Dihubungi detik.com lewat pesan singkat (24/12) dr. Florentina M. Rahardja, M.Gizi, SpGK menjelaskan kalau telur tidak disarankan untuk dikonsumsi dalam keadaan mentah atau setengah matang.
"Telur baik kuning maupun putihnya sebaiknya tidak dikonsumsi dalam kondisi mentah atau setengah matang, karena berisiko terkontaminasi bakteri Salmonella. Selain itu penyerapan protein yang terkandung di dalam telur juga lebih baik dalam keadaan matang. Apalagi jika putih telur juga dikonsumsi dalam keadaan mentah atau setengah matang, maka penyerapan biotin atau vitamin B7 juga terganggu karena di dalam putih telur mentah terdapat avidin yang menghambat penyerapan biotin," beber dr. Florentina.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
Lebih lanjut ahli gizi ini menyebutkan vitamin dan mineral sebagai mikronutrien sangat penting untuk tumbuh kembang anak.
Dalam kasus ini, kuning telur disebutkan dicampur dengan air panas, tanpa menjelaskan air mendidih atau hanya air hangat. Jika air yang digunakan hanya hangat saja maka mempengaruhi kematangan telur tersebut dan bisa beresiko terhadap kesehatan.
"Jika air mendidih kemudian dimasukkan susu formula, maka pembuatan susu formula menjadi tidak tepat. Susu formula sebaiknya dicampur dengan air yang sudah dididihkan 100 derajat celcius, kemudian ditunggu agak dingin kira-kira suhu air tersebut sudah turun sekitar 70 derajat celcius," lanjut dr. Florentina.
Sebagai saran, dokter ramah ini juga merekomendasikan telur dijadikan makanan MPASI untuk anak usia 6 bulan ke atas. "Telur bisa diberikan untuk anak yaitu dengan membuat telur tim atau dimasak dalam makanan pendamping asi," ujar dr. Florentina.
Sementara untuk alasan kecerdasan, dr. Florentina berpendapat kalau tingkat kecerdasan anak dipengaruhi oleh beberapa faktor. Termasuk di dalamnya pemberian zat gizi lengkap dan seimbang, serta diiringi juga dengan stimulasi.
(dvs/odi)