Sushi Masa Depan! Salmon untuk Sushi Ini Dipanen dari Bioreaktor

Sushi Masa Depan! Salmon untuk Sushi Ini Dipanen dari Bioreaktor

Diah Afrilian - detikFood
Minggu, 02 Mei 2021 11:00 WIB
Sushi Masa Depan! Salmon untuk Sushi Ini Dipanen dari Bioreaktor
Foto: iStock
Jakarta -

Salmon untuk sushi biasanya berasal dari laut, namun beda dengan sushi ini. Pembuatnya menggunakan ikan salmon yang dipanen dari bioreaktor!

Sushi merupakan makanan khas Jepang yang identik dengan kepalan nasi dan potongan ikan segar. Dilengkapi dengan shoyu yang menyeimbangi rasa ikan membuat sushi terasa sempurna.

Tak hanya ikan, beberapa sushi juga dibuat dengan menggunakan gurita, telur dadar gulung atau bahan-bahan lainnya yang segar. Tetapi sebuah sushi justru disajikan dengan bahan yang berbeda daripada sushi biasanya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sebuah perusahaan agrikultur luar angkasa mencoba untuk membuat sushi dari masa depan. Daging ikan salmon yang digunakannya pun bukan daging salmon sembarangan.

Sushi Masa Depan! Salmon untuk Sushi Ini Dipanen dari BioreaktorSushi Masa Depan! Salmon untuk Sushi Ini Dipanen dari Bioreaktor Foto: iStock

Dilansir melalui Fast Company (27/4), Wildtype, perusahaan agrikultur luar angkasa, telah menciptakan sushi yang menggunakan daging salmon yang dipanen dari bioreaktor. Perusahaan ini sebelumnya telah membuat sebuah pabrik percontohan yang berfokus untuk menumbuhkan daging dari makanan laut yang berasal dari sel dengan menggunakan bioreaktor.

ADVERTISEMENT

"Aku melakukan riset stem sel saat aku berpikir pertanyaan ini, terdengar cukup aneh: apakah kita butuh hewan untuk makan daging?," kata Cofounder Arye Elfenbein, selaku kardiologis.

Baca juga: Canggih! Susu Sekarang Bisa Dihasilkan dari Percobaan di Laboratorium

Sementara beberapa perusahan lain sedang bekerja untuk laboratorium yang menumbuhkan daging ayam atau kulit hewan dan beberapa daging plant-based, sedangkan Wildtype merasa alternatif untuk ikan lebih dibutuhkan. Ini juga berasal dari gagasan Elfenbein terhadap pemikiran kemungkinan untuk memproduksi daging tanpa melibatkan hewan.

"Makanan laut menjadi protein yang paling banyak dikonsumsi di bumi," kata Elfenbein.

Elfeinben juga merasa bahwa alternatif untuk daging hewan laut ini menjadi yang paling dibutuhkan di pasaran.Elfenbein menilai bahwa alternatif untuk makanan lain seperti burger dan nugget ayam sudah terlalu banyak dan cukup untuk menggantikan kebutuhan manusia.

Dibandingkan untuk meniru salmon dengan kedelai atau tumbuhan lainnya, perusahaan ini justru lebih memilih untuk menumbuhkan sel ikan sungguhan dalam tangki stainless steel. Setelah sebelumnya sel ikan salmon akan diambil dan dagingnya ditumbuhkan dengan bioreaktor yang sudah disiapkan.

"Sel-sel yang kami program berada pada DNA mereka (salmon), untuk mengorganisasikan dan mematangkan sama seperti mereka tumbuh secara natural tetapi tanpa hewannya," kata Efenbein.

P

Sushi Masa Depan! Salmon untuk Sushi Ini Dipanen dari BioreaktorSushi Masa Depan! Salmon untuk Sushi Ini Dipanen dari Bioreaktor Foto: iStock

erusahaan ini juga dengan cermat menyediakan nutrisi-nutrisi yang dibutuhkan para salmon seperti di habitat aslinya. Mulai dari protein, lemak, karbohidrat dan mineral yang penting untuk pertumbuhan mereka walaupun dalam sebuah habitat buatan.

Penyesuaian permukaan juga dilakukan untuk menghasilkan daging ikan salmon yang sama kualitasnya dengan ikan salmon yang tumbuh secara natural. Mereka membentuk sebuah permukaan keras yang ditujukan untuk adaptasi sel-sel untuk berkembang menjadi tulang rawan dan menyediakan permukaan lembut untuk sel-sel salmon tersebut menghasilkan lemak.

Ketika penumbuhan salmon sudah berhasil, perusahaan tersebut juga melakukan percobaan untuk mengetahui apakah rasanya sama dengan salmon yang dipanen dari laut. Sayangnya, untuk komposisi nutrisi mereka masih membutuhkan penyesuaian untuk menyempurnakan komposisi nutrisi seperti lemak dan asam lemak omega 3.

Sushi Masa Depan! Salmon untuk Sushi Ini Dipanen dari BioreaktorSushi Masa Depan! Salmon untuk Sushi Ini Dipanen dari Bioreaktor Foto: iStock

Elfenbein juga mengatakan bahwa jika tidak dicari alternatifnya, salmon akan semakin punah. Bahkan lambat laun panen salmon akan dianggap ilegal dan melawan hukum untuk melindungi jumlah salmon yang semakin lama akan semakin berkurang.

Selain itu, memancing secara umum dikatakan berisiko untuk merusak lingkungan. Memancing di laut dikatakan dapat melepaskan karbon dioksida dalam jumlah banyak dan mengganggu kehidupan hewan-hewan yang hidup di laut. Tak hanya itu, tambak ikan juga dikatakan dapat menyebabkan polusi air dan ini juga akan memengaruhi populasi ikan yang hidup di dalam laut atau tambak.

Saat ini, perusahaan startup ini masih bekerja sama dengan FDA sebagai agensi yang mengatur peredaran makanan. Ikan salmon yang dipanen dari bioreaktor ini tengah memasuki proses pencicipan dan pemeriksaan sebelum mulai diproduksi dan diperjualbelikan secara luas. Mereka pun telah bersiap untuk produksi dalam skala besar dan menyebarkan produknya secara luas.

Baca juga: Atasi Kelaparan Dunia, Peneliti Ciptakan Bahan Makanan dari Listrik

Halaman 2 dari 2
(dfl/adr)

Hide Ads