Daging kambing identik sebagai makanan tinggi kolesterol yang bahayakan kesehatan, namun ustaz Khalid Basalamah menepis hal itu. Ia juga mengatakan Nabi Muhammad SAW seorang penggemar daging kambing.
Khalid Basalamah menepis anggapan umum selama ini bahwa mengonsumsi daging kambing berisiko meningkatkan kolesterol dan memicu penyakit darah tinggi. Sebab masyarakat di Timur Tengah sejak berabad-abad lampau, biasa mengonsumsinya, bahkan mereka yang sudah berusia lanjut dan tetap sehat.
"Nabi Muhammad SAW, Rasulullah disebutkan dalam sebuah hadist Bukhari gemar makan (daging) kambing, terutama bagian paha," kata ustaz Khalid Basalamah.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
Indikasi lain bahwa daging kambing bukan menjadi 'sumber penyakit' adalah riwayat tentang Qurban yang dimulai oleh Nabi Ibrahim AS dan Nabi Ismail AS. Dalam kisah tersebut, perintah untuk menyembelih Ismail kemudian diganti dengan domba.
Latar belakang lain, tentang syariat berupa aqiqah saat anak baru lahir. Orang tua muslim yang mampu wajib menyembelih dua ekor kambing bila yang lahir anak lelaki, dan satu ekor untuk perempuan. "Kok bukan sapi, bukan unta? Kenapa domba? Berarti kan ada pesan di situ," ucapnya.
Terkait anggapan umum bahwa daging kambing memicu kolesterol dan darah tinggi, ustaz Khalid Basalamah merujuk keterangan para ahli gizi bahwa itu ada pada bagian jeroan. Bukan cuma jeroan kambing tapi jeroan semua hewan, apalagi bila dikonsumsi secara berlebih. Selain itu bumbu, garam, dan minyak goreng yang sebenarnya menjadi penyebab kolesterol dan darah tinggi.
![]() |
Selain berdakwah, ustaz Khalid Basalamah sejak 10 tahun lalu memang menekuni bisnis kuliner. Dia membuka restoran khusus menu Timur Tengah dengan bahan baku utama daging domba atau kambing. Lokasinya di Jalan Raya Condet persis di samping Gedung BLK Kementerian Tenaga Kerja.
Di Restoran Ajwad miliknya ini, ustaz Khalid Basalamah memperhatikan betul faktor pengolahan daging kambing. Selain itu tentunya memperhatikan syariat, mulai dari sebelum pemotongan, saat pemotongan, hingga pembersihan daging dan cara memasaknya.
"Kita sembelih dengan cara syariat sehingga darahnya benar-benar tumpah, tidak boleh hewan stres. Itu semua kami lakukan demi kenikmatan dan kesehatan pelanggan," ungkapnya.
(adr/adr)