Ulat Sagu, Kuliner Ekstrem Indonesia yang Tinggi Protein

ADVERTISEMENT

Ulat Sagu, Kuliner Ekstrem Indonesia yang Tinggi Protein

Andi Annisa Dwi Rahmawati - detikFood
Senin, 23 Agu 2021 15:00 WIB
5 Fakta Ulat Sagu, Kuliner Ekstrem yang Kaya Nutrisi
Foto: iStock
Jakarta -

Kuliner ekstrem Indonesia ini banyak dinikmati warga Papua. Meski bentuknya menyeramkan, ulat sagu disukai karena kenyal gurih dan tinggi protein.

Menyebut ulat, banyak orang langsung bergidik membayangkannya. Memakannya pun tak terpikirkan di benak banyak orang.

Tapi tahukah kamu Indonesia punya kuliner ekstrem berbahan ulat? Namanya ulat sagu yang amat populer di Papua.

Ulat sagu atau sago worm adalah larva dari kumbang penggerek yang hidup di batang sagu. Kondisi batang sagu biasanya sudah tua, tumbang, atau mulai membusuk.

Ulat sagu berada di batang sagu karena zat tepung di dalamnya adalah makanan bagi jenis ulat ini. Tampilan ulat sagu gemuk-gemuk. Warnanya putih dengan kepala berwarna cokelat.

5 Fakta Ulat Sagu, Kuliner Ekstrem yang Kaya NutrisiUlat Sagu, Kuliner Ekstrem Indonesia yang Tinggi Protein Foto: iStock

Mengutip Good News From Indonesia (23/8), ulat sagu adalah penganan populer di Papua. Di Inanwatan, Sorong Selatan, bahkan ada kuliner khas bernama sagu apatar.

Kuliner ini berbahan aci sagu dan ulat sagu yang dibungkus dengan daun sagu. Setelah itu, bungkusan ini dibakar dengan arang selama 15-25 menit, sampai matang.

Selain sagu apatar, masih ada banyak olahan ulat sagu khas di Indonesia. Misalnya ulat sagu mentah, sup ulat sagu, nasi goreng ulat sagu, hingga keripik ulat sagu.

Ulat Sagu, Kuliner Ekstrem Indonesia yang Tinggi ProteinUlat Sagu, Kuliner Ekstrem Indonesia yang Tinggi Protein Foto: Good News From Indonesia

Melihat sejarahnya, ulat sagu bukanlah kuliner baru untuk orang Indonesia. Menurut peneliti dari Balai Arkeologi Papua seperti yang dilansir dari detikTravel (31/12/19), ulat sagu sudah menjadi kuliner favorit sejak masa prasejarah.

Meski ulat sagu tergolong kuliner ekstrem, menyantapnya ternyata bermanfaat untuk tubuh. Sebab ulat sagu mengandung nutrisi tinggi.

Hari Suroto menyebut dalam 100 gram ulat sagu mengandung 181 kalori. Untuk kandungan proteinnya mencapai 6,1 gram dan lemak 13,1 gram.

Tak hanya itu, ulat sagu memiliki banyak kandungan asam amino esensial. Diantaranya asam aspartat, asam glutamat, tirosin, lisin, dan methionine.

Ulat Sagu, Kuliner Ekstrem Indonesia yang Tinggi ProteinUlat Sagu, Kuliner Ekstrem Indonesia yang Tinggi Protein Foto: Good News From Indonesia

Menyantap ulat sagu konon bisa mengobati malaria hingga membantu seseorang untuk turunkan berat badan. Antioksidan di dalam ulat sagu juga diyakini mampu mengurangi risiko kerusakan sel-sel tubuh akibat paparan radikal bebas.

Ulat sagu ternyata bukan hanya disantap di Indonesia, melainkan juga di negara-negara Asia lain. Di Malaysia, ulat sagu disebut butod. Butod merujuk pada makanan tradisional yang kerap disajikan dalam acara spesial di sana.

Butod disebut memiliki rasa mirip susu yang pekat saat digigit. Butod juga bisa diolah jadi topping sushi. Hidangan ini pernah disajikan di restoran D'Place Kinabalu.

Ulat Sagu, Kuliner Ekstrem Indonesia yang Tinggi ProteinUlat Sagu, Kuliner Ekstrem Indonesia yang Tinggi Protein Foto: Good News From Indonesia

Lalu di Thailand ada jajanan ekstrem berbahan ulat sagu. Kuliner ini digemari dan biasanya dijual bersama kalajengking, jangkrik, dan belalang goreng.

Apakah kamu tertarik mencicipi ulat sagu, kuliner ekstrem Indonesia ini?



Simak Video "Bikin Laper: Ayam Goreng Sambel Merintih"
[Gambas:Video 20detik]
(adr/odi)

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT