Dulu Korban PHK, Kini Jacky Sukses Jadi Pengusaha Klappertaart

Dulu Korban PHK, Kini Jacky Sukses Jadi Pengusaha Klappertaart

Wisma Putra - detikFood
Minggu, 04 Okt 2020 10:30 WIB
Dulu Korban PHK, Kini Zacky Sukses Jadi Pengusaha Klappertaart
Foto: Wisma Putra/dok. detikcom
Bandung -

Kisah insipiratif dibagikan Jacky Rezano Masui, pengusaha klappertaart Bandung. Dulu ia adalah korban PHK kemudian gigih memperkenalkan klappertaart di kota kembang.

Bandung memang dikenal dengan oleh-olehnya. Jika pulang berwisata dari Bandung, kita pasti membawa oleh-oleh brownies, pisang bolen, batagor, gorengan tempe atau tape singkong.

Tapi selain itu, ada oleh-oleh populer yang juga dikenal dari Bandung. Berupa klappertaart yang dijual toko kue Denhaag Klappertaart yang sudah bertahan selama 15 tahun.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dulu Korban PHK, Kini Zacky Sukses Jadi Pengusaha KlappertaartDulu Korban PHK, Kini Jacky Sukses Jadi Pengusaha Klappertaart Foto: Wisma Putra/dok. detikcom

ADVERTISEMENT

Pemilik Denhaag Klappertaart Cafe, Jacky Rezano Masui mengatakan mulai jual kue khas Manado ini pada 15 Oktober 2005. Tepatnya selepas Jacky diberhentikan dari pekerjaannya sebagai pegawai bank di Jakarta.

"Jadi dagang itu, pertama kali 15 Oktober tahun 2005 kita bertempat di jalan Kiyai Gede Utama Dago, berawal dari teras rumah dengan sebuah etalase kecil ukuran 1,5 meter. Kita cuma jual klappertaart panggang, kita tetap optimis dan berpikir Bandung sebagai kota wisata pasti butuh oleh-oleh," katanya kepada detikFood di salah satu gerai Denhaag Klappertaart yang ada di Jalan Bangreng, Turangga, Kota Bandung, Sabtu (3/10/2020).

Jacky mengungkapkan, awalnya memang tidak banyak yang tahu klappertaart yang ia buat. Malah orang-orang susah menyebut nama makanan yang memiliki bahan utama kelapa muda ini. Tapi, seiring waktu berjalan klappertaart yang diproduksi secara rumahan oleh Jacky dan istrinya mulai dikenal.

Dulu Korban PHK, Kini Zacky Sukses Jadi Pengusaha KlappertaartDulu Korban PHK, Kini Jacky Sukses Jadi Pengusaha Klappertaart Foto: Wisma Putra/dok. detikcom

"Akhirnya orang-orang mulai mengenal, kalau di bahasa Indonesia kan itu kue kelapa muda, berbahan baku terigu, telur, susu yang diracik. Pada saat dijual memang awalnya sedikit sekali penjualan cuman beberapa biji, setelah itu kebetulan momen akhir tahun, saat itu juga mulai dikenal orang. Kita berjualan di dagu hanya dua bulan, lalu pindah ke depan Factory Outlet (FO) di Jalan Riau," ungkapnya.

Tahun 2005, FO di Jalan Riau memang sangat dikenal khususnya bagi wisata yang berasal dari kota-kota besar di Indonesia. Memanfaatkan peluang itu, Jacky berjualan didepan salah satu FO masih dengan menggunakan etalase kecilnya.

"Kita jualan di depan teras, dengan sebuah etalase dan kulkas, tiap hari didorong keluar dan dimasukkan lagi kalau setelah berjualan, setelah itu semakin dikenal produk ini, dari situ kita dikenal," ujarnya.

Dulu Korban PHK, Kini Zacky Sukses Jadi Pengusaha KlappertaartDulu Korban PHK, Kini Jacky Sukses Jadi Pengusaha Klappertaart Foto: Wisma Putra/dok. detikcom

Butuh waktu tak sebentar agar klappertaart miliknya dikenal oleh orang. Jacky membutuhkan waktu selama dua tahun dalam rentang waktu tahun 2005-2007 banyak lika-liku dalam berbisnis klappertaart ini.

"Booming di tahun 2007 kami diliput salah satu stasiun TV, di acara hits Wisata Kuliner Trans TV, kita dapat diliput dan ditayangkan di acara itu. Responnya sangat luar biasa bahwa ketika disiarkan dan rating acara sedang tinggi banyak yang nonton dan merespon dengan berkunjung dan berbelaja kue itu," ucap Jacky mengisahkan perjalanan bisnisnya.

Sejak itu, semakin banyak orang datang dan semakin luas pangsa pasar klappertaart miliknya. Animo masyarakat cukup besar dan orang-orang yang membeli klappertaart miliknya datang lagi sebagai langganan.

"Datang lagi dan lagi, juga mengenalkan ke yang lain, sehingga 2007 itu cabang kami ada dua, bertambah terus sampai sekarang 2020 ada sembilan cabang," ujar Jacky.

Saat disinggung, mengapa klappertaart yang ia jual sebagai bisnis oleh-oleh yang ia pilih? Jacky yang sebelumnya tinggal di Jakarta bilang dirinya merasa bosan jika pulang berlibur dari Bandung dan membawa oleh-oleh yang itu-itu saja. Maka dari itu, ia memilih klappertaart untuk bisnisnya.

Dulu Korban PHK, Kini Zacky Sukses Jadi Pengusaha KlappertaartDulu Korban PHK, Kini Jacky Sukses Jadi Pengusaha Klappertaart Foto: Wisma Putra/dok. detikcom

"Saya lihat belum ada klappertaart, dari situ saya coba kenalkan, kita berusaha kenalkan walau pada awalnya berat untuk mengenalkan kue ini, karena orang lebih mengenal makanan lainnya. Saat itu saya posisikan sebagai pembeli, seandainya saya datang ke Bandung masa harus bawa brownis, pisang bolen, batagor, setiap kali ke Bandung dan pulang ke Jakarta lama-lama bosan," jelasnya.

detikcom berkesempatan mencicipi klappertaart yang diproduksi Jacky, ada dua jenis menu klappertaart yaitu panggang dan basah dengan varian rasa dan toping dari mulai almond, kosmos, kenari, keju, juga berbagai ukuran dari mulai ukuran regular, medium, dan besar.

Dari Pegawai Hingga Jadi Bos

Jacky sedikit berbagai kisah suksesnya kepada detikFood. Sejak menjadi korban PHK tahun 2005 itu ia berusaha bangkit dan pindah ke Bandung untuk memulai bisnis oleh-oleh ini

"Lika-liku, itu awal-awal tiga bulan pertama kami hampir menyerah, karena pada saat itu modal kami menipis, hampir enggak bisa berpikir, tapi ketika itu Bulan Desember kami dapat banyak order dan untuk akhir tahun," paparnya.

Dulu Korban PHK, Kini Zacky Sukses Jadi Pengusaha KlappertaartDulu Korban PHK, Kini Jacky Sukses Jadi Pengusaha Klappertaart Foto: Wisma Putra/dok. detikcom

Menurutnya, hampir setengahnya uang pesangon yang didapat digunakan untuk modal membuat kue ini.

"Pas PHK dapat uang Rp 70 juta, pakai modal Rp 40 juta, sisanya Rp 30 bayar utang kartu kredit. Modal awal Rp 40 juta digunakan untuk beli satu oven, mixer dan peralatan lain seperti loyang dan peralatan kue lainnya," ujar Jacky.

Jacky juga sempat pesimis dengan bisnisnya ini, pasalnya saat pertama mendirikan bisnisnya ini kurang dari 10 bji klappertaart dibuatnya setiap hari.

"Tiap hari 4 biji, paling top 16 biji Sabtu-Minggu pas pindah kedepan FO, Sabtu-Minggu sampai 150 biji. Kalau sekarang sekali produksi bisa ratusan per hari. Sekitar 200-300 sehari," tutupnya.

Halaman 2 dari 2
(adr/adr)

Hide Ads