Ramai di media sosial seruan untuk memboikot produk makanan Prancis. Selain itu, beberapa produk makanan ini juga pernah terancam diboikot.
Beberapa produk makanan pernah menjadi imbas dari banyak kasus di seluruh dunia. Pemboikotan pada produk makanan ini dilakukan sebagai bentuk ancaman atau 'balas dendam'.
Seperti yang tengah ramai belakangan ini. Pernyataan Presiden Prancis tentang kartun Nabi Muhammad SAW telah mengecewakan seluruh umat Muslim di dunia.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Termasuk di Indonesia yang sebagian besar masyarakatnya adalah beragama Islam. Dari itu, seruan untuk memboikot produk makanan yang berasal dari Prancis pun mencuat.
Sebelum kasus ini, ada beberapa kasus serupa di mana produk makanan diboikot. Mulai dari nasi Padang hingga produk cokelat.
Dilansir dari berbagai sumber, berikut 5 kasus pemboikotan pada produk makanan.
1. Produk Makanan Prancis
![]() |
Buntut dari ucapan Presiden Prancis Emmanuel Macron yang dianggap melecehkan Nabi Muhammad SAW, membuat banyak minimarket di Indonesia memboikot semua produk makanan Prancis.
Bahkan Majelis Ulama Indonesia (MUI) (30/10) juga mengimbau kepada umat Islam untuk memboikot semua produk yang berasal dari Prancis.
Di Instagram juga berseliweran beberapa video yang memperlihatkan minimarket di Indonesia yang mulai memboikot produk makanan. Mulai dari produk susu, air mineral, minuman hingga camilan.
Pusat perbelanjaan yang melakukan pemboikotan pada produk Prancis adalah minimarket Basmalah dan juga supermarket Dalwa Mart. Tampak dalam video, rak-rak berisi produk makanan Prancis telah dikosongkan.
Baca Juga : Produk Makanan Prancis Mulai Diboikot di Banyak Minimarket Indonesia
2. Nasi Padang
![]() |
Di Indonesia juga pernah viral ajakan untuk memboikot nasi Padang. Ajakan boikot berawal dari kekalahan Jokowi-Ma'ruf Amin versi quick count di Sumatera Barat saat pemilu tahun lalu.
Saat itu ada seorang pengguna Facebook yang mengajak masyarakat untuk tidak lagi makan nasi Padang. Namun, banyak masyarakat Indonesia yang tidak setuju.
Mengingat nasi Padang merupakan kuliner Indonesia yang menjadi warisan budaya. Banyak masyarakat Indonesia yang menyukai setiap racikan nasi Padang.
Selain itu, nasi Padang juga dimintai oleh para turis. Bahkan restoran Padang juga banyak ditemui di negara-negara lain.
Baca Juga : Jangan Boikot Nasi Padang! Ini Bukti Kepopulerannya di Mancanegara
3. Starbucks
![]() |
Pemboikotan Starbucks pernah ramai diperbincangkan oleh Indonesia hingga Malaysia. Pemboikotan itu terjadi karena Starbucks dianggap memberi dukungan terhadap LGBT.
Sementara hal tersebut tidak sesuai dengan 'ideologi negara'. Seruan boikot Starbucks itu muncul pertama kali di Twitter dengan taga #boikotstarbucks.
Bahkan beberapa pihak tertentu mendorong Pemerintah untuk menarik izin operasi Starbucks, lapor BBC Indonesia.
Peristiwa ini terjadi pada tahun 2017 lalu. Seruan boikot Starbucks itu menuai pro dan kontra.
Sementara PT Sari Coffee Indonesia yang memegang lisensi Starbucks menyebut bahwa mereka selalu mematuhi peraturan yang berlaku dan menghargai nilai-nilai budaya Di Indonesia.
4. MCD di India
![]() |
Kasus pemboikotan produk makanan juga pernah terjadi di India. Pada 2019 lalu, ramai seruan untuk memboikot McDonald's gerai fast food asal Amerika.
Seruan tersebut berawal dari MCD di India mengumumkan di Twitter bahwa mereka akan menyajikan makanan halal di seluruh restorannya. Hal itu membuat masyarakat India menjadi murka.
Pasalnya sebagian besar masyarakat India menganut agama Hindu, yang mana mereka tidak bisa mengonsumsi daging sapi. Selama ini MCD di India hanya menyajikan menu berbahan vegan, ayam dan ikan saja.
Menu halal yang ingin disajikan MCD tersebut dianggap telah mengkhianati kepercayaan Hindu. Tagar #BoycottMcDonalds pun menjadi trending di India.
5. Toblerone
![]() |
Produk cokelat terkenal Toblerone pernah mendapat seruan boikot dari kubu sayap kanan di Eropa. Hal tersebut berawal dari Toblerone yang menyertakan sertifikat halal di produknya.
Pada 2018 lalu, pabrik Toblerone di Bern, Swiss telah mendapat sertifikat halal. Namun, Partai Nasional Jerman menganggap itu sebagai langkah Islamisasi di Eropa.
"Islamisasi tidak seharusnya dilakukan, termasuk di Jerman dan Eropa," cuitnya di Twitter (20/12/18).
Tagar #boycottoblerona pun mencuat di jejaring sosial di Eropa. Sementara itu, pihak dari Departemen Sertifikasi Halal Umar al-Qadri menegaskan bahwa proses produksi cokelat itu tidak diubah untuk mendapatkan sertifikasi halal.
Baca Juga : Sederet Supermarket Arab Boikot Produk Prancis, Ini Daftarnya
Simak Video "Video Siswa soal MBG Beras Dibagikan Seminggu Sekali: Cuma Cukup 2 Hari"
[Gambas:Video 20detik]
(raf/odi)