Banyak adab makan yang dicontohkan Rasulullah SAW, salah satunya melarang meniup makanan dan minuman panas. Dilihat dari sisi medis, meniup makanan panas ternyata berdampak pada kesehatan.
Bagi umat muslim, apapun yang diajarkan Rasulullah SAW merupakan contoh yang patut ditiru. Karena Rasulullah SAW sudah pasti mengajarkan dan mencontohkan hal yang baik dan benar, termasuk soal urusan makan.
Selain dilarang makan menggunakan tangan kiri dan makan minum sambil berdiri, ada juga anjuran untuk tidak meniup makanan dan minuman panas. Beberapa hadist menegaskan untuk meniup makanan dan minuman panas ataupun menghembuskan napas di dekatnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
Diriwayatkan dalam hadits Ibnu Abbas yang menuturkan "Bahwasanya Nabi Shallallaahu alaihi wa Salam melarang bernafas pada bejana minuman atau meniupnya". (HR. At Turmudzi dan dishahihkan oleh Al-Albani).
Dari Asma binti Abu Bakr, sesunguhnya jika beliau membuat roti tsarid wadahnya beliau ditutupi sampai panasnya hilang kemudian beliau mengatakan, aku mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, "Sesungguhnya makanan yang sudah tidak panas itu lebih besar berkahnya".
Dalam hadist lain disebutkan, "Sesungguhnya Rasulullah SAW melarang bernafas dalam sebuah wadah, atau meniup makanan dalam wadah tersebut. (H.R at-Tirmidzi).
Kalimat larangan dalam beberapa hadist tersebut bukanlah bermakna keharaman, melainkan hanya makruh, yaitu lebih baik dihindari. Jika ada yang tetap makan atau minum dengan meniup makanan atau minumannya, maka makanan atau minuman itu tidak lantas menjadi haram.
Ternyata meniup makanan dan minuman panas memiliki dampak buruk untuk kesehatan. Beberapa penelitian membuktikan kalau uap panas yang dihembuskan dari mulut mengundang bakteri dan reaksi kimia yang berdampak negatif untuk tubuh.
Meniup makanan dan minuman panas ternyata buruk untuk kesehatan. Lihat halaman berikut untuk melihat efek buruknya.
1. Uap dari mulut mengandung bakteri
Sebuah penelitian menemukan bukti bahwa pada makanan yang ditiup terdapat jamur spesies Candida sp. dan Saccharomyces sp. Selain itu, kandungan karbondioksida dari hembusan napas juga turut memperburuk kondisi makanan dan minuman panas.
Menurut reaksi kimia, apabila uap air dari panas makanan bereaksi dengan karbondioksida dari uap mulut maka akan membentuk senyawa asam karbonat yang bersifat asam. Asam karbonat ini mengganggu pH dalam darah sehingga membuat tubuh mudah terpapar radikal bebas.
Selain dilihat dari sisi kesehatan, meniup makanan atau minuman panas juga erat kaitannya dengan adab dan akhlak seseorang. Meniup makanan agar cepat dingin seolah menandakan bahwa orang tersebut adalah orang yang rakus dan tidak sabar.
![]() |
2. Makan secara perlahan
Rasulullah SAW juga menganjurkan untuk makan secara perlahan, makan secara bersama-sama serta mendoakan makanan dan orang yang menyajikan makanan agar memperoleh keberkahan.
Dari Mu'adz bin Anas, dari ayahnya ia berkata, Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda,
"Barang siapa yang makan makanan kemudian mengucapkan: "Alhamdulillaahilladzii ath'amanii haadzaa wa rozaqoniihi min ghairi haulin minnii wa laa quwwatin" (Segala puji bagi Allah yang telah memberiku makanan ini, dan merizkikan kepadaku tanpa daya serta kekuatan dariku), maka diampuni dosanya yang telah lalu."
Simak Video "Video Siswa soal MBG Beras Dibagikan Seminggu Sekali: Cuma Cukup 2 Hari"
[Gambas:Video 20detik]
(dvs/odi)