Sejak Kapan Saling Kirim Hampers Lebaran Jadi Tradisi?

30 Resep Kue Lebaran

Sejak Kapan Saling Kirim Hampers Lebaran Jadi Tradisi?

Riska Fitria - detikFood
Senin, 26 Apr 2021 11:00 WIB
Sejak Kapan Saling Kirim Hampers Lebaran Jadi Tradisi?
Foto: iStock
Jakarta -

Saling mengirimkan hampers pada saat perayaan lebaran Idul Fitri sudah menjadi sebuah tradisi. Namun, tahukah kamu bagaimana tradisi tersebut dimulai? Ini sejarahnya.

Hari raya lebaran Idul Fitri adalah momen untuk saling bersilaturahmi dan saling memaafkan. Ada banyak cara seseorang melakukan silaturahmi, salah satunya dengan mengirimkan hampers.

Hampers lebaran yang paling sering adalah yang berisi makanan, seperti sembako, kue kering atau bahkan makanan jadi. Isian tersebut kemudian ditata dalam sebuah keranjang dan dihias cantik.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Bukan hanya menjadi sebuah bingkisan untuk bersilaturahmi, hampers juga memiliki makna tersendiri terutama bagi si penerima. Sebelum populer seperti sekarang, ternyata tradisi kirim hampers sudah ada sejak ribuan tahun lalu.

Dilansir dari berbagai sumber, berikut 5 fakta menarik hampers lebaran:

ADVERTISEMENT

1. Apa Itu Hampers Lebaran?

Sejak Kapan Saling Kirim Hampers Lebaran Jadi Tradisi?Sejak Kapan Saling Kirim Hampers Lebaran Jadi Tradisi? Foto: iStock

Hampers adalah bingkisan yang dikirimkan untuk orang terdekat di hari perayaan tertentu. Salah satunya setiap momen hari raya Idul Fitri. Kata 'hampers' sendiri diambil dari bahasa Inggris yang artinya 'keranjang'.

Jadi, istilah hampers sering diartikan sebagai keranjang anyaman berukuran besar yang digunakan untuk mengangkut barang atau makanan di negara Inggris. Bukan hanya sekadar bingkisan, hampers juga punya sebuah makna.

Saling mengirimkan hampers akan memberi kesan eksklusif dan personal kepada si penerima bingkisan tersebut. Apalagi dalam hampers juga disertakan kartu ucapan, seperti selamat hari raya Idul Fitri.

Baca Juga : Praktis! Di 5 Tempat Ini Ada Hampers Ketupat dengan Aneka Lauk

2. Sejarah Hampers

Sejak Kapan Saling Kirim Hampers Lebaran Jadi Tradisi?Sejak Kapan Saling Kirim Hampers Lebaran Jadi Tradisi? Foto: iStock

Ternyata tradisi saling mengirimkan hampers sudah ada sejak abad ke-11. Saat itu diperkenalkan pertama kali oleh William The Conqueror setelah Pertempuran Hastings, seperti yang dikutip dari Tamasia (21/04).

Sesuai dengan arti katanya, hampers atau keranjang anyaman pertama kali digunakan untuk mengangkut makanan dan anggur dalam perjalanan panjang melintasi darat dan laut.

Anyaman dipilih sebagai bahan keranjang karena dinilai lebih ringan daripada kayu. Selain itu juga lebih tahan lama, sehingga isian hampers masih dalam kondisi baik saat sampai ke penerima.

3. Asal-usul Dikaitkan dengan Perayaan Penting

Sejak Kapan Saling Kirim Hampers Lebaran Jadi Tradisi?Sejak Kapan Saling Kirim Hampers Lebaran Jadi Tradisi? Foto: iStock

Pada tahun 1800-an di mana bertepatan dengan era revolusi industri, tradisi mengirimkan hampers mulai dikaitkan dengan perayaan penting. Saat itu, lebih dulu dikaitkan dengan hari natal dan pemberian hadiah.

Berawal dari keluarga Victoria kelas menengah dan atas dari abad ke-19 yang mengubah hampers menjadi barang mewah yang diberikan sebagai hadiah. Seiring berjalannya waktu, hampers juga dikaitkan dengan perayaan lebaran.

Kebanyakan hampers lebaran berisi sembako, makanan jadi atau kue-kue kering. Isian tersebut kemudian ditata dalam kerancang dan dihias secantik mungkin. Selain makanan, ada juga hampers yang berisi barang.

4. Mengapa Harganya bisa Mahal?

Sejak Kapan Saling Kirim Hampers Lebaran Jadi Tradisi?Sejak Kapan Saling Kirim Hampers Lebaran Jadi Tradisi? Foto: iStock

Pasti banyak yang menyadari bahwa paket-paket hampers lebaran selalu dibanderol dengan harga yang terbilang mahal. Padahal jika dilihat dari isinya, harga aslinya tidak semahal saat sudah dihias jadi hampers.

Ternyata ada makna tersendiri di balik harga mahal yang ditawarkan untuk hampers. Menurut Sosiolog Universitas Sebelas Maret (UNS) Dr. Drajat Tri Kartono, M.Si, seseorang membeli barang lebih mahal bukan karena nilai guna atau fungsinya, melainkan nilai simboliknya.

Dikutip dari Kompas.com (22/05/20) nilai simbolik berarti barang-barang itu bisa memberikan simbol atau kesan kepada penerimanya. Apalagi penataan hampers yang cantik membuat si penerima merasa eksklusif.

Lebih lanjut, Dr.Drajat mengatakan bahwa kemasan bisa meningkatkan nilai simbolik pada suatu barang. Maka tak heran jika banyak orang yang berani membeli barang berharga tinggi untuk mendapatkan kesan atau penilaian sebagai kelas elit atau kelas atas.

5. Perbedaan Hampers dan Parcel

Sejak Kapan Saling Kirim Hampers Lebaran Jadi Tradisi?Sejak Kapan Saling Kirim Hampers Lebaran Jadi Tradisi? Foto: iStock

Tak sedikit orang yang menyamakan hampers dan parcel. Faktanya, keduanya memiliki perbedaan. Hampers memiliki perlakuan dan sifat lebih khusus dibandingkan parcel.

Misalnya pada pengiriman, hampers yang dipisah dengan barang lainnya karena tidak berbenturan dengan barang lain dan tidak boleh rusak. Misalnya hampers berisi barang dipisahnya dengan yang berisi makanan.

Sementara parcel merujuk ke semua barang yang dikirim, baik itu, makanan, barang, dokumen, sembako atau lainnya. Selama isiannya itu terbungkus dengan baik, barang itu disebut parcel.

Parcel juga lebih bersifat umum, tidak seperti hampers yang memiliki kesan intim dan eksklusif. Sebab biasanya hampers yang dikirimkan pada hari raya atau hari khusus.

Baca Juga : 7 Rekomendasi Hampers Lebaran Enak untuk Keluarga

Halaman 2 dari 3
(raf/adr)

Hide Ads