2. Bakteri feses pada daging giling
Pada produk daging giling, kontaminan yang mungkin juga ditemukan adalah bakteri feses atau tinja. Pada 2015, laporan Consumer Reports di Amerika Serikat menemukan, dari 300 kemasan daging giling yang diperiksa dari 103 gerai di 26 kota, hasilnya positif terkontaminasi bakteri feses.
Bakteri feses ini berada di seluruh bagian kemasan daging giling. Bakteri ini bisa mengontaminasi sekitar jika kamu mengolah daging giling dengan cara yang tidak tepat. Akibatnya, jika termakan, seseorang bisa sakit seperti infeksi saluran kemih dan darah.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Lantas bagaimana feses mengontaminasi daging giling? Ini mungkin berasal dari proses penyembelihan hewan dan pemrosesan setelahnya. Bakteri feses bisa bersembunyi di dalam usus sapi atau di kulit hingga berakhir di daging juga.
3. Injeksi karbon monoksida
![]() |
Di balik tampilan daging sapi yang merah dan menggugah selera di supermarket, ternyata daging sapi mungkin diinjeksi dengan gas karbon monoksida. Penggunaan gas ini bisa mencegah daging berwarna abu-abu atau kecokelatan.
FDA mengenali karbon monoksida sebagai alat penstabil warna daging. Meski gas ini tidak secara langsung membahayakan kesehatan, namun penggunaannya bisa menutupi soal kesegaran daging yang sebenarnya.
Mungkin saja daging sapi yang ada di rak supermarket tidak benar-benar segar, namun karena ditambahkan gas ini, konsumen jadi tertipu. Karenanya konsumen juga perlu memperhatikan tanggal produksi daging saat membelinya. Perhatikan juga tekstur dan aroma daging untuk mendapat daging sapi yang benar-benar segar.
Baca Juga: Ini Beda Daging Sapi Segar, Beku, dan yang Dilayukan