Viral Tempe dari Indomie, Ini 4 Fakta Sebenarnya

Tempe biasanya terbuat dari kacang kedelai, namun seorang ilmuwan pangan di Indonesia membuat tempe dari Indomie dan menjadi viral. Berikut 4 fakta sebenarnya!

Tempe adalah makanan tradisional asli Indonesia yang umumnya terbuat dari kacang kedelai. Kedelai yang sudah dikukus dicampur dengan ragi dan difermentasi selama 18 hingga 72 jam. Tak heran kalau tempe memiliki banyak manfaat kesehatan untuk tubuh karena mengandung protein dan mineral yang tinggi.

Di Indonesia, tempe sudah menjadi makanan sehari-hari. Beberapa tahun belakangan, tempe juga menjadi tren di beberapa negara karena manfaatnya. Banyak yang menjadikan tempe sebagai makanan pengganti protein hewani dan dikonsumsi untuk pelaku diet vegan atau plant-based diet.

Seorang ilmuwan pangan yang juga salah satu pendiri Tempe Movement Dr. Driando Ahnan-Winarno membuat inovasi baru. Ia membuat kreasinya tempe dari mie instan. Ia menggunakan mie instan merek Indomie.

Kreasi tempe unik ini ia unggah ke akun media sosial pribadinya di Instagram @driando dan @tempemovement. Setelah itu, tempe dari Indomie ini menjadi viral dan diunggah ulang oleh banyak akun media sosial karena banyak yang penasaran.

Kepada detikFood (18/5), Driando menceritakan fakta menarik terkait tempe Indomie buatannya itu.

1. Ide Awal Pembuatan Tempe Indomie

Driando pernah menempuh pendidikan di University of Massachusetts Amhrest, Amerika Serikat ini menjelaskan pertama kali ia membuat kreasi tempe dari mie instan tahun 2016 lalu. Saat itu ia masih berada di Amerika dan merasa rindu dengan mie instan Indomie.

Akhirnya, ia berkesperimen membuat tempe dari bahan baku Indomie. Ternyata tempe Indomie itupun berhasil dibuat dan bisa dikonsumsi.

"Jadi tahun 2016 atau 2017 saya sukanya eksperimen di dapur di Amerika. Nah saya cobain kebetulan di situ kan suka kangen mie instan Indonesia. Saya bikin ternyata jadi," cerita Driando Ahnan-Winarno kepada detikFood.

Baca Juga: Ini Sejarah Tempe, Makanan Asli Indonesia yang Diusulkan Jadi Warisan Budaya Takbenda Dunia