Jepang punya donat klasik yang disebut-sebut sebagai donat keramat. Donat ini sudah diproduksi sejak tahun 1603!
Donat punya banyak jenis di dunia. Di Jepang pun ada beragam kreasi donat yang disukai. Tapi tahukah kamu ada donat klasik dan legendaris di Jepang yang disebut-sebut sebagai donat keramat?
Dikutip dari Sora News 24 (18/6), donat ini bernama Buto Manju yang dalam bahasa Inggris berarti "But Dampling". Donat ini merupakan salah satu camilan manis yang 'sampai' ke Jepang pada zaman Dinasti Tang China (618-907).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Saat itu utusan dari Jepang pergi ke China dan ketika kembali ke negara asalnya mereka memperkenalkan Buto Manju. Dulunya camilan manis ini tidak bisa dinikmati semua kalangan. Buto Manju ditawarkan sebagai persembahan di sekte Buddha.
![]() |
Buto Manju juga hanya bisa dimakan kaum bangsawan, namun kini Buto Manju bisa dinikmati siapapun. Hal ini karena sejak zaman Edo, tepatnya tahun 1603-1867, sebuah toko camilan manis bernama Manmando memproduksinya.
Manmando berlokasi di Nara dan kini dijalankan oleh generasi kelima. Hingga kini Buto Manju kerap digunakan oleh para pendeta kuil sebagai persembahan kepada para dewa di Kasuga Taisha, kuil paling suci di Prefektur Nara.
Setiap Buto Manju yang dijual di Manmando bahkan dilengkapi pamflet yang ditulis oleh kepala kuil Kasuga Taisha. Pamflet itu merinci sejarah camilan manis dan asal-usulnya yang berasal lebih dari seribu tahun lalu.
![]() |
Buto Manju dikemas kertas putih dengan desain mirip rangkaian bunga warna ungu di atasnya. Desain ini merupakan simbol tempat keramat atau tempat suci yang memang sering dipakai kuil.
Buto Manju sendiri dibuat dari adonan tepung terigu yang kemudian digoreng persis donat. Isiannya pasta kacang merah adzuki yang tebal, bahkan mendominasi komposisi Buto Manju secara keseluruhan.
![]() |
Konon rasa Buto Manju begitu nikmat karena adonannya kenyal dan rasa manis pasta kacang merahnya pas. Apalagi ada taburan bubuk gula di permukaannya.
Menyantap Buto Manju tak ubahnya makan donat renyah biasa, namun banyak orang Jepang begitu ingin mencobanya karena nilai sejarah yang melekat di Buto Manju. Jadi, kalau kamu sedang di Nara, jangan lupa singgah ke sini ya!