Ulat Hong Kong kini menjadi serangga pertama yang disetujui sebagai makanan manusia di Eropa. Ulat yang satu ini disebut kaya protein dan serat.
Ulat Hong Kong atau mealworm, masuk ke dalam salah satu jenis serangga yang paling sering diolah jadi makanan untuk manusia. Bentuknya kecil dan dengan warna kuning kecokelatan.
Baca Juga: 5 Negara Ini Punya Olahan Serangga dan Ulat yang Enak
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ulat Hong Kong merupakan larva dari kumbang kecil. Biasanya ulat ini dijadikan sebagai pakan untuk ikan hias sampai hamster. Tapi belakangan ulat Hong Kong justru populer sebagai makanan manusia.
![]() |
Dilansir dari DW (15/01), baru-baru ini badan makanan di Uni Eropa menyetujui ulat Hong Kong sebagai makanan manusia.
Ulat Hong Kong dalam bentuk utuh, bubuk hingga pasta menjadi makanan berbasis serangga pertama yang disetujui di Eropa untuk dikonsumsi orang. Meski sudah disetujui oleh pengawas keamanan pangan di sana. Namun Komisi Uni Eropa belum sepenuhnya mendukung keputusan ini.
Tapi kabar ini sudah menyebar. Di mana minggu lalu, akhirnya ulat Hong Kong disetujui eksistensinya sebagai makanan manusia oleh European Food Safety Agency (EFSA).
Bukan tanpa alasan mengapa EFSA menyetujui ulat Hong Kong di piring orang-orang. Ulat ini sejak dulu terkenal dengan kandungan proteinnya yang tinggi.
![]() |
Belum lagi kandungan lemak dan serat yang bermanfaat untuk tubuh. Selain itu ulat ini bisa dimakan dalam bentuk utuh, atau diolah menjadi bahan makanan seperti tepung. Campuran tepung ini bisa digunakan untuk membuat aneka cemilan hingga mie.
Menurut ilmuwan makanan dari EFSA, Ermolaos Ververis menyebutkan bahwa ulat Hong Kong ini tinggi peminatnya. Terutama di bidang industri makanan yang ingin mengembangkan makanan berbasis serangga.
Ulat Hong Kong ini menjadi spesies pertama di antara 15 serangga lainnya, yang diteliti oleh EFSA untuk diuji kelayakannya. Sampai sekarang EFSA punya 156 penelitian untuk makanan jenis makanan baru, termasuk makanan yang berasal dari alga.
![]() |
Tentunya hal ini masih menimbulkan pro dan kontra di Eropa. Banyak orang yang masih merasa jijik membayangkan ulat-ulat menjadi makanan mereka.
"Tapi seiring berjalannya waktu dan pengenalan, pandangan ini tentunya bisa berubah," jelas Giovanni Sogari, pengamat konsumen dari University of Parma.
Eropa bisa dibilang 'ketinggalan' dalam masalah makanan berbasis serangga. Selama beberapa tahun terakhir banyak negara seperti Afrika hingga Amerika Tengah, yang sudah menjadikan serangga sebagai makanan sehari-hari.
Sebelumnya ulat Hong Kong digadang -gadang sebagai sumber makan kaya protein terbaru.
Lewat penelitian yang diterbitkan Journal of Insects as Food and Feed, para peneliti mengungkapkan bahwa ulat berwarna kuning tersebut bisa menggantikan protein hewan.
Baca Juga: Ulat Hong Kong Dipromosikan Sebagai Sumber Makanan Ramah Lingkungan
(sob/odi)