagai muslim harus paham atau minimal tahu kode untuk makanan haram ini.
Biasanya daging anjing disebut B1 dan daging babi disebut B2. Ada juga sebutan lain di beberapa daerah misalnya istilah bipang untuk babi panggang atau sengsu alias tongseng asu atau anjing.
Kenali juga istilah olahan daging babi asal China seperti charsiu atau lapchiong. Hal ini berlaku juga ketika hendak makan di beberapa daerah dengan minoritas muslim atau saat sedang berada di luar negeri.
![]() |
3. Pastikan sertifikasi halal
Jika mau lebih teliti lagi, pastikan rumah makan sudah mendapatkan sertifikasi halal dengan memperhatikan ada logo Halal. Biasanya restoran yang sudah tersertifikasi halal akan memajang logo atau sertifikat halal di area restoran.
Demikian juga dengan produk kemasan. Cari logo halal agar makanan dan minuman dijamin kehalalannya. Tidak hanya logo asal Indonesia yakni Halal MUI, beberapa lembaga sertifikasi halal dari beberapa negara juga bisa dijadikan pedoman. Terutama untuk produk makanan impor.
4. Bertanya dengan sopan
Untuk lebih memastikan lagi, jangan sungkan untuk bertanya pada penjual atau pelayan restoran ketika hendak makan. Pastikan melontarkan pertanyaan dengan sopan.
Misalnya, bertanya apakah masakan di sini diolah dengan angciu atau ada tambahan minyak babi. Penjual makanan tidak akan keberatan menginformasikan komposisi masakannya. Jika ternyata menggunakan bahan non halal, kamu bisa permisi dengan sopan saat akan meninggalkan restoran.
![]() |
5. Pilih makanan vegetarian
Jika merasa sangat sulit mendapatkan makanan halal, misalnya sedang berada di negara minoritas muslim, kamu bisa memilih makanan vegetarian. Banyak tempat makan yang menawarkan menu vegan enak.
Tentu saja menu ini lebih terjamin halal karena hanya menggunakan bahan nabati. Atau jika masih memungkinkan untuk mengolah makanan sendiri, ini bisa jadi opsi yang lebih baik. Meskipun hanya makan telur dan sayuran tapi dijamin halal.
Saat ini, meskipun negara dengan minoritas muslim kadang sudah mudah dijumpai daging sapi dan ayam bersertifikat halal.
Simak Video "UGM Kembangkan 'Lidah Pendeteksi' Makanan Minuman Halal"
[Gambas:Video 20detik]
(dvs/odi)