Di Kepulauan Sangihe, Sulawesi Utara memiliki kuliner unik berbahan dasar sagu. Kuliner tersebut adalah sagu porno yang memiliki keterkaitan dengan negara Portugis.
Kepulauan Sangihe merupakan kabupaten yang berada di Sulawesi Utara. Letaknya berada di bibir Samudera Pasifik, tepatnya berbatasan langsung dengan Pulau Mindanao, Filipina.
Kabupaten tersebut hanya memiliki penduduk sebanyak sekitar 131.137 jiwa. Meski terbilang sedikit, tetapi daerah tersebut memiliki aneka kuliner khas yang menarik perhatian.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Salah satunya adalah sagu porno. Mungkin nama kuliner tersebut terdengar ambigu, tetapi masyarakat Kepulauan Sangihe mengaku memang sudah menyebutnya demikian sejak dulu.
Berikut ini fakta menarik sagu porno khas Kepulauan Sangihe:
1. Apa Itu Sagu Porno?
![]() |
Mengutip dari Good News From Indonesia (16/06/20) sagu porno adalah sagu bakar yang diproses dengan cetakan berbagai dasar tanah liat. Cetakan tersebutlah yang disebut dengan sebutan 'porno'.
Jadi kata 'porno' yang dimaksud tidak ada kaitannya dengan sesuai yang vulgar. Sebenarnya dalam bahasa lokal, olahan sagu bakar itu disebut humbia pineda. Namun, masyarakat lebih akrab dengan sebutan sagu porno.
Cetakan porno tersebut memiliki bentuk yang terdiri dari beberapa kotak kecil persegi panjang. Jika dilihat sekilas, bentuknya mirip seperti pembakar kue balok khas Bandung, hanya saja lebih panjang.
Baca Juga: 5 Fakta Ulat Sagu, Kuliner Ekstrem yang Kaya Nutrisi
2. Asal-usul Kata 'Porno'
![]() |
Lantas dari mana kata 'porno' berasal. Dilansir dari Natgeo Indonesia, kata 'porno' tampaknya berasal dari kata 'forno' dalam bahasa Portugis. Kata 'forno' tersebut dalam bahasa Indonesia artinya adalah oven.
Cara kerja cetakan porno memang serupa dengan oven. Hanya saja prosesnya lebih tradisional dan semuanya dilakukan dengan tangan manusia. Sumber panasnya saja mengandalkan bara api.
Dari itu disebutkan bahwa sejarah sagu porno memiliki ketertarikan dengan Portugis. Mengingat sejarahnya, Kerajaan Portugis pernah meninggalkan jejak di Sulawesi Utara pada abad ke-16 atau sekitar tahun 1500-an.
3. Bukti Jejak Portugis
![]() |
Salah satu bukti adanya jejak Portugis di Kepulauan Sangihe adalah adanya Benteng Amurang. Benteng tersebut berlokasi di Amurang, Ibukota Kabupaten Minahasa Selatan, Sulawesi Utara.
Kedatangan Portugis ke Sulawesi Utara kala itu adalah ingin menguasai berbagai rempah-rempah yang ada di sini dan melakukan pembabtisan kepada masyarakat lokal.
BentengAmurang tersebut memiliki luas 25x25 meter. Benteng tersebut merupakan sisa benteng yang masih dipertahankan hingga sekarang.
4. Cara Membuat Sagu Porno
![]() |
Sagu merupakan salah satu komoditas unggulan masyarakat Sulawesi Utara. Untuk membuat sagu porno, sebelumnya adalah membakar porno di atas bara api. Setelah panas, baru masukkan tepung sagu kasar ke dalam cetakan porno.
Lalu, tutup cetakan tersebut dengan seng yang di atasnya diletakkan bara api lagi. Masak dan tunggu sampai sagu matang. Sagu porno ini memiliki cita rasa gurih. Biasanya dimakan bersama kuah ikan segar atau ikan bakar.
5. Sagu Porno Sebagai Pengganti Nasi
![]() |
Masyarakat setempat Kepulauan Sangihe menjadikan sagu porno sebagai alternatif utama pengganti nasi. Itu karena banyak pohon sagu yang tumbuh di Sangihe bahkan sangat melimpah.
Saking melimpahnya, beberapa kelompok tani di Kepulauan Sangihe akhirnya berinisiatif untuk mengolah sagu mereka menjadi lebih modern. Mulai dari mie, makaroni hingga beras analog.
Simak Video "Video: Penjelasan Kepala BGN soal Contohkan Serangga Jadi Menu Makan Gratis"
[Gambas:Video 20detik]
(raf/odi)