Kafe kematian hadir di Korea Selatan untuk bantu pengunjung melepas stress. Mereka bisa berbaring di peti mati dan bahkan menulis kata-kata terakhir untuk kerabat.
Kehadiran kafe bertema kematian atau Death Cafe di Korea Selatan bukan tanpa alasan. Meski menyeramkan, kafe ini jadi tujuan banyak orang untuk melepas stress. Apalagi di Korea Selatan, jam kerja pegawai terbilang sangat tinggi.
Di kafe kematian, ada 'ritual' yang bisa dilakukan pengunjung. Seperti berbaring di peti mati, menghadiri upacara kematian, hingga memberikan pesan terakhir untuk keluarga, kerabat, dan orang-orang terdekat lainnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
detikFood merangkum fakta unik seputar kafe kematian yang banyak muncul di Korea Selatan, seperti berikut:
1. Menjadi tempat untuk refleksi diri
![]() |
Aktor Ravi Patel melalui tayangan HBO Max bercerita pada Insider (2/9) bahwa kafe kematian ini sebenarnya diciptakan sebagai tempat untuk refleksi diri. Ia sendiri berkesempatan mengunjungi langsung kafe kematian dalam rangkaian acara "Ravi Patel's Pursuit of Happiness".
Patel berujar, "Ini liar, tetapi intinya adalah untuk mengingatkan Anda tentang tujuan, tentang apa yang penting dalam hidup, dan bagaimana bisa fokus pada hal-hal yang Anda syukuri."
Saat ke sana Patel mendapati banyak elemen unik dari kafe kematian. Mulai dari mengenakan pakaian tradisional Korea khusus untuk menghadiri pemakaman hingga berbaring di peti mati tertutup. Kondisi ini diharapkan bisa memicu seseorang untuk refleksi diri.
2. Alasan di balik kafe kematian
![]() |
Di Korea Selatan, waktu bekerja per minggu tiap pegawai sangatlah lama. Durasinya bisa mencapai 52 jam. Selain itu tingkat bunuh diri di Korea Selatan juga cenderung lebih tinggi dibanding negara berkembang lainnya.
Karenanya kafe kematian hadir bagi mereka yang merasa stress. Dengan datang ke kafe ini pengunjung diharapkan bisa menilai kembali prioritas hidup mereka sebelum terlambat.
Seluruh rangkaian upacara pemakaman membuat pengunjung bisa membayangkan kalau hidup mereka tidaklah abadi. Setibanya di kafe, pengunjung akan difoto dan hasilnya akan dipajang di acara pemakaman. Pengunjung juga diminta menulis kata-kata terakhir mereka untuk ditulis di batu nisan nantinya.
3. Ritual di kafe kematian
![]() |
Pemimpin pemakaman di kafe kematian bertugas mengarahkan kegiatan pengunjung selama ada di dalam. Pertama, pengunjung dikumpulkan di sebuah ruangan. Mereka diajak tertawa bersama-sama untuk terakhir kalinya.
Lalu seorang pria berjubah hitam mengarahkan mereka ke sebuah ruangan yang dipenuhi deretan peti mati kayu. "Pergi ke pemakaman mengajari Anda bagaimana menjalani hidup Anda," kata pemimpin pemakaman.
Para pengunjung kemudian duduk di depan foto pemakaman dan lilin peringatan. Pengunjung diminta memikirkan bagaimana jika mereka akan menjalani hidup secara berbeda jika hanya punya sisa waktu 6 bulan.
"Apakah kamu yakin tidak memiliki penyesalan dalam hidup?" tanya pemimpin pemakaman. "Dan kami juga ingin bertanya pada diri sendiri, mengapa kami hidup begitu keras?"
Selanjutnya pengunjung diajak masuk ke peti mati. Mereka berbaring selama 15 menit dalam kondisi peti tertutup.
4. Kafe kematian di Thailand
![]() |
Sama-sama berkonsep kafe kematian, di Thailand ada The Kid-Mai Death Cafe yang bisa disambangi. Interiornya serba hitam yang semakin menguatkan kesan kematian.
Ada juga dekorasi bunga kematian dan peti mati di sini. Pun urusan nama menu tak luput dari unsur kematian, seperti "menyakitkan" hingga "penuaan". Kafe ini diciptakan dengan tujuan khusus oleh pemiliknya.
Mereka menyebut The Kid-Mai Death Cafe sebagai "death awareness cafe." Para pengunjung yang datang ke sini diharapkan bisa menerima bahwa suatu saat mereka akan meninggal. Karenanya mereka harus menikmati tiap momen apapun dalam hidup.
Baca Juga: Hiii.. Kafe Tema Kematian Ini Hadirkan Peti Mati Sungguhan!
5. Kafe kematian di London
![]() |
Tahun 2015, Death Cafe buka di London, Inggris. Konsepnya tak terlalu menyeramkan seperti kafe-kafe kematian di tempat lain. Mampir ke sini pengunjung seperti santai di coffee shop biasa, hanya saja obrolannya tentang kematian.
Yap! Kematian di sini dibicarakan lebih terbuka dan menyenangkan. Salah satu pendiri kafe mengatakan bahwa membicarakan kematian adalah kegiatan yang sehat dan produktif.
Sebelumnya Death Cafe berkonsep pop-up. Diluncurkan pertama kali oleh Jon Underwood di Hackney, London pada tahun 2011. Kemudian setelah itu ada lebih dari 2.400 Death Cafe berdiri di 32 negara.
Baca Juga: Death Cafe, Kafe untuk Ngobrol Soal Kematian akan Buka Permanen di London
(adr/odi)