Konsumsi ikan buntal membuat belasan warga Sikka, NTT keracunan hingga tewas. Jenis ikan beracun ini sebenarnya bisa dikonsumsi, namun tidak sembarangan.
Ikan buntal atau ikan fugu memakan korban di Indonesia. Pada Minggu (27/6), 13 warga Desa Hoder, Kecamatan Waigete, Kabupaten Sikka, Nusa Tenggara Timur (NTT) diduga keracunan setelah makan ikan buntal.
Empat orang di antara mereka bahkan tewas karena mengonsumsi ikan dengan nama lain pufferfish ini. Kejadian konsumsi ikan buntal yang menewaskan seseorang bukanlah yang pertama di tanah air.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sebelumnya bocah di Buleleng, Bali juga tewas usai makan kerupuk kulit ikan buntal. Lalu ada juga kisah tragis tiga orang dari sebuah keluarga di Banyuwangi meninggal setelah makan ikan buntal hasil pancingan salah satu korban.
Sebenarnya racun apa yang terdapat dalam ikan buntal? Seberbahaya apakah racun tersebut jika termakan? Dan apakah ikan buntal benar-benar tidak bisa dikonsumsi?
Detikfood merangkum 5 fakta ikan buntal seperti berikut:
1. Efek racun ikan buntal
Ikan buntal terkenal dengan kemampuannya menggembungkan diri saat merasa terancam. Karena hal ini pula nama 'buntal' disematkan. Pasalnya bentuk ikan jadi seperti buntalan. Ikan buntal memiliki sekitar 200 spesies yang hidup di air asin dan air tawar.
Racun pada ikan buntal bernama tetrodotoxin. Racun ini terdapat pada hati, ginjal, insang, dan kulitnya. Racun ikan buntal memiliki efek berbahaya pada tubuh jika dikonsumsi. Tetrodotoxin mampu menghalangi aliran sodium, melumpuhkan otot, hingga membuat orang yang memakannya tidak bisa bernafas lalu meninggal.
Seorang bocah 9 tahun di China pernah alami koma lantaran makan ikan buntal. Jantungnya bahkan sempat berhenti berdetak beberapa kali. Untungnya bocah ini berhasil diselamatkan tim dokter.
Baca Juga: Diberi Makan Ikan Fugu yang Beracun dan Berbahaya, Bocah Ini Kritis
2. Racun ikan buntal 100 kali tingkat racun sianida
![]() |
Dikutip dari detiknews (11/3/20), Dosen FKIP/Pendidikan Biologi Universitas Tujuh belas Agustus (Untag) 1945 Banyuwangi, Dr. Susintowati, MSc menjelaskan soal racun ikan buntal. Ia menyebut tingkat toksisitas racun ikan ini diperkirakan hingga 100 kali tingkat racun sianida.
Ia menjelaskan racun dalam tubuh ikan buntal tergolong neurotoksin, yaitu racun yang dapat bereaksi pada sistem saraf. Neurotoksin yang umum dapat menimbulkan kelumpuhan.
Korban keracunan ikan buntal yang dapat bertahan lebih dari 24 jam, umumnya dapat bertahan hidup meskipun ada kemungkinan alami koma beberapa hari. Namun pada beberapa kasus, konsumsi ikan buntal menewaskan korban dalam waktu cepat.
Baca Juga: Seberbahaya Apa Sih Racun Ikan Buntal Jika Dikonsumsi Manusia
3. Ikan buntal bisa dimakan
Meski beracun dan berisiko mematikan, nyatanya ikan buntal bisa dikonsumsi asalkan diolah dengan cara yang tepat. Di Jepang ada beberapa spesies ikan buntal yang umum dimakan. Salah satunya Torafugu alias ikan buntal harimau.
Lalu ada juga ikan buntal jenis Higanfugu (T. pardalis), ShΕsaifugu (T. vermicularis syn. snyderi), dan Mafugu (T. porphyreus). Mengolah ikan buntal tak bisa sembarangan. Seorang chef harus mengantongi sertifikasi khusus untuk menyajikan menu ini.
Sertifikasi itu didapat setelah masa pelatihan 2-3 tahun. Kemudian chef harus mengikuti berbagai ujian seperti uji tertulis, uji identifikasi ikan, dan uji praktek. Kabarnya hanya 35% pelamar yang lulus pelatihan ini.
Jepang sendiri sudah memiliki aturan ini sejak tahun 1958. Hanya chef-chef yang sudah dapat sertifikat atau izin khusus saja yang bisa menawarkan menu ikan buntal di restorannya.
4. Menu ikan buntal di Jepang
![]() |
Layaknya olahan ikan umum di Jepang, daging ikan buntal juga bisa dijadikan sashimi. Nama menu ini adalah fugu sashimi atau tessa. Lembaran daging ikannya tipis dan transparan.
Selain itu, cairan sperma dan telur (shirako) ikan buntal juga bisa dimakan. Sperma ikan buntal disajikan dengan cara dipanggang dan ditambahkan garam. Ikan buntal juga bisa digoreng jadi karaage, direbus, atau dijadikan topping salad.
5. Ikan buntal dilelang di Jepang
![]() |
Pandemi Covid-19 membuat penjualan menu ikan buntal merosot tajam di Jepang. Seperti halnya restoran spesialis ikan buntal, Zuboraya di Osaka, yang harus tutup pada September 2020 karena ketiadaan pelanggan.
Lalu di Shimonoseki juga ada lelang ikan buntal besar-besaran di pasar ikannya. Lebih dari 6 ton ikan buntal dijual pada 5 Januari 2021. Tawaran tertinggi adalah 15.000 yen atau setara dengan lebih dari Rp 2 Juta untuk satu kilogram ikan buntal.
Harga tersebut kabarnya mengalami penurunan 25% dibanding tahun lalu. Hal ini disebabkan penurunan minat sebagian besar restoran pada ikan buntal serta dari penurunan jumlah turis yang sangat drastis.
Baca Juga: 6 Ton Ikan Buntal Dilelang Akibat Pandemi Berlanjut di Jepang
(adr/odi)