Konflik yang tak kunjung mereda membuat masyarakat Afghanistan alami krisis pangan. PBB bahkan melaporkan 14 juta masyarakat Afghanistan terancam kelaparan.
Kehidupan di Afghanistan masih menjadi momok yang menakutkan bagi masyarakatnya. Konflik yang belum hilang sejak beberapa dekade ke belakang masih sangat dirasakan dampaknya.
Konflik yang terjadi di Afghanistan juga begitu kompleks untuk diatasi. Bukan hanya konflik politik dan senjata, melainkan banyak juga faktor lain yang membuat negara ini butuh perjuangan ekstra demi bebas dari konflik.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kemiskinan masih menjadi permasalahan terbesar yang ditemukan di negara ini. Dampaknya membuat masyarakat Afghanistan harus merasakan kelaparan dan kekurangan gizi karena hidup di bawah garis kemiskinan.
![]() |
Mengutip pernyataan Program Pangan Dunia atau World Food Programme, permasalahan kompleks antara konflik, perubahan iklim, pengangguran hingga kegagalan ekonomi akibat pandemi Covid-19 menjadi topik utama untuk Afghanistan. Masalah-masalah tersebut masih menjadi hal yang harus diselesaikan terlebih dahulu untuk mencapai tujuan nol angka kelaparan dan perbaikan nutrisi masyarakatnya.
Baca juga: 5 Fakta Makanan Khas Afghanistan yang Menarik Diketahui
Program Pangan Dunia yang dibawahi oleh PBB ini juga menyebut bahwa setengah populasi di negara ini hidup di bawah garis kemiskinan. Kecemasan terkait kecukupan makanan juga masih terus meningkat akibat adanya konflik dan ketidakamanan situasi yang mengurangi kesempatan masyarakat Afghanistan untuk bisa mendapatkan penghasilan.
Lebih dari 14 juta masyarakatnya dilaporkan berada dalam ancaman krisis pangan dan nutrisi di Afghanistan. Terutama pada wanita, anak-anak, orang-orang terlantar, penyandang cacat dan orang miskin. Masalah kekurangan gizi ini masih menjadi perhatian khusus yang paling diutamakan.
Meskipun sempat bebas dari konflik dan mengalami sedikit kemajuan, nyatanya permasalahan gizi anak-anak di Afghanistan justru meningkat. Hingga tahun 2021 ini dilaporkan lebih dari 2 juga anak Afghanistan mengalami kekurangan gizi.
Bersama negara-negara yang tergabung pada PBB, Program Pangan Dunia (WFP) bahkan telah berhasil mengirimkan makanan dan nutrisi untuk lebih dari 5,5 juta masyarakat pada awal tahun 2021. WFP menargetkan untuk mengumpulkan dana sebanyak lebih dari Rp2,8 triliun hingga akhir tahun ini untuk secara perlahan mulai mengurutkan permasalahan kelaparan dan malnutrisi yang terjadi di Afghanistan.
![]() |
"Masyarakat Afghanistan butuh bantuan kita lebih daripada sebelumnya. WFP berkomitmen untuk menetap dan mengirimkan makanan selama kondisi memungkinkan," kata juru bicara Program Pangan Dunia (WFP).
Pada pertengahan Agustus lalu, WFP telah berhasil memberi bantuan pada lebih dari 1.000 keluarga dan 7.000 orang yang teregistrasi berada di kawasan
kota Kabul dan sekitarnya. Selama 60 tahun ke belakang, truk-truk pengangkut makanan setiap harinya terus mengelilingi kota untuk menyalurkan makanan ke penduduk sekitar yang membutuhkan.
"Kami menakutkan hal yang lebih buruk akan terjadi dan kelaparan yang lebih luas lagi akan segera melanda. Ini bukan rahasia lagi kalau situasinya semakin memburuk dan menjadi tidak dapat diprediksi. Konflik yang terjadi membutuhkan antisipasi yang lebih cepat. Situasi seperti ini akan sangat membahayakan kemanusiaan," kata Tomson Phiri selaku juru bicara WFP.
Taliban yang kini telah menguasai hingga lebih dari setengah 34 ibu kota provinsi di Afghanistan membuat keadaan benar-benar memburuk. Penutupan ibu kota yang dilakukan oleh kelompok militan juga semakin menyulitkan WFP untuk memberikan bantuan pangan. Bahkan akibat penutupan akses dan konflik yang kembali pecah, kelaparan masih terus meningkat pesat walaupun sebagian bantuan masih terus dikirimkan.
Baca juga: Sedih! Ini 5 Negara yang Dilanda Kelaparan Paling Ekstrem di Dunia
(dfl/adr)