Speculoos atau biscoff adalah biskuit yang lagi tren untuk dipadukan bersama dessert. Saat ini produsennya menghadapi protes warga Belgia terkait penamaannya.
Speculoos merupakan jenis biskuit asal Belgia yang terbuat dari campuran rempah-rempah, termasuk kayu manis. Speculoos saat ini tengah naik daun dan sering dijadikan campuran pada dessert.
Di Indonesia sendiri speculoos sudah mendapatkan tempat spesial di berbagai hidangan. Misalnya kue, susu hingga kopi. Speculoos di Indonesia lebih terkenal dengan sebutan Biscoff atau biskuit Lotus Biscoff yang merujuk pada produsennya, Lotus.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Biscoff sendiri merupakan merk speculoos asal Belgia. Baik biskuit maupun selainya, keduanya sangat lezat jika ditambahkan ke dalam berbagai hidangan.
Di negara asalnya, speculoos sedang ramai diperbincangkan hingga memunculkan bentuk protes dari masyarakat Belgia. Dilansir dari Euro News (10/11), hal ini dipicu oleh kebijakan CEO Lotus Bakeries yang mengumumkan rencana untuk memperluas branding speculoos mereka dengan nama 'Biscoff'.
![]() |
Lotus sebenarnya mulai memproduksi biskuit speculoos ini pada tahun 1932 dengan pabrik pertamanya ada di Lembeke, Flanders Timur. Tetapi mereka baru mulai populer di Belgia setelah membawa merek ini berhasil masuk ke pasar internasional pada tahun 1990-an.
Baca Juga: Cerita di Balik Dessert 'Lotus Biscoff' yang Perlu Kamu Tahu
Penyebutan speculoos menjadi biscoff ini diprotes karena dianggap 'terlalu Amerika' oleh masyarakat Belgia. Biscoff sendiri merupakan singkatan dari biscuit and coffee (biskuit dan kopi).
Protes yang disampaikan oleh masyarakat Belgia terkait perubahan speculoos yang akan diberlakukan secara internasional ini disampaikan melalui tagar di media sosial twitter. Melalui tagar #JeSuisSpeculoos masyarakat Belgia marah dan ingin memboikot produsen biskuit speculoos ini.
Tanggapan masyarakat Belgia ini sebenarnya bukan respon negatif. Tujuan mereka hanya ingin mempertahankan budaya asli Belgia dan ingin menjaga merek tersebut dari merek-merek baru yang nantinya bermunculan dengan menyerupai Biscoff.
"2020 menghancurkan semuanya #JeSuisSpeculoos" tulis akun twitter @MathieuFlex.
![]() |
Pakar marketing, Julie Haspeslagh yang telah bekerja untuk banyak merek lokal Belgia dan berbagai merek di dunia menjelaskan bahwa nama ini justru terinspirasi dari Belgia.
"Speculoos merupakan salah satu dari beberapa hal yang hanya dimiliki oleh orang Belgia, ini menjadi budaya makanan kita. Budaya makanan ini sangat penting untuk menyatukan orang-orang Belgia," kata Haspeslagh.
Di Belgia dan beberapa negara lainnya, seperti Belanda dan Perancis, akan ada tulisan "The Original Speculoos" di bawah logo Biscoff. Hal ini dimaksudkan agar tetap menjaga keaslian dan budaya makanan asal Belgia.
Pihak Lotus berpikir nama speculoos merupakan sebutan umum untuk makanan, seperti halnya ketika orang menyebut "roti" atau "kue". Karenanya semua orang bisa mengklaim "speculoos" buatannya. Speculoos mungkin akan dibuat dan diproduksi oleh orang lain dengan keahliannya masing-masing.
Justru dengan perubahan nama "speculoos" menjadi "biscoff" diharapkan bisa membawa speculoos bisa menjadi lebih populer di dunia karena namanya lebih mudah untuk dikenal secara umum. Pihak Lotus sendiri juga menyadari tidak ingin menghilangkan budaya Belgia yang ada pada speculoos.
Baca Juga: Manis Wangi Selai Speculoos dari Biskuit Khas Belgia
(raf/adr)