Salt Bae, chef yang terkenal karena gayanya menabur garam ini berurusan dengan hukum. Ia dilaporkan atas tuduhan melanggar hak cipta seni mural yang dipakai di propertinya.
Tak hanya makanan yang enak, restoran yang nyaman dengan desain yang bagus juga menjadi salah satu faktor yang bisa menarik tamu untuk datang. Mulai dari desain interior, lukisan atau seni yang ditampilkan, hingga musik-musik pendukung yang menambah suasana makan jadi semakin nyaman.
Tetapi saat berbicara tentang karya seni harus berhati-hati dengan hak cipta. Sebuah karya seni yang dihasilkan oleh seniman tentunya memiliki hak cipta baik secara resmi maupun tidak resmi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Jangan sampai ketika ingin menciptakan restoran yang nyaman dengan seni-seni yang menghibur justru terlibat permasalahan rumit akibat hak cipta. Salah satunya seperti kasus Salt Bae, chef yang terkenal dengan caranya menaburkan garam.
Baca juga: Kafe Bertema Harry Potter di Hong Kong Digugat Karena Langgar Hak Cipta
Dilansir melalui The Takeout (16/4), seorang seniman asal Brooklyn, William Hicks melaporkan Salt Bae atas pelanggaran hak cipta terhadap karya seni buatannya. Hicks melaporkan atas karyanya yang digunakan pada menu, tas belanja, dan penanda pada restoran milik Salt Bae tanpa izin.
![]() |
Hicks dilaporkan telah mengajukan gugatan sebanyak Rp73 miliar terhadap Salt Bae di Pengadilan Distrik untuk Distrik Selatan New York. Hicks mengatakan bahwa pemilik Smarmy Steak itu telah mencetak karya seni milik Hicks pada menu, tas belanja dan tanda-tanda untuk restoran Nusr-Et Steakhouse yang tersebar di beberapa negara lainnya.
Menurut gugatan yang dilaporkan, Hicks dan seniman mural lainnya memang ditugaskan untuk merancang mural "The Bae" pada September 2017. Ia mengaku bahwa Salt Bae memesan untuk sebuah karya seni dengan pose menabur garam ala Salt Bae yang ikonik untuk restoran steak milik Salt Bae di New York, Dubai dan Istanbul.
![]() |
Setelah penciptaan karya seni tersebut, Hicks mengatakan bahwa Salt Bae dan rekan-rekannya menyalin karya seni mural yang ia buat secara ilegal. Karya seni tersebut kemudian digunakan untuk restoran-restoran milik Salt Bae lainnya di Turki, Yunani dan Uni Emirat Arab.
Penggunaan karya seni milik Hicks ini dikatakan ada pada menu, tas belanja untuk pesanan bawa pulang hingga penanda-penanda yang ada di Nusr-Et Steakhouse. Hicks mengaku kecewa atas penggunaan berkelanjutan karya seninya tanpa ada izin maupun kompensasi untuk dirinya.
Tetapi keterangan tentang berapa jumlah komisi yang diberikan di awal oleh Salt Bae belum dapat diketahui. Hal ini terkait Hicks dan pengacaranya yang memilih untuk tidak mengungkapkannya ke media.
Gugatan ini membuat Salt Bae dan rekannya tidak dapat membuka restorannya sebelum permasalahan di pengadilan selesai. Sebelumnya, mereka juga pernah dituntut atas pemberian upah yang tidak layak di Miami dan New York.
Salt Bae tampaknya memang sering bermasalah dengan hukum. Ia juga pernah menghadapi dua tuntutan hukum dari kontraktor yang mengaku tidak pernah menerima upah atas jasanya di Dallas. Pelanggaran atas keselamatan kerja di kota Boston juga pernah menyeretnya ke ranah hukum.
Baca juga: Chef di Jerman Kini Punya Hak Cipta atas Hasil 'Plating' Makanannya
(dfl/adr)