Gaya hidup vegan kini dilakoni banyak orang. Di Indonesia menjalankannya tak sulit dan mahal karena menurut netizen ini, menu di warteg 80% vegan!
Pola makan berbasis nabati, apapun sebutannya, termasuk vegan, vegetarian, dan plant-based belakangan semakin diminati. Banyak orang mengincar manfaat sehat dari menjalankannya.
Tak terkecuali di Indonesia dimana banyak orang mulai beralih mengonsumsi makanan nabati. Ada yang sudah 100% vegan atau vegetarian, namun ada pula yang masih fleksibel karena makan daging hewani sesekali (flexitarian).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Membicarakan pola makan nabati ini, orang Indonesia memiliki asosiasi yang kuat dengan salad sebagai menu vegan atau vegetarian. Padahal faktanya, makanan lokal banyak yang termasuk vegan.
![]() |
Hal inilah yang mendasari kicauan netizen Twitter, @orlandaudricw. Pada (24/1) ia bilang, "Orang Indonesia kalau jadi vegan langsung latah makan salad, padahal menu di warteg 80% vegan."
@orlandaudricw juga menyertakan foto susunan lauk di warteg. Terlihat ada tumis jamur, sayur labu siam, sayur buncis tempe, cah kangkung, urap, dan olahan sayur lain yang menggugah selera.
Lewat kicauannya ini pula, @orlandaudricw mengajak orang-orang untuk mendukung usaha warteg di sekitar mereka.
"Coba petik pelajarannya, support warteg terdekat dengan modal kecil juga bisa menyambung kehidupan mereka. Makanan itu pilihan masing-masing, tapi baiknya melek sama sekitar. Warteg itu keren. Be proud," tulisnya.
![]() |
Baca Juga: Netizen Debat Sengit Soal Rawon Warteg Berkuah Kuning
Ia juga mengatakan warteg punya filosofi yang bisa dijadikan pelajaran untuk banyak orang.
"Dengan menu yang beragam dapat menyatukan semua kalangan. Tidak memandang orang itu vegan, vegetarian, kaya, miskin, kpopers, alien, iluminati dll. Semua bisa makan di warteg. Warteg just exist, and you are exist too," sambungnya.
Kicauannya ini viral hingga sudah mendapat lebih dari 39 ribu likes dan 12 ribu retweets. Banyak netizen memberikan pendapatnya.
"Sayangnya mengandung minyak sama santan berlebih not diet friendly :( di Indonesia ada ga ya warteg tp healthy food gitu. Gpp asli kalo agak pricey tp yg msh wajar, Ok lah," sahut @sugarchane.
![]() |
Kicauannya ini dibalas @orlandaudricw. Ia mengatakan, "Yang menentukan diet berhasil atau healthy life itu pola makan, porsi, dan aktivitas nya. Kalau dirasa 1 warteg ga sehat try to find another one. Kalau d bandung ada nama tempatnya 'kehidupan tak pernah berakhir'."
Tak hanya itu, @orlandaudricw menekankan kalau pengusaha warteg tidak pernah melabelkan makanan mereka vegan, vegetarian, atau plant-based.
"Warteg itu sendiri tidak melabelkan mereka itu vegan, tapi manusia nya yang melabelkan vegan, vegetarian, plant-based dll. Warteg itu hanya sedia nasi, pecel, tempe, urap, tahu, lodeh, kentang balado, lalapan, dan unity in diversity," jelasnya.
Di thread Twitter ini pula banyak orang yang menyarankan menu vegetarian pilihan mereka. Ternyata tak sedikit yang mengandalkan menu warteg atau warung makan pinggir jalan lainnya sebagai asupan harian mereka.
Baca Juga: Jalani Pola Makan Plant-Based, Andien Pilih Oncom hingga Urap
(adr/odi)