Di Jepang bayar pajak jadi salah satu hal yang ditunggu-tunggu setiap warganya. Karena mereka bisa mendapatkan hadiah daging wagyu, kepiting hingga buah secara gratis.
Terkenal dengan berbagai produk makanan mewah yang mendunia. Jepang memanfaatkan makanan-makanan ini untuk menarik warganya agar lebih taat membayar pajak ke negara.
Baca Juga: Wow! Anggur Mahal Asal Jepang Ini Dilelang Seharga Rp 178 Juta
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Orang-orang yang rajin membayar pajak mereka, dan mendonasikan sekitar 20% pajak penduduk ke pemerintah lokal. Bisa mendapatkan makanan-makanan mewah sebagai hadiahnya.
Dilansir dari Atlas Obscura (22/03), cara mendapatkan makanan-makanan gratis ini juga mudah. Mirip seperti belanja di toko online.
Program Pajak dari Pemerintah
![]() |
Pada tahun 2007, Perdana Menteri Jepang, Suga Yoshihide mendirikan program 'Furusato Nozei'. Program ini memudahkan warga Jepang yang membayar pajak, untuk mendonasikan 20% dari pajak penduduk mereka ke pemerintah lokal.
Imbalannya mereka akan mendapatkan berbagai jenis hadiah. Donasi ini mirip seperti toko online. Orang-orang hanya perlu memasukkan sejumlah uang sebagai bentuk donasi.
Kemudian nantinya ada barang-barang seperti makanan yang dikirimkan sebagai hadiah oleh pemerintah. Cara ini dinilai efektif untuk membuat orang lebih rajin membayar pajak.
Makanan Mewah yang Diberikan
![]() |
Hadiah makanan gratis yang diberikan pemerintah juga tidak sembarangan. Semua makanan enak dengan harga yang mahal jadi hadiah gratis, untuk warga Jepang yang membayar pajak mereka.
Di tahun 2021 ini contohnya. Pemerintah Jepang sudah menyiapkan lidah sapi dari daging wagyu. Kemudian anggur premium dari Shine Muscat, hingga beras berkualitas tinggi secara gratis.
Kalau sedang beruntung, orang-orang bisa memilih wine mahal yang dibuat dari anggur Yamanashi. Kemudian tersedia juga pilihan es krim, yang dibuat langsung dari susu sapi di Hokkaido.
Semakin Mahal Semakin Bagus
![]() |
Jenis makanan yang didapatkan tentunya disesuaikan dengan donasi pajak yang dibuat setiap orang. Misalnya jika seseorang mendonasikan pajak penduduk mereka sebesar Β₯100,000 (Rp 13,2 juta).
Mereka berkesempatan untuk menginap di salah satu hotel mewah bertema samurai di Kyoto. Kemudian jika warga mendonasikan pajak mereka sekitar Β₯170,000 (Rp 22,5 juta), sudah bisa naik balon udara di Tochigi.
Meski terdengar seperti pemborosan dari dana pemerintah. Tapi sebenarnya program 'Furusato Nozei' ini dibuat untuk mengatasi perkembangan demografi Jepang yang cukup pesat.
Membantu Pengrajin Lokal di Setiap Daerah
![]() |
Pada tahun 2019, ada lebih dari 91,7% warga Jepang yang pindah dari desa ke kota. Hal ini membuat kurangnya warga yang tinggal di wilayah pedalaman Jepang. Di mana pemerintah lokal kesulitan mendapatkan pemasukan dari 'meibutsu'.
Meibutsu ini bisa dibilang sebagai ciri khas produk lokal atau makanan lokal, yang menjadi ciri khas setiap daerah. Misalnya di wilayah Fukuoka, mereka terkenal dengan mentaiko atau hidangan lautnya.
Kemudian di Prefektur Aomori, mereka terkenal dengan buah apel Fuji nya yang berkualitas tinggi. Jika semua orang pindah ke kota, maka tidak akan ada lagi warga yang memproduksi makanan hingga benda yang menjadi sumber pemasukan pemerintah lokal.
Membantu Desa untuk Berkembang
![]() |
Selain mendorong dan membantu produk lokal di setiap daerah. Lewat program Furusato Nozei ini, pemerintah berharap bahwa orang-orang muda yang berkarir di kota bisa membantu kampung halaman mereka.
Salah satunya dengan mendonasikan pajak penduduk mereka. Pajak ini nantinya digunakan untuk membantu pembangunan desa, pengrajin lokal hingga infrastruktur lainnya.
"Banyak orang yang lahir dan besar di desa. Mereka mendapatkan akses kesehatan, pendidikan hingga layanan publik lainnya dari pemerintah setempat. Jika mereka kini tinggal di kota, kita harus memiliki sistem di mana mereka bisa menyumbangkan sedikit penghasilan mereka. Untuk tetap mendukung desa tempat mereka lahir," jelas keterangan dari situs resmi Furusato Nozei.
Sempai Menuai Kritik
![]() |
Meski program ini disambut baik oleh warga Jepang, tapi tetap saja menuai kritik. Sebelumnya orang-orang yang mendonasikan panjak penduduk mereka, akan mendapatkan kartu hadiah dari Amazon.
Hal ini dikritik banyak orang, karena Amazon sendiri merupakan perusahaan dari Amerika. Akhirnya di tahun 2018, pemerintah mewajibkan bahwa hadiah untuk donasi ini hanya boleh produk pangan lokal, atau benda lokal yang dihasilkan di Jepang.
Sampai sekarang program ini masih berlangsung. Banyak orang yang tetap mendukung program ini.
Baca Juga: Daun Pisang Dibanderol Rp 800 Ribu, Netizen Rebutan Jualan di Jepang