Seorang pria bernama Zakaria Sidik tengah sibuk jadi petani magang di Jepang. Ia bercerita bisa mendapatkan uang puluhan juta rupiah dalam sebulan.
Banyak orang gengsi jadi petani, padahal pekerjaan ini sangat dibutuhkan. Memilih untuk magang jadi petani di Jepang, seorang youtuber membeberkan seluk beluk pekerjaannya. Termasuk juga soal pendapatan bulanannya.
Zakaria yang kini tengah magang jadi petani di kawasan Ibaraki, Jepang rutin membagikan pengalamannya lewat youtube channelnya. Zakaria sering berbagi cerita soal dirinya yang sibuk menanam dan menjaga sayuran pertanian di Jepang.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
Baca juga : Hebat! Anak Muda Lulusan UGM Ini Pilih Jadi Petani, Ini Kisahnya
Menurut Zakaria, semakin sibuk aktivitas di pertanian maka semakin banyak juga penghasilan yang bisa didapatkan. Zakaria menjelaskan pada bulan-bulan tertentu seperti bulan Februari, Maret, April, September, Oktober dan November adalah bulan paling sibuk di sektor pertanian Jepang.
"Musim panen bisa mengantongi Rp 20-40 juta sebulan untuk di kebun dataran tinggi. Tapi nggak setiap bulan. Bulan 2, 3, 4, 9, 10, 11 ini sangat sibuk tapi sebanding dengan pendapatan," ujar Zakaria.
Penghasilan ini juga dipengaruhi berbagai faktor mulai dari jam kerja, upah minimun di daerah dan juga kurs rupiah yang berlaku saat itu. Zakaria mengaku bekerja di pertanian dataran rendah, penghasilannya tidak sampai Rp 40 juta namun ia setiap bulannya minimal bisa mengantongi Rp 15 juta.
Zakaria juga membeberkan jenis sayuran yang ditanam di perkebunan tempatnya bekerja. "Tanamannya di sini ada kubis, selada, jagung seperti yang di ujung sana, ada juga wortel, daun bawang, cabai," beber Zakaria.
![]() |
Soal menjadi petani di Jepang, Zakaria mengaku justru senang saat banyak kerjaan, terutama saat musim panen. Itu artinya ada banyak pundi-pundi uang yang bisa ia kumpulkan, karena di Jepang sistem kerjanya dihitung perjam.
"Kalau saya di sini sebulan sekitar Rp 15 juta ya pasti, tapi kalau pas panen sekitar Rp 25-27 jutaan sebulan," beber Zakaria yang mendapat program magang selama 3 tahun.
Pendapatannya ini belum bersih, karena ia masih harus menyisihkan uang untuk kebutuhan harian. "Butuh makan, jajan, bayar pulsa sendiri, ya uang segitu masih belum bersih. Kan kita ada kebutuhan juga," kata Zakaria.
Ada beberapa video yang dibagikan Zakaria seputar jadi petani magang di Jepang. Menurutnya, kerjaan bisa sangat santai tapi ada kalanya jadi berat.
"Ini ada yang tanya, kerja magang jadi petani di Jepang santuy nggak kerjanya? Tergantung, kayak ini lagi santuy seharian saya cuma buang daun cabai saja," jawab Zakaria.
Hal yang paling sulit, menurut Zakaria adalah untuk lolos magang di Jepang. Ada banyak tahapan tes yang harus dilalui. Ketika gagal dalam tes maka kontrak magangnya tidak bisa dilanjutkan.
![]() |
Baca juga : Salut! Mantan Preman Ini Sekarang Diakui Sebagai Petani Panutan
Zakaria sangat menikmati pekerjaannya karena ia pernah sekolah bertani dan memiliki orang tua petani. Postingan video soal bertani di Jepang ini menarik banyak perhatian.
"Semangat... Mas zakaria... Anda adalah pemuda harapan bangsa... Kelak pulang ke Indonesia menjadi pengusaha sukses..." kata netizen.
"Buang daun cabe doang bisa sejahtera banget.. Jepang hebat.. Kalo Di Indonesia.. JURAGAN PETANI pun masih miskin,buat makan aja susah," sahut netizen lain.
Di kolom komentar juga banyak netizen yang tertarik mencoba peruntungan menjadi petani di Jepang. Banyak yang bertanya bagaimana cara dan syaratnya agar bisa berangkat jadi petani juga di Jepang.
(dvs/odi)