Sego Godog Pak Pethel sudah kondang sedapnya. Pembeli harus antre hingga 1-2 jam atau bahkan lebih untuk menikmatinya, tergantung jumlah antrean.
Sego Godog atau nasi rebus memiliki komposisi yang hampir sama dengan Mie Rebus. Hanya saja yang membedakan adalah nasi dan saus kecap. Sego Godog Pak Pethel yang terletak di Ngaglik, Pendowoharjo, Kec. Sewon, Kabupaten Bantul , DIY tak pernah sepi pembeli bahkan di masa pandemi. Setiap harinya rata-rata terjual 80 porsi Sego Godog.
Slamet, pemilik warung Sego Godog yang dikenal dengan Pak Pethel menceritakan inspirasinya membuat Sego Godog berawal dari Pak Lik atau pamannya yang sedang masuk angin. Kemudian ia membuatkan Sego Godog. Begitu mengonsumsi Sego Godog buatan Pak Pethel, Pak Liknya langsung sembuh. Dari situlah akhirnya ia memulai membuat Sego Godog di malam hari.
"Dulunya Pak Lik saya masuk angin. Terus saya buatkan Sego Godog. Panas kan, kemepyar terus bisa sembuh," kata Pak Pethel saat ditemui detikcom di lokasi, Minggu (16/08).
![]() |
Baca Juga: Hanya dengan Rp 3 Ribu, Bisa Kenyang Makan Nasi Penjara di Malang!
Pak Pethel mulai berjualan pada tahun 1986 saat itu ia masih kelas 2 SMA. Pagi hari ia gunakan untuk sekolah dan malam harinya ia berjualan. Dulu, harga seporsi Sego Godog masih 150 rupiah.
"Pertama kali (jualan) tahun 1986. Masih sekolah dulu. SMA kelas 2," lanjutnya.
Dari pukul 16.00 WIB Pak Pethel sudah mulai mempersiapkan untuk masakannya. Sedangkan untuk persiapan bumbu dilakukan sejak pagi hari. Ia mulai memasak untuk para pembelinya pada pukul 19.00 WIB.
![]() |
"Kalau persiapan sudah dari jam 16.00 WIB tadi. Tapi kalau buat bumbunya sudah dari pagi. Kan harus kupas-kupas bawang merah, bawang putih gitu. Terus nanti kan ditumbuk, jadi lama," ia menambahkan.
Untuk memasak satu porsi Sego Godog membutuhkan waktu 8-10 menit. Dalam satu jam sebanyak 12 porsi bisa tersaji di hadapan pembeli yang mengantre.
Salah satu keistimewaan Sego Godog Pak Pethel adalah cara masaknya yang tradisional. Ia memasak dengan menggunakan tungku. Hal itulah yang membuat cita rasa masakan berbeda dibandingkan dengan menggunakan kompor. Terdapat tiga tungku yang ada di dapurnya. Tak heran jika pembeli harus antre berjam-jam karena tungkuterbatas, ditambah Pak Pethel sendiri yang memasak.
"Rasanya itu beda kalau pakai tungku. Katanya orang-orang begitu," ucapnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
Satu porsi Sego Godog disajikan dalam mangkuk besar. Terdapat nasi, bihun, kol, suwiran ayam kampung, telor ayam utuh satu butir, bumbu rempah, dan kuah kaldu yang panas. Bahan-bahan yang digunakan adalah bahan pilihan.
"Kualitas bumbunya juga pengaruh. Maksudnya bahannya yang bagus. Saya bawang brambang ini milih satu-satu lho saya ini. Saya nggak mau kalau bahannya kualitasnya nggak baik. Jadi apa-apanya pilihan," tegas Pak Pethel.
"Ayamnya juga pengaruh ini. Kuahnya juga. Kalau ayamnya nggak sehat ya bumbunya pengaruh nanti beda," tambanya.
Baca Juga: Inspiratif! Di Yogyakarta Ada Etalase Nasi Gratis, Siapapun Bisa Ambil dan Isi
![]() |
Sebelum tahun 2013, Pak Pethel berjualan di utara Masjid Agung Manunggal Bantul. Baru tahun 2013 ia pindah ke rumahnya di Ngaglik, Pendowoharjo, Kec. Sewon. Sego Godog Pak Pethel buka setiap hari pada pukul 19.00-01.00 WIB.
Saat ini Sego Godog dibanderol harga Rp16.000 sudah termasuk minum. Untuk mengurangi banyaknya antrean, pembeli disarankan untuk melakukan pemesanan terlebih dahulu melalui SMSatau telepon.
"Bisa pesan dulu. Ini saja sudah ada yang pesen dari kemaren. Nanti kalau sudah datang orangnya langsung dimasak," tutupnya.
(yms/odi)