Keren! Burger Nabati Ini Diciptakan dengan Perhitungan Algoritma

Keren! Burger Nabati Ini Diciptakan dengan Perhitungan Algoritma

Diah Afrilian - detikFood
Rabu, 21 Jul 2021 11:30 WIB
Burger Vegetarian
Foto: Thinkstock
Jakarta -

Tren makanan plant-based atau nabati terus meningkat. Perusahaan ini bahkan ciptakan burger plant-based yang pembuatannya menggunakan perhitungan algoritma!

Kesadaran untuk hidup sehat kian meningkat di masyarakat. Beragam jenis makanan dan pola hidup sehat tengah menjadi tren yang tinggi peminatnya. Salah satu menu plant-based atau nabati.

Makanan plant-based atau makanan yang terbuat dari bahan-bahan nabati begitu tinggi peminatnya saat ini. Beragam inovasi untuk mengubah komposisi makanan yang berbahan dasar hewani pun banyak dilakukan untuk berlomba-lomba menarik perhatian konsumen yang menginginkan makanan plant-based.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Bahkan saat ini telah banyak berkembang inovasi burger yang dikenal dengan tumpukan roti dan daging menjadi burger plant-based atau sama sekali tidak menggunakan daging. Produsen burger plant-based kemudian menjadi berlomba-lomba untuk menghadirkan burger plant-based terbaik.

burger sehatFoto: iStock

Dilansir melalui Daily Mail UK (14/7) sebuah perusahaan asal Swiss bahkan menggunakan algoritma artificial intelligence atau kecerdasan buatan untuk meracik burger plant-based terbaik. Firmenich, yang terkenal dengan produksi parfumnya, ikut menciptakan burger plant-based.

ADVERTISEMENT

Baca juga: Kedai Ini Sajikan Burger Masa Depan yang Didukung Bill Gates

Firmenich menganggap bahwa menghadirkan sensasi daging bukan hanya perihal kemiripan rasa. Firmenich mengatakan bahwa tekstur, warna dan juga konsistensi burger nabati saat dikunyah harus benar-benar menyerupai daging.

"Menemukan protein yang dapat menggantikan daging dari protein sayuran memiliki kesulitan yang tinggi," kata Butstraen selaku Kepala Unit Peracikan Rasa Firmenich.

Butstrean juga mengatakan bahwa tantangan terberat ada pada rasa yang cukup mengganggu setelah daging nabati tersebut dikunyah. Protein dari campuran kacang polong yang digunakan dikatakan dapat memberikan rasa pahit di ujung lidah.

Jerome Barra selaku pengarah inovasi perusahaan juga menyampaikan bahwa mereka masih terus meracik rasa akhir yang lebih enak untuk burger nabati yang diproduksi. Barra mengatakan bahwa protein sayuran seharusnya bisa diciptakan untuk memberi rasa seperti apel hijau atau pir untuk menutupi rasa pahit di akhir yang ditimbulkan oleh kacang polong.

burgerFoto: iStock

Untuk meminimalisir rasa yang dianggap mengganggu tersebut, Firmenich ingin menyembunyikannya dalam rasa lain. Butuh bantuan para ahli aromatik untuk meracik aroma yang sesuai untuk mengatasi rasa akhir dari kacang polong yang kurang menarik.

Barra mengatakan bahwa perusahaan telah menyiapkan database dengan lebih dari 5.000 macam bumbu utama untuk menciptakan rasa yang tepat. Database tersebut kemudian akan menyusun racikan dengan algoritma yang sudah ditentukan untuk menciptakan rasa burger yang sempurna.

"Artificial intelligence (kecerdasan buatan) dapat membuat jutaan kemungkinan," kata Barra.

Barra juga mengatakan bahwa algoritma yang digunakan juga bukan hanya untuk meracik kombinasi rasa yang sesuai. Algoritma tersebut juga digunakan untuk mendapatkan selera yang diinginkan konsumen.

Setelah rasa burger diracik, burger tersebut akan langsung dibawa ke dapur untuk dicicipi dan dicek kualitasnya oleh koki profesional yang telah disiapkan. Walaupun peluncuran pertamanya telah diresmikan sejak bulan Mei lalu, Firmenich masih terus mencari racikan burger plant-based untuk menghasilkan burger yang sempurna.

Baca juga: Benarkah Burger Nabati Lebih Sehat Dibanding Burger Daging? Ini Kata Ahli




(dfl/adr)

Hide Ads