Tiap Rumah Tangga di Dunia Buang 74 Kg Makanan Setahun

Tiap Rumah Tangga di Dunia Buang 74 Kg Makanan Setahun

Diah Afrilian Dini - detikFood
Senin, 08 Mar 2021 08:30 WIB
Tiap Rumah Tangga di Dunia Buang 74 Kg Makanan Setahun
Foto: iStock
Jakarta -

Menurut laporan PBB tahun 2021, seperlima makanan di dunia dibuang sia-sia. Rata-rata tiap rumah tangga buang 74 kilogram makanan setiap tahunnya.

Sampah merupakan permasalahan besar yang masih belum bisa diatasi di dunia . Upaya pengelolaan sampah untuk mengatasi penumpukan masih belum bisa juga mengurai sampah di dunia.

Bukan hanya limbah produk atau barang. Masalah limbah yang paling sulit diatasi adalah limbah makanan yang bahkan memenuhi 17% dari total keseluruhan sampah dunia.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Jumlah limbah makanan ini begitu mengkhawatirkan. Mengingat masih banyak sekali negara-negara yang kelaparan karena kekurangan makanan.

Baca Juga: 5 Komunitas Ini Kumpulkan Sampah Makanan Sisa, Ada yang Dari Indonesia

ADVERTISEMENT

Dilansir melalui Daily Mail UK (4/3), berdasarkan laporan indeks sampah makanan PBB tahun 2021 rata-rata sampah rumah tangga menghasilkan 74 kilogram sampah makanan setiap tahunnya. Jumlah ini didapatkan hanya dari 1 rumah tangga saja.

Tiap Rumah Tangga di Dunia Buang 74 Kg Makanan SetahunTiap Rumah Tangga di Dunia Buang 74 Kg Makanan Setahun Foto: iStock

Pada tahun 2019, total sampah di dunia berada pada 931 juta ton dengan sampah makanan sebanyak lebih dari 158 juta ton. Temuan dari laporan ini menetapkan masalah sampah makanan menjadi masalah global yang harus segera diatasi di seluruh dunia.

Sampah makanan sebelumnya menjadi target UN Sustainable Development Goal (SDG) 12,3. UN SDG ini memiliki tujuan untuk mengurangi limbah makanan global per kapita di tingkat ritel dan konsumen.

"Jika kita ingin serius mengatasi perubahan iklim, kehilangan alam dan keanekaragaman hayati, polusi dan limbah, bisnis, pemerintah dan warga di seluruh dunia harus melakukan bagian mereka untuk mengurangi limbah makanan," kata Inger Andersen.

Limbah makanan bahkan dikatakan memiliki dampak lingkungan yang substansial. Diperkirakan 8-10% emisi gas rumah kaca memiliki kaitannya dengan makanan yang terbuang percuma.

"Mengurangi limbah makanan akan memotong emisi gas rumah kaca, memperlambat penghancuran alam melalui konversi dan polusi lahan, meningkatkan ketersediaan makanan dan dengan demikian mengurangi kelaparan dan menghemat uang pada saat resesi global," kata Andersen.

Untuk mengatasi sampah makanan yang terus menumpuk tiap tahunnya, KTT Sistem Pangan PBB tahun ini akan meluncurkan tindakan baru. Menurut laporan tersebut, analisis yang komprehensif telah dilakukan dan disusun di 54 negara yang berbeda.

Para peneliti menemukan bahwa terlepas dari tingkat pendapatan setiap negara. Setiap negara memiliki tingkat limbah makanan yang substansial yang sebagian besar berasal dari rumah tangga.

Bahkan jika dilihat melalui rantai pasokan makanan, rumah tangga menghasilkan 11% sampah makanan. Sedangkan layanan restoran dan outlet ritel masing-masing 5% dan 2%.

Baca Juga: Pasangan Ini Makan 'Sampah' Demi Berhemat Rp 2,9 Juta Tiap Bulan




(odi/odi)

Hide Ads