Jika biasanya acara pemakaman identik dengan karangan bunga sebagai bentuk duka cita. Di Swedia, justru ada permen khusus untuk acara pemakaman.
Meski sudah ditinggalkan, tapi tradisi membagikan permen saat acara pemakaman tetap dikenang di Swedia. Bahkan beberapa bungkus permen pemakaman dari masa lampau, kini dipajang di Stockholm Nordiska Museum.
Pada abad 19 lalu, permen sudah menjadi tradisi yang tidak bisa dipisahkan di Swedia. Permen ini jadi simbol di berbagai acara penting seperti pernikahan, acara baptis, ulang tahun pernikahan dan masih banyak lagi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tak hanya itu, permen-permen ini juga digunakan sebagai bentuk duka cita ketika ada yang meninggal dunia.
Dilansir dari Atlas Obscura (24/11), berikut kisah menarik dibalik permen pemakaman ini.
Baca Juga: Ini Makanan Tradisi Dalam Acara Pemakaman di 6 Negara
1. Permen Pemakaman yang Ikonik
![]() |
Sejak abad 19 lalu, warga Swedia selalu menyajikan permen atau manisan di setiap acara penting. Bahkan sudah menjadi menu wajib saat itu.
Untuk acara kebahagiaan seperti pernikahan atau ulang tahun, biasanya permen yang disajikan dibungkus dengan kertas cerah.
Sementara untuk acara pemakaman, tampilan permen ini jauh lebih gelap. Orang-orang akan membungkus permen untuk acara pemakaman dengan warna putih, hitam atau cokelat.
2. Tampilan yang Menyeramkan
![]() |
Meski permen selalu dikaitkan dengan kebahagiaan, tapi berbeda dengan permen pemakaman di Swedia. Meski masih dibuat dengan campuran gula, tapi penampilan permen ini sangat gelap.
Setelah dibungkus dengan kertas berwarna hitam atau putih. Permen-permen ini kemudian akan ditempelkan gambar-gambar yang berkaitan dengan kematian.
Seperti gambar tengkorak, gambar peti mati, sampai lukisan kecil berisi orang-orang yang tengah mendoakan orang sekarat. Permen pemakaman ini jauh dari tampilan permen pada umumnya.
3. Filosofi Permen Pemakaman
![]() |
"Dulu filosofinya tak jauh dari duka cita. Orang-orang berpikir bahwa saat itu mereka tengah berurusan dengan kematian, kehilangan yang amat sangat. Jadi permen ini dibuat dengan tampilan yang suram dan sedih," jelas Ulrika Torell.
Ulrika merupakan kurator di Nordiska Museum. Ia juga menulis buku tentang sejarah permen dan makanan manis dalam konteks sejarah di Swedia.
"Contohnya ketika seorang wanita bernama Svedelli meninggal dunia di tahun 1844. Permen yang dibagikan itu memiliki figur tengkorak di atas bungkusnya. Lengkap dengan gunting yang menggambarkan kematian," jelas Ulrika.
4. Permen Berharga
![]() |
Di Swedia, dulu permen lebih dianggap sebagai barang berharga dibandingkan makanan. Karenanya permen-permen ini tidak pernah dimakan, fungsinya memang jadi pajangan atau disimpan.
Untuk bahan-bahan dari permen ini cukup beragam. Bahan dasarnya masih menggunakan tekstur dari gula, dan tragacanth sejenis bahan makanan yang menciptakan tekstur kenyal.
Bahkan beberapa pembuat permen dulu menambahkan bubuk kapur atau bahan murah lainnya ke dalam adonan permen. Karena mereka berpikir bahwa permen-permen ini tidak akan dimakan.
5. Tradisi yang Mulai Dilupakan
![]() |
"Tekstur permen ini sangat keras seperti batu. Dulu ada kisah di mana anak-anak yang nakal disuruh makan permen ini sebagai hukumannya," jelas Ulrika.
Di tahun 1920, tradisi ini secara perlahan mulai ditinggalkan oleh banyak orang. Penyebab utamanya karena harga gula sudah tidak semahal dulu, sehingga permen pemakaman ini kehilangan makna spesial dibaliknya.
Selain itu orang-orang lebih suka mengekspresikan rasa duka mereka dengan rangkaian bunga yang bertahan sampai sekarang.
Di tahun 1930 industri permen pemakaman semakin surut. Kemudian tradisi ini benar-benar ditinggalkan pada tahun 1960 hingga sekarang.
Meski sudah ditinggalkan, tapi permen pemakaman ini masih jadi sejarah yang menarik di Swedia sampai saat ini.
Baca Juga: Hidup di Antara Orang Mati, Orang-orang Ini Masak dan Makan di Kuburan
Simak Video "Video Siswa soal MBG Beras Dibagikan Seminggu Sekali: Cuma Cukup 2 Hari"
[Gambas:Video 20detik]
(sob/odi)