Kehilangan indera penciuman menjadi satu ciri orang yang terpapar Covid-19. Seorang wanita justru mengalami hal lebih parah, ia menyebut kopi punya bau seperti asap knalpot kendaraan.
Efek yang dirasakan tubuh para pasien covid-19 memang berbeda-beda. Salah satu yang umum dirasakan yakni hilangnya fungsi indera penciuman dan perasa. Beberapa orang positif covid-19 tak bisa mencium atau mencecap rasa makanan apapun.
Lain halnya dengan wanita bernama Sarah Govier, ia justru bisa mencium berbagai makanan dan bau namun tidak bisa mendeteksi aroma aslinya. Dilansir dari Metro (28/12) Sarah mengatakan dirinya bisa mencium aroma kopi namun ia mengatakan aromanya justru mirip asap knalpot kendaraan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
Baca juga: Minum Kopi Bisa Jadi Alat Deteksi COVID-19 |
Demikian juga dengan cokelat, bawang dan pasta gigi yang menurut penciuman Sarah punya bau menjijikan. Sarah dikabarkan terpapar virus Covid-19 pada bulan Mei, namun baru-baru ini justru ia merasa indera penciumannya terganggu.
Ketika mencium bau bawang merah dan bawang putih, Sarah mengatakan kalau aroma bumbu ini menjijikan, mirip anjing basah atau mirip bau air selokan. Ia juga sangat sensitif ketika mencium aroma keringat dan urin.
"Bawang putih dan bawang bombay berbau tidak enak, saya bahkan tidak bisa menjelaskan. Sementara semua masakan menggunakan campuran bawang. Memasak jadi hal yang menantang buat saya," jelas Sarah. "Saya harus mengendus sesuatu sebelum saya memakannya dan baunya sangat aneh, seperti jenis hewan yang menjijikan."
Meskipun menurut Sarah semua makanan berbau aneh, tapi ia tetap menyantap keju dan ikan sebagai makanan favoritnya. Ia juga makan alpukat serta olahan udang, kentang, nasi dan bubur. Sarah menghindari makanan dengan bau menyengat karena menurunkan selera makannya.
Para dokter telah menemukan fakta beberapa orang yang positif Covid-19 akan kehilangan indra penciuman mereka. Virus ini merusak ujung saraf reseptor atau sel pendukung di dalam hidung yang berfungsi menjadi pendeteksi aroma sebelum disampaikan ke otak.
Ujung saraf pendeteksi aroma ini bertugas memberi tahu otak sehingga orang bisa menafsirkan aroma. Jika saraf ini terus terganggu maka akan mengakibatkan parosmia, yakni hilangnya fungsi indera penciuman dan perasa.
(dvs/odi)