Tak berhenti di situ, aksi membungkus makanan juga berlanjut dengan ibu-ibu kolombus lain yang mengambil kue nagasari.
"Yang diambil langsung 5, settttt plunggg masuk ke dalam kresek hitamnya, setelah itu setttt diam-diam dia masukkin kacang rebus sepiring penuh ke kantong plastiknya lalu tak ketinggalan brownies di depanku juga diembatnya. Kalau nggak salah aku lihat ada 10 potong deh browniesnya," lanjut Teza.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Teza juga mengatakan pasukan ibu-ibu kolombus ini seperti tidak tahu malu. Teza menulis, "Mukanya bener-bener muka badak karena ada ibu-ibu lain melihat aksinya tapi dengan wajah tanpa dosanya, dia cengengesan seakan-akan tak bersalah."
![]() |
Dalam unggahan yang sama, Teza menyampaikan opininya tentang ibu-ibu kolombus. "Kebanyakan dari mereka punya tujuan bungkusin makanan hajatan buat dimakan sebagai camilan di jalan, atau dibawa pulang. Ada juga buat anggota keluarga yang nggak ikut biar kebagian."
Ia melanjutkan, "Sebenarnya nggak ada yang salah dari bungkusin makanan, tapi secara adab atau etika, ini bahaya. Bayangkan yang punya hajat udah itung-itung perkiraan tamu 50 orang misalnya, dengan perilaku korupsi kecil para ibu-ibu kolombus ini ada tamu yang nggak kebagian jatahnya."
Bukan tidak mungkin persediaan konsumsi tamu milik yang punya acara akan berkurang. "Porsi yang seharusnya jadi hak tamu lain, ketika dibungkus tanpa izin pemilik acara, bisa jadi haram. Jangan sampe cuma karena bungkus-bungkus, kita makan yang bukan haknya nganterin kita ke negara," lanjut Teza.
![]() |
Ia juga menitip pesan, "Yuk ah berhenti jadi pasukan kolombus kecuali sengaja dibungkusin sama yang punya hajat yah." Unggahan inipun viral dan jadi perbincangan netizen.
Banyak di antara mereka menuangkan pendapatnya. "Ibu-ibu kalo nemu yang model kayak gini langsung tegu raja ya. Biarin dia malu sekalian. Ga ada adab. Kasian yang punya hajat dong," kata seorang netizen.
Ada juga yang mengatakan, "Menurut gue gapapa sih asal acaranya udah selesai. Itu kan ditaruh emang buat disuguhin ke tamu. Soalnya seumpama nyisa banyak di yang punya hajat juga sayang ngga ada yang makan, nantinya kebuang. Kalo dibawa kan pasti kemakan sama orang rumah mereka. Soalnya sering banget di rumah gue suka banyak yang nyisa. Mau bagi-bagiin lagi juga repot lagi kan. Mending kayak gitu.
Baca Juga: Sweet! Suami Ini Selalu Bungkus Konsumsi Rapat Untuk Sang Istri
(adr/odi)