Fobia Makanan, Bocah Ini Hanya Makan Roti dan Yoghurt Selama 10 Tahun

Fobia Makanan, Bocah Ini Hanya Makan Roti dan Yoghurt Selama 10 Tahun

Devi Setya - detikFood
Rabu, 25 Agu 2021 10:30 WIB
Fobia Makanan, Bocah Ini Hanya Makan Roti dan Yoghurt Selama 10 Tahun
Foto: Metro
Jakarta -

Seorang bocah berusia 12 tahun hanya bisa menyantap roti dan yoghurt. Bahkan selama 10 tahun ia hanya makan dua jenis makanan ini saja.

Banyak hal yang membuat orang tak bisa melahap jenis makanan tertentu, misalnya karena alergi atau trauma. Tapi seorang bocah asal Norfolk, Inggris hanya bisa menyantap roti putih dan yoghurt. Pola makan ini sudah diterapkan selama 10 tahun.

Dikabarkan Oddity Central (20/8) bocah bernama Ashton Fisher hampir seumur hidupnya hanya makan roti putih dan yoghurt. Padahal di usianya saat ini ia membutuhkan banyak nutrisi untuk menunjang tumbuh kembangnya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Roti tawarFobia Makanan, Bocah Ini Hanya Makan Roti dan Yoghurt Selama 10 Tahun Foto: Getty Images/iStockphoto/Sinan Kocaslan

Di saat anak-anak lain mengasup banyak sayuran, buah dan aneka makanan kesukaan, Ashton hanya bisa terus makan roti dan yoghurt. Makanan ini yang ia santap sebagai menu sarapan, makan siang, makan malam bahkan snack pengganjal perut saat lapar.

Diakui ibunda Ashton, sejak usia dua tahun bocah ini menunjukkan gelagat aneh ketika diberikan makanan. Ia akan menangis dan ketakutan ketika orangtuanya memberi makanan. Namun uniknya Ashton tak menangis saat ibunya memberi sepotong roti dengan yoghurt rasa strawberry dan pisang.

ADVERTISEMENT

Tidak ada yang tahu alasan pasti mengapa Ashton menunjukkan fobia makanan yang aneh ini. Ibunya mencoba memperkenalkan makanan lain namun selalu berujung pada reaksi panik dan ketakutan yang ditunjukkan Ashton.

"Dia tidak mendapatkan nutrisi yang dia butuhkan, tetapi dia secara fisik belum bisa makan apa pun karena dia akan mengalami serangan panik yang mengerikan," kata ibu Ashton kepada Caters News.

Bukan hanya disantap, bahkan Ashton akan panik ketika mencium aroma makanan. Keluarganya tak pernah merayakan Natal dengan momen makan malam bersama. Fobia yang dialami Ashton juga bahkan berpengaruh pada kehidupannya.

Ia tak pernah makan di sekolah atau saat sedang menghadiri pesta. Seiring bertambahnya usia, sebenarnya Ashton juga menyadari ada yang tak beres dengan pola makannya. Ia memiliki keinginan untuk menyesuaikan diri hingga akhirnya meminta bantuan profesional.

"Sampai saat ini, Ashton baik-baik saja karena dia tidak tahu perbedaannya," kata ibunda Ashton. "Tetapi teman-temannya di sekolah telah memperhatikan bahwa dia tidak makan dan itu menjadi canggung baginya. Dia tidak ingin berbeda."

Setiap kali orang tua Ashton membawanya ke dokter, selalu ia disebut sebagai anak yang 'picky eater' alias rewel saat makan. Oleh karenanya ia selalu dirujuk ke ahli gizi. Hal ini dianggap membuang-buang waktu karena orang tuanya sudah tahu dia tidak makan dengan normal. Yang dibutuhkan adalah solusi agar Ashton bisa makan beragam makanan.

Untungnya, pada bulan Juli ibunda Ashton menemui spesialis gangguan makan selektif Felix Economakis, yang kemudian mendiagnosisnya dengan Avoidant Restrictive Food Intake Disorder (ARFID). Dia juga berusaha membuat anak berusia 12 tahun itu mencoba makanan baru.

Sekarang Ashton tak hanya makan roti putih, ia juga berusaha belajar mengunyah sandwich dan juga mencoba makan olahan yang dipanggang, nugget ayam McDonald dan Pringles.

"Ini masih hari-hari awal tetapi segalanya terlihat bagus karena Felix telah memberinya kepercayaan diri untuk mencoba hal-hal baru. Dia sekarang mengerti bahwa makanan tidak akan membuatnya muntah," kata ibu Ashton.

Ashton Fisher bukan satu-satunya penderita fobia makanan, ada seorang gadis yang hanya makan pizza Margherita selama 8 tahun, atau pria Belgia yang telah makan kentang goreng untuk makan malam selama lebih dari 32 tahun.




(dvs/odi)

Hide Ads